Jakarta, Lontar.id – Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyebut jika ada pihak-pihak yang sengaja menggunakan strategi untuk memecah belah kesatuan. Misalnya dengan menggunakan strategi pengeboman.
Secara spesifik, ia menyebut kalau banyak otak-otak jahat di dunia intelijen. “Karena di dunia ini banyak otak-otak kejam, otak-otak jahat banyak yang berkumpul di dunia intelijen,” kata Prabowo, Minggu (3/3), di Hotel Grand Sahid Jaya.
“Untuk mengadu domba, kadang di suatu negara, ada Islam Sunni, Islam Syiah. Nanti ada pihak ketiga, dia bom Masjid Sunni dan bom Masjid Syiah,” ujarnya.
Hal itu disebut sebagai strategi klasik yang telah dia pelajari saat di dunia militer. Makanya, Prabowo meminta publik tak serta merta menyimpulkan suatu kejadian.
“Itu klasik, namanya pelajaran itu adalah divide et impera, divide and rule, pecah belah. Saya belajar ilmu militer, ilmu perang, di situ ada ilmu macem-macem; intel, ilmu sandi yudha,” lanjut dia.
“Jadi umpamanya, ada aksi teror, ledakan, ledakan bom. Langsung sudah dicap yang melalukan adalah umat Islam. Padahal belum tentu, bisa umat Islam, bisa juga bukan umat Islam,” tukasnya.