Jakarta, Lontar.id – Sudah hampir sebulan jejak keberadaan Galih Andika (20) tak kunjung diketahui. Galih Andika dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu 10 Februari 2019 lalu.
Memasuki hari ke-23, Selasa (5/3/2019) hari ini, belum ada tanda-tanda Galih bakal ditemukan. Pihak keluarga masih belum menyerah. Banyak cara mereka lakukan, termasuk melibatkan orang pintar (dukun). Hanya saja, keberadaan Galih masih misterius.
“Sudah pernah bawa orang pintar, sudah banyak yang didatangkan, tapi belum ada hasilnya,” kata Desy yang merupakan sepupu Galih saat dihubungi Lontar.id.
Desy mengatakan, hingga kini pihak keluarga mereka masih optimis Galih bakal ditemukan. Ia mengaku berencana akan ikut menginap di Desa Lembanna akhir pekan ini.
Baca Juga: Dua Pekan Berlalu Pasca Hilangnya Pendaki di Bawakaraeng
Dia akan menyisihkan waktu luang di luar dari hari kerja, agar bisa menunggu bersama sejumlah keluarganya yang telah lebih dulu berada di sana.
“Saya mau berangkat kemarin, tapi dialihkan pada hari Sabtu dan Minggu ini. Insya Allah rencananya mau berangkat sama kakak kandungnya, tapi masih tentatif dia bisa berangkat,” ujar Desy.
Keluarga Setia Menunggu di Kaki Gunung
Kedua orang tua Galih, Mujiono dan Sri Wijayanti serta beberapa keluarganya secara bergantian menginap di Desa Lembana, yang berada di kaki Gunung Bawakaraeng. Mereka terus menunggu kabar soal Galih dari para tim gabungan yang masih setia melakukan pencarian.
Desy mengatakan, ayah Galih, Mujiono terus mengikuti proses pencarian. Sejak proses pencarian awal kata Desy, Mujiono sudah menunggu di Desa Lembana, dan sesekali ia juga harus kembali ke Makassar lantaran harus masuk kerja.
Baca Juga: Bawakaraeng, Pendaki Hilang, dan Cerita Pasar Hantu
Selain sang ayah, Ibu Galih, Sri Wijayanti juga pernah menginap di Desa Lembanna, dan ikut menunggu informasi dari tim pencari.
“Bapaknya menginap di sana (Desa Lembanna) sejak pencarian dilakukan, dan kadang turun ke Makassar,” ujar Desy.
Pencarian Galih Terus Berlanjut
Sebelumnya, Tim SAR gabungan yang telah berusaha mencari keberadaan Galih selama sepekan tak kunjung menuai hasil. Pencarian dihentikan sejak, Senin (18/2/2019).
Tim SAR gabungan telah menyisir nyaris keseluruhan lokasi di pos V dan VI. Itu berdasarkan informasi dari dua rekan Galih yang melaporkan hilangnya rekan mereka saat melakukan perjalanan antara pos VI dan V.
Sepekan pasca pencarian dihentikan, sejumlah tim independen yang terdiri dari gabungan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) masih terus melanjutkan pencarian.
Guna mencari keberadaan Galih, mereka membuka jalur baru, namun masih belum menemui hasil. Siput, salah seorang anggota pencari Galih, saat dihubungi Lontar.id mengatakan, ia bersama para rekannya tetap berusaha mencari Galih hingga berhasil ditemukan.
“Maaf baru balas, baru ada jaringan. Sampai saat ini korban belum ditemukan. Saya naik (mulai) tanggal 26 Februari,” kata Siput yang bernama lengkap Andi Syahdatul. Kendala jaringan di lokasi pencarian membuat komunikasi masih terbatas.
Siput hanya memberikan informasi, bahwa dirinya bersama dengan rekan tim pencarian masih terus berupaya mencari jejak keberadaan Galih.
Sementara, Humas Basarnas Makassar, Adhe Hamsidar mengatakan, dirinya belum menerima informasi perkembangan terakhir dari tim pencarian independen.
“Belum ada perkembangan, karena di hari ke tujuh kita kan menghentikan pencarian,” katanya.
Menurut Ade, jika Basarnas mendapatkan kepastian informasi terbaru terkait jejak keberadaan Galih, pihaknya akan langsung membentuk tim pencarian gabungan dan menurunkannya ke lokasi.
Tim tersebut lanjutnya, akan menghimpun tim relawan yang mau bersedia turun bersama Basarnas. Biasanya, kata Adhe, akan melibatkan dari organisasi Mapala, LSM, Mahasiwa dan relawan lainnya.
“Jadi bisa dilakukan operasi SAR kembali, kalau ditemukan tanda-tanda keberadaan korban. Kita akan turunkan tim ke sana, kalau memang pasti (jejak keberadaan Galih),” ujarnya.
Penulis: Ruslan