Jakarta, Lontar.id – Para pencinta sepak bola di seluruh penjuru dunia pastinya tak pernah asing dengan nama Cristiano Ronaldo. Konsistensinya di atas lapangan hijau membuatnya sangat lekat dengan pemain terbaik.
Dari pemegang rekor gol Liga Champions, top skorer klub dan negara, hingga peraih gelar juara di hampir setiap tim yang dibelanya–merupakan rentetan rekor yang terus diukir pemain berjuluk CR7 tersbeut.
Bahkan, hingga di usia 34 tahun pun namanya masih terus disejajarkan dengan bintang sepak bola seperti Lionel Messi, Moh Salah, Hazard, Neymar dan pemain muda lainnya.
Tetapi tak melulu soal konsistensi yang ditunjukkan pemain asal Portugal itu. Ada perbedaan mendasar yang dimiliki oleh CR7 dibanding kebanyakan pesepakbola. Para penggemarnya pastilah tahu alasan Ronaldo enggan mentato satu bagianpun di tubuhnya.
Karena kepeduliannya terhadap sesama sehingga ia rutin mendonorkan darahnya lebih dari sekali dalam setahun. Ronaldo tak ingin keberadaan tato di tubuhnya menganggu niatnya untuk mendonor darah.
Di balik karakternya yang kerap dinilai arogan oleh sebagian orang, ternyata sosok kelahiran 5 Februari 1985 ini begitu peka terhadap kemanusiaan. Dan ternyata itu konsisten ia lakukan.
Sebuah kepedulian tetap yang tak banyak dimiliki oleh kebanyakan orang. Bahkan, baru-baru ini CR7 kembali menyumbangkan 1,5 Juta Dolar AS untuk rakyat Palestina yang tengah dilanda prahara. Sumbangan mega bintang Juventus itu guna membantu para kaum Muslimin Palestina selama menjalani Bulan Ramadan.
Mengapa disebut Ronaldo kembali menyumbang ke Palestina?. Karena bukan sekali ini saja CR7 menyampaikan kepeduliannya terhadap warga Palestina.
Saat Gaza dibombardir Israel November 2012 lalu, Ronaldo bahkan rela melelang Golden Boot (sepatu emas) miliknya untuk menggalang dana agar dapat disalurkan kepada anak-anak Palestina.
Berlanjut ke tahun berikutnya. Tepatnya di Maret 2013. Pada akhir pertandingan Portugal dan Israel pada kualifikasi Piala Dunia 2014, Ronaldo bahkan menolak bertukar kostum dengan pemain Israel.
Media massa saat itu melaporkan, sekalipun Ronaldo berjabat tangan dengan pemain Israel, ia tetap menolak bertukar kaos. Alasannya, karena dia tidak ingin mengenakan kostum berbendera Israel. Seorang bocah berusia 5 tahun, Ahmad Daubasha yang menjadi satu-satunya korban selamat dari satu keluarga Palestina yang diserang pemukim Yahudi Israel, bahkan disambut Ronaldo pada 2016 di pusat pelatihan Real Madrid.
Di mana dia berfoto selfie dengan sang bocah dan menghadiahi si bocah dengan kostum yang sudah dia persiapkan sebelumnya.
Pada laman jaringan televisi Pan-Amerika yang berbasis di Caracas, Venezuela, Telusur.net mengabarkan, Ronaldo ternyata tak pernah berhenti menyatakan penolakannya terhadap pendudukan Israel di Palestina.
Sisi lain Ronaldo terhadap kemanusiaan dia lakukan tak hanya untuk Palestina. Ada begitu banyak kepedulian yang rutin ia lakukan untuk kemanusiaan. Indonesia pernah merasakan langsung simpati mantan pemain pemain Real Madrid ini.
Saat peristiwa tsunami terjadi di Aceh 2004 lalu, salah satu bocah yang selamat adalah Martunis. Ronaldo begitu tersentuh dengan perjuangan Martunis yang berjuang hidup di tengah tsunami dengan kaos timnas Portugal.
Martunis lalu diangkat menjadi anak angkat oleh Ronaldo. Kepedulian besar kapten timnas Portugal ini tak selalu dalam sorotan. Ronaldo bahkan kerap bersimpati terhadap sesamanya secara diam-diam.
Begitulah kepribadian dari sosok Ronaldo. Konsistensi di lapangan ternyata juga ia tularkan terhadap kemanusiaan. Mungkin karena kepeduliannya yang besar itulah sehingga kondisi fisiknya sebagai pesepakbola tetap terjaga di usia yang sudah terbilang tua bagi seorang atlet.