Perkembangan teknologi terus melesat. Kemajuannya kadang sulit dicerna logika. Siap atau tidak, manusia dituntut untuk beradaptasi.
Lontar.id -Di Tiongkok, kantor berita Xinhua melakukan gebrakan. Mereka mulai melibatkan robot berbentuk manusia dalam menunjang kerja-kerja jurnalistik. Kecanggihan sang robot bahkan telah dipersenjatai dengan kecerdasan buatan.
Robot yang ditampilkan Xinhua itu langsung menjadi pembawa acara berita. Jika dilihat sekilas, bentuk robot nyaris sempurna mirip manusia.
Ekspresi berupa mimik dan tingkah laku humanis terlihat kala robot menyampaikan kabar kedatangan para delegasi pertemuan tahunan Parlemen China di Beijing.
Baca Juga: Pertahanan Terakhir ISIS Ditembus, Ada WNI yang Dievakuasi
Dikutip dari The Straits Times, robot tersebut diberi nama Xin Xiaomeng, yang berwujud wanita etnis Han. Dia berambut pendek, mengenakan blus merah muda dan anting kecil di kedua telinganya. Penampilannya merupakan yang pertama untuk jenisnya di dunia.
Xiaomeng tampil selama satu menit dalam siaran berita petang kantor berita Xinhua, dan seketika menjadi bahan pembicaraan di media sosial setempat, Weibo.
Penciptaan Xin Xiaomeng sendiri didasarkan pada wujud asli dari Qu Meng, salah seorang presenter populer di Tiongkok. Dan, pengerjaannya dilakukan bekerjasama dengan perusahaan teknologi Sogou Inc.
Ini bukan yang pertama kali dilakukan kantor berita Xinhua. Pada November tahun lalu, dua robot pria juga dihadirkan tengah membacakan berita tepatnya di tengah gelaran World Internet Conference di Kota Wuzhen.
Baca Juga: Warga Venezuela Terpaksa Makan Daging Anjing
Tiongkok mencoba terus meningkatkan kemajuan teknologinya. Mengembangkan kecerdasan buatan menjadi tantangan yang akan terus dimaksimalkan. Teknologi itu tak hanya ditanamkan pada robot. Akan tetapi kecerdasan buatan itu juga akan disematkan pada beberapa alat yang menunjang aktivitas manusia. Mulai dari peralatan pengintai hingga kendaraan.
Sementara itu, menurut riset terbaru oleh Dentsu Aegis Network (DAN), diketahui bahwa rakyat Tiongkok paling optimistis menghadapi pengaruh teknologi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dibandingkan negara lain.
“Hal ini karena orang-orang Tiongkok percaya bahwa sistem pendidikan mereka mampu memberikan ilmu dan perangkat yang mereka butuhkan untuk sukses, terlepas dari apapun yang terjadi di masa depan,” ujar chief executive officer Dentsu Aegis Network China, Susana Tsui, sebagaimana dilansir situs Entrepreneur.com.
Baca Juga: Investasi 10 Juta Pil Sabu Senilai Rp188 Miliar Disita di Myanmar
Laporan dari riset tersebut juga menunjukkan 68 persen masyarakat Tiongkok merasa optimistis dengan pendidikan formal yang mereka terima. Angka ini sangat tinggi saat dibandingkan dengan rata-rata optimisme masyarakat global, yakni 41 persen.
Menurut Tsui, pemerintah Tiongkok cepat tanggap dalam menerima dan bereksperimen dengan teknologi baru di sekolah-sekolah. Tujuannya ialah untuk mengembangkan generasi baru yang terbiasa bekerja berdampingan dengan kecerdasan buatan.
“Kelas AI akan disertakan di sekolah dasar dan menengah, sedangkan buku baru tentang AI tengah dikembangkan oleh ahli, yang nantinya akan mencakup topik seperti teknologi pengenal wajah (facial recognition) dan kemudi otonom (autonomous driving),” pungkas Tsui.