Jakarta, Lontar.id – Kejelasan di mana Robert Rene Alberts masih menjadi tanda tanya bagi beberapa pihak. Meneer membuat setiap orang yang melihatnya, akan tertarik.
Bagaimana tidak, strategi, taktik, dan caranya memilih pemain membuat beberapa klub patut mengacungi jempol. Di atas kertas, Robert sudah masuk dalam jajaran pelatih elite di Indonesia. Ia sudah menoreh sejarah impresif di setiap klub yang ditukanginya.
Sejak menukangi Arema Malang, ia menunjukkan bagaimana tangan magisnya membawa Singo Edan juara di kompetisi bergengsi Tanah Air. Begitu juga sewaktu menukangi PSM Makassar.
Ia mahir benar memilih Instingnya bekerja dengan tepat. Mengambil contoh terdekat selama beberapa musim di PSM, ia memilih sosok Reinaldo untuk menggedor pertahanan lawan.
Apakah Reinaldo mengecewakan? Jika soal gol, para pendukung PSM jelas kecewa. Apa yang diharapkan dari striker yang lamban? Itu bukan karakter PSM tentu saja.
Namun tampaknya, ia tidak melihat bagaimana pendukung melihat. Robert menganggap Reinaldo adalah sosok yang baik untuk membuka ruang bagi sayap dan penyerang, untuk menerobos pertahanan.
Ia tembok pantul bagi pemain PSM yang punya kekuatan lari dan bertarung dengan bek lawan. Tak ada yang meragukan strategi Robert. Semua klub, jika ingin bicara berlebihan, pasti mengakui racikannya.
Robert bukannya seorang yang sempurna. Ia punya banyak kekurangan. Apa itu? Pemain rekrutannya dalam beberapa laga yang sudah dilewati, hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Kurang efektif.
Hal itu memang wajib dipertanyakan. Jika kurang berguna, mengapa harus dibeli? Mubazir. Tentunya itu membuat anggaran klub terbebani.
Lebih dari itu, persoalan teknis soal mengganti pemain dan sebagainya, pelatih siapa saja, pasti akan dikritik jika tidak sesuai dengan apa yang dilihat pendukung.
Contohnya, seperti terlambatnya Ferdinand dimasukkan dan tidak diberinya kesempatan pemain muda untuk unjuk gigi. Darah muda itu penting. Toh jika ia hebat dan mentalnya seperti baja, maka klub lain pasti menawari pemain muda PSM dengan harga yang baik pula. PSM bisa keciprat untung.
Setelah melewati hal yang membanggakan dengan Ayam Jantan dari Timur. Ia harus melepaskan posisinya, disebabkan sakit yang tidak memungkinkan dirinya untuk melatih. Ia harus fokus memulihkan dirinya. Kesehatan itu benar-benar penting dari segalanya.
Selama ia pergi dari PSM, ia masih jadi bahan perbincangan. Sebelumnya ia diisukan akan kembali ke PSM jika ia sudah sembuh. Banyak orang yang mengharapkan itu. Sebab ia meninggalkan warisan di PSM, yang ia tahu belaka bagaimana racikannya.
Di sisi lain, CEO PSM Munafri Arifuddin, enggan memakai jasanya lagi untuk mengarungi kompetisi besar seperti Piala Indonesia dan AFC. Ia ingin wajah dan suasana baru di PSM.
Di tengah kompetisi bergengsi itulah, isu soal soal Robert kembali menghangat. Setidaknya, Robert masih seksi bukan? Di PSM, bukan tidak mungkin ia akan kembali menukanginya.
Siapa yang bisa menolaknya untuk kembali melatih di Juku Eja? Nyaris tak ada, sebab ia punya catatan yang impresif. Robert meninggalkan PSM dalam keadaan yang “wah”.
Mengapa kemungkinan? Sebab belum ada yang tahu, sampai kapan Darije Kalezic akan bertahan di bawah tekanan dua kompetisi bergengsi.
Lagipula manajemen PSM mendesaknya untuk tidak memilih-milih laga selama beberapa bulan ke depan, sebelum Liga Indonesia bergulir. Semua laga adalah penting. PSM sedang mengajar piala.
Dikonfirmasi ke Humas PSM Makassar, Sulaiman Abdul Karim, ia bilang kemungkinan itu bisa saja. Toh, PSM sekarang realistis untuk merengkuh gelar sebanyak mungkin dan membuat wajah mereka disegani.
Sulaiman bilang, kesempatan terbuka lebar bagi siapa saja pelatih yang baik menurut manajemen. “Kalau memang Darije tidak memberikan kesan yang baik selama melatih, kemungkinan ia diganti pasti ada.”
“Robert juga bisa masuk dalam bursa pelatih, jika Darije memang dianggap kurang cakap. Ini berbicara soal kesempatan ya.”
Intinya, PSM sekarang fokus untuk menghabiskan jatah laga sebaik mungkin dengan memborong tiga poin. Minimal menatap fase demi fase dengan apik. Lagipula, isi skuat Pasukan ramang kualitasnya jempolan.
Jika Darije lolos dalam tekanan itu, maka kemungkinan besar ia akan bertahan di Makassar. Soal Robert? Pintu klub besar terbuka untuknya. Ia bisa ke Arema Malang, Persija Jakarta, Madura United, juga Persib Bandung.
Ke mana ia akan condong berlabuh?