Lontar.id — Amarah itu mungkin sudah tak teratahankan. Rakyat mulai berontak, mau sampai kapan Venezuela seperti ini. Cukup sudah Maduro!
Kondisi perekonomian Venezuela kian terpuruk. Tidak ada tanda-tanda kemajuan. Rakyat pun menumpahkan amarah dan menyeru protes kepada sang Presiden, Nicolas Maduro.
Mereka mulai melakukan aksi perlawanan dengan turun di jalan. Kepercayaan kepada Maduro sudah runtuh. Dalam aksinya Madura dinilai sebagai biang kerok perusak ekonomi negara.
Reuters memberitakan, Minggu, (7/6/2019), jika aksi rakyat Venezuela yang tumpah ruah di jalan adalah puncak setelah berminggu-minggu terjadi pemadaman listrik hingga berkurangnya pasokan air bersih.
Krisis ekonomi Venezuela memang tengah terpuruk dalam satu bulan terakhir. Tingkat inflasi terus meroket hingga ratusan ribu persen. Krisis pangan juga kian tak terhindarkan. Pun pasokan obat-obatan yang sangat minim.
Terputusnya jaringan listrik membuat Venezuela juga turut melumpuhkan aktivitas warga di malam hari. Pemimpin oposisi, Juan Guaido, melakukan rapat di Caracas pada Sabtu (6/4) yang disebutnya sebagai gelombang baru protes definitif untuk menggulingkan Maduro.
Ribuan pendukung oposisi berkumpul di Caracas, distrik El Marques timur. Mereka mengatakan telah mengambil air dari saluran pipa yang tidak bersih atau aliran air dari Gunung Avila yang menghadap langsung ke Caracas.
“Kami harus singkirkan perampas ini (Maduro) dan kami tidak bisa memikirkan hal lain,” ucap Claudia Rueda, ibu rumah tangga berusia 53 tahun yang ikut dalam demonstrasi tersebut seperti dilansir CNN.
Pemadaman listrik dan berkurangnya pasokan air bersih membuat pemerintahan Maduro menutup kegiatan sekolah dan bisnis dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini khususnya terjadi di kota-kota, seperti San Cristobal, Valencia, dan Maracay.
“Kami datang bukan hanya untuk meminta air dan listik. Kami datang untuk menuntut kebebasan dan demokrasi,” ujar Guaido di rapat umum Caracas, diikuti sorak-sorai warga.
Guaido menilai Maduro tak ubahnya seperti penjahat. Pihaknya pun meminta agar majelis konstitusi untuk menjadi presiden sementara pada Januari 2019 kemarin.
Ia juga mengecam Maduro sebagai seseorang yang menang karena melakukan kecurangan dalam proses pemilihan umum yang digelar pada 2018 lalu.
Amerika Serikat juga turut melakukan intervensi terhadap kondisi Venezuela. Ada desakan agar Maduro segera mundur. Negara berjuluk Paman Sam itu bahkan secara terang-terangan mengusik kedaulatan minyak yang dimiliki Venezuela.
Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, mengumumkan sanksi baru terhadap 34 kapal milik perusahaan minyak Venezuela dan dua perusahaan yang mengirim minyak mentah ke Kuba.
“Ini hanya langkah pertama,” tutur John Bolton selaku penasihat keamanan nasional Amerika Serikat.
Pemerintahan Amerika Serikat memandang Maduro tidak sah sejak menjabat pada Januari 2019, untuk masa jabatan kedua setelah pemilihan umum yang disebut cacat.
Washington sudah berbicara dengan Dewan Keamanan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membahas krisis Venezuela.