JAKARTA, LONTAR.id – “Tahun 2018 bisa dibilang sebagai tahun bencana,” demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada Wartawan di kantornya, Jl Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Senin (31/12/2018) kemarin.
Sutopo menjelaskan, tahun bencana disematkan di 2018 bukan karena meningkatnya bencana yang terjadi, akan tetapi besarnya jumlah korban dari dampak bencana selama 2018 dibandingkan 10 tahun terakhir.
Data BNPB sepekan sebelum bencana tsunami di selat Sunda (14/12/2018), telah terdata jumlah 2.436 kejadian bencana di Indonesia. Sementara jumlah kejadian bencana diperkirakan tak jauh berbeda dengan jumlah bencana tahun 2016 dan 2017, yaitu 2.306 dan 2.391 kejadian.
Rentetan bencana sejak 2007 hingga 2018 dalam rilis BNPB menyebutkan, beberapa kejadian bencana besar yang menimbulkan banyak korban adalah di 2009, 2010 dan terbesar di 2018. Pada 2009 tercatat 1.245 kejadian bencana.
Gempa cukup besar di Jawa Barat dan gempa di Sumatera Barat juga terjadi pada masa itu. Dampak bencana selama 2009 adalah 1.767 korban meninggal dunia dan hilang, 5.160 orang luka-luka, dan 5,53 juta orang mengungsi dan terdampak bencana.
“Dilihat dari jumlah korbannya, jadi selang 2007 sampai 2018, tahun ini adalah tahun yang terbesar bencananya yang menimbulkan korban meninggal dunia paling banyak. Kerugian ekonominya juga paling besar,” ujar Sutopo.
Dijelaskan Sutopo, jumlah korban meninggal dunia tahun 2018 naik menjadi 984 persen, sementara korban hilang meningkat 1.972 persen dibandingkan musibah pada tahun-tahun sebelumnya.
Korban luka-luka naik 1.996 persen dan korban mengungsi dan terdampak juga naik 178 persen dan jumlah rumah rusak naik 1.341 persen.
“Bencana 2018 ini adalah yang terbesar sejak tahun 2007 sampai 2018,” ujarnya.
Berikut 3 bencana besar yang paling banyak menimbulkan korban jiwa sepanjang 2018:
Gempa bumi Lombok, NTB
Dari deretan gempa bumi yang terjadi di Lombok, NTB, gempa paling besar terjadi pada 5 Agustus 2018. Gempa berkekuatan 7 Magnitudo menyebabkan ribuan bangunan runtuh. Bahkan, dampak gempa juga menimbulkan gelombang tsunami. BNPB mencatat 564 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut. Hampir 1600 lainnya terluka, dan lebih dari 445 ribu orang harus mengungsi karena kehilangan tempat tinggal.
Gempa Bumi, Tsunami, dan Likuifaksi
Gempa bumi 7,4 Magnitudo serta tsunami, dan likuifaksi di Palu dan Donggala, Kamis (28/9/2018) merupakan yang terdahsyat selama 10 dekade terakhir di Indonesia. Data BNPB mencatat, 2.101 orang tewas, 1.373 orang hilang, 206.219 orang mengungsi akibat bencana alam di Palu dan Donggala. Selain itu, jumlah pemukiman yang tenggelam bersama ratusan bahkan ribuan penduduk akibat likuifaksi mencapai sekitar 1.700 rumah.
Tsunami Selat Sunda
Tak ada Peringatan dini dari BMKG saat bencana tsunami terjadi di Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018). Data terbaru BNPB yang dirilis, Senin (31/12/2018) mencatat, jumlah korban tewas akibat tsunami selat Sunda berjumalah 437 orang. Selain itu,14.059 orang mengalami luka-luka, 16 orang hilang, dan 33.721 mengungsi. Sementara, jumlah bangunan rusak mencapai 2.752 rumah, 92 penginapan/warung, alat transportasi 510 perahu, 147 kendaraan, dan dua fasilitas dermaga dan shelter mengalami kerusakan. Lima Kabupaten terdampak, yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.