Wednesday, June 11, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home News

Pesan Perempuan Malam di Mangga Besar

Oleh Lontar ID
24 April 2019
in News
Pesan Perempuan Malam di Mangga Besar

Ilustrasi/PIXABAY

50
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, Lontar.id – Dentuman musik di tempat karaoke sepanjang Mangga Besar masih menyalak. Pedagang gorengan masih melek, padahal sudah pukul tiga pagi. Masih banyak yang belum tidur.

Jakarta cukup jarang mendapati dirinya sedang kesepian. Kesepian tak ada motor, semua tidur, dan masih banyak lagi. Di Mangga Besar, tak ubahnya seperti jalanan yang tak pernah mati.

Perempuan-perempuan menggenggam rokok dengan rok span yang ketat, di atas lututnya, duduk sambil berbicara dengan lelaki yang hilir mudik di depan sebuah toko kelontong samping tempat karaoke.

Suara tawa dari pedagang martabak telor masih nyaring. Seperti masih kuat berjualan sampai pagi. Wajahnya masih segar. Tetapi dagangannya sudah habis. Limbahnya minyaknya ia buang di jalanan.

Lagu dalam tempat karaoke itu bukan lagu pop. Melainkan lagu disko, yang sudah cukup usang. Nyaris tidak ada anak muda masa kini yang menyukai lagu macam itu lagi. Apalagi nada dan dentumannya, yang pekak.

Jika didengar seorang atau bahkan lebih dari satu anak muda, besar kemungkinan telinganya akan sakit dan bersegera meminta pulang. Menyukai musik di sana, harus sepaket dengan menyukai juga teman bernyanyi.

Bicara seorang pedagang gorengan belum selesai. Perempuan lainnya keluar dari mulut pintu tempat karaoke. Bedaknya cukup tebal, dan rambutnya lurus. Badannya agak gempal.

Ia tak bisa menyembunyikan kalau rambutnya habis direnbonding, sebab tampak berombak. Warna rambutnya sedikit kuning kumal. Mengapa harus bermode macam begitu di malam-malam Jakarta yang cukup dingin?

Tak ada yang menarik setelah beberapa orang menawari tim seorang perempuan berharga Rp300 ribu ke atas yang wajahnya dipupur bedak yang awut-awutan. Tidak menarik.

Lalu tim akhirnya memilih menjauh dan menyisir jalan yang lain. Aplikasi pesan seperti michat diaktifkan, dan menyasar satu demi satu perempuan yang sedang membuka dirinya untuk diajak beradu di kamar hotel kelas melati.

Akhirnya tim melipir di samping hotel Surya Kencana. Ada sebuah gardu yang menjual pisang bakar keju cokelat yang dipotong dadu yang garpunya dari plastik. Di sana tim berhenti dan bertanya-tanya.

Ada empat orang yang duduk sambil meminum teh hangat. Semuanya sudah berusia sekiranya 30-an lebih. Ada juga perempuan yang wajahnya dan kulitnya putih pucat, kendur, ikut bergabung dan ingin juga dilibatkan dalam transaksi pada malam itu.

Ia membuka harga sekira 500-an. Kami menolak, sebab itu tak masuk dalam rencana kami. Ia sudah cukup tua untuk meminta harga sekelas anak muda, yang sebelumnya bisa didapatkan di Kalibata City, yang liputannya bisa dibaca di sini.

Ia menurunkan harganya Rp400 ribu komplit dengan kamar di Hotel Surya Kencana. Lagipula, harga segitu cuma bisa dapat perempuan setengah tua yang disingkat stw. “Gimana?” Seorang dari kami tertarik, dan langsung setuju dengan penawarannya saat itu juga.

Tim memilih perempuan yang masih terlihat bugar. Namanya Nit. Suaranya serak. Kulitnya masih kesat. Raut wajahnya keibuan, sebab memang ia punya satu anak. “Mengapa memilih ke sini, sih? Memang lagi pengen, ya?”

Rp110 ribu diberi pada mualim Hotel Surya Kencana yang menunjukkan kamar mana yang tim akan tempati beradu kasih selama tiga jam, yang sudah dipatok oleh pihak hotel. Tim mengeceknya, ternyata harga kamarnya di bawah dari harga, tak sampai seratus ribu.

Tim ditunjukkan sebuah kamar di sudut lantai dua yang berhadapan dengan kaca transparan yang besar. Warna malam sudah berubah dari tampilan kaca. Saat itu sudah nyaris subuh. “Yuk!”

Tim disuruh memilih, ingin memakai pengaman atau tidak. Tak ada paksaan. “Pakai pengaman itu baiknya, kita bisa menghalangi penyakit yang akan masuk ke kita. Penyakit tidak ada yang tahu. Bisa saja abang kena, loh.”

Tim menyelesaikan tugasnya. Seperti pendakwah, perempuan itu memberi wejangan pada tim untuk melupakan malam itu. Untuk berhati-hati dan sebaiknya uangnya digunakan untuk hal yang bermanfaat.

“Abang nikahlah cepat-cepat.”

“Kenapa memang?”

“Biar bisa berhenti kayak gini, Bang. Buat kayak gini rentan penyakit.”

“Oh, iya. Baik, mbak.”

“Kalau abang sudah nikah. Pasti nanti sudah tidak keluyuran lagi. Tidak jajan lagi. Bagusnya memang abang coba dulu. Puasin diri. Kan abang masih muda. Nanti, kalau sudah nikah, gak gini lagi.”

Tim dan perempuan itu segera beres-beres. Sudah mau pagi ternyata. Di luar, tim bertemu seorang tukang parkir. Sekadar basa-basi, ia bilang kalau di Jakarta, harga segitu masih mahal.

“Masih bisa dapat setengahnya. Kamu tidak tahu kan? Ada kok tempatnya. Di sini umurnya sudah tua, kenanya harga segitu. Rugi.”

Share20Tweet13Share5SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kala Prabowo Menang dan Jokowi Dilantik sebagai Presiden

Next Post

Akankah Sandiaga Jabat Kembali Kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta

Related Posts

Kerumunan warga Lisbon memenuhi jalanan setelah terpaksa meninggalkan stasiun Metro akibat listrik padam.
Internasional

Eropa Terguncang: Pemadaman Listrik Massal Luluhlantakkan Spanyol dan Portugal

by N. Halim
28 April 2025

Senin yang kelam melanda Eropa Barat. Dalam hitungan detik, jutaan penduduk Spanyol dan Portugal terseret ke dalam kegelapan total setelah...

Read more
Ketua KIP Pusat Mundur dari Posisi Ketua Umum Ika Usakti

Ketua KIP Pusat Mundur dari Posisi Ketua Umum Ika Usakti

8 July 2022
Wapres TInjau Gedung Sarinah

Wapres TInjau Gedung Sarinah

28 June 2022
Ma’ruf Amin Sebut Pisang Buah Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat Indonesia

Ma’ruf Amin Sebut Pisang Buah Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat Indonesia

31 March 2022
Perluas Pasar UMKM dan Hasil Pertanian dengan Digitalisasi di Pedesaan

Perluas Pasar UMKM dan Hasil Pertanian dengan Digitalisasi di Pedesaan

29 March 2022
Selama Libur Natal 2021 Jumlah Penumpang Kereta Rata-Rata 48.878 per Hari

Catat Tanggalnya, KAI Beri Potongan Harga Tiket Kereta hingga 60 Persen

26 March 2022
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In