Jakarta, Lontar.id – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut telah mengevakuasi 7 korban tanah longsor pendulang intan tradisional di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Tengah.
7 korban yang berhasil di evakuasi Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat, diantaranya 5 orang meninggal dunia dan 2 lainnnya selamat tapi mengalami luka-luka dibadannya.
Menurut keterangan dari Sutopo Purwo Nugro, ke-7 korban pendulang intan sedang mencari intan yang tidak jauh dari area kampungya. Saat kejadian berlangsung kata Sutopo Purwo Nugroho 5 pendulang intan berada di sisi bagian bawah sedangkan dua lainnya yang selamat berada dibagian atas.
Saat tanah tiba-tiba longsor, pendulang intan yang berada dibagian sisi bawah tertimbun material tanah dan tidak dapat diselamatkan, sedangkan yang menambang dibagian atas keduanya selamat, meski mengalami luka.
Kejadian longsor terjadi di pendulangan intan tradisional di Desa Sei Pumpung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan pada 8/4/2019 pukul 14.48 WITA. Longsor disebabkan kondisi tanah yang labil dengan material tanah bercampur pasir dan kerikil basah akibat hujan yang turun sejak pagi hari.
“Dua orang berhasil diselamatkan (a.n. Ardi dan Ipul) karena berada di bagian atas, sedangkan lima orang yang berada di bagian bawah meninggal karena tertimbun material longsor di kedalaman sekitar 15 meter. Semua korban adalah warga Kecamatan Cempaka atau warga sekitar lokasi tambang,” kata Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulisnya pada Lontar.id, Selasa (9/4/2019).
Proses pencarian korban dilakukan secara manual, tanpa menggunakan bantuan alat berat. Kata Sutopo Purwo Nugroho, alat berat tidak dapat masuk di lokasi lantaran medannya tidak memungkinkan. Tim SAR gabungan yang melakukan evakuasi sempat mengalami kendala dikarenakan curah hujan tinggi, angin kencang dan medan berlumpur. Namun evakuasi berhasil dilakukan sejak kemarin hingga hari ini pukul 04:30 WITA.
“Tim SAR gabungan didukung oleh lampu penerangan, mesin genset, pompa, dan dapur umum. Kendala evakuasi adalah hujan dan angin kencang yang medan berlumpur,” terangnya
Korban meninggal dunia di lokasi pendulang intan memang kerap terjadi, disebabkan masyarakat setempat masih menggunakan cara tradisional, sehingga risiko yang terjadi cukup besar. Selain itu lanjut Sutopo Purwo Nugroho, Pemerintah setempat perlu melakukan kajian ulang dan mengambil langkah strategis agar kejadian yang sama tidak terulang lagi.
Lokasi pendulang intan masyarakat di Desa Cempaka, memang sudah direncanakan untuk dijadikan lokasi wisata. Namun Pemkot Banjarbaru mengalmai kendala pembebasan lahan warga, sehingga perencanaan tersebut masih tertunda.
“Pemkot Banjarbaru merencanakan menjadikan kawasan Pumpung Cempaka sebagai lokasi wisata, namun kendalanya lahan tersebut adalah milik masyarakat dan belum bisa dibebaskan,” tutupnya