Jakarta, Lontar.id – Kerusuhan dalam aksi unjuk rasa di beberapa titik di Jakarta, menambah korban. Kali ini datang dari Dompet Dhuafa. Tiga orang tim medisnya harus dilarikan ke RSPAD karena terluka. Selain itu, dua kendaraan medis mereka dirusak.
Menurut pernyataan sikapnya, oknum kepolisian yang telah berlaku represif pada mereka pada Kamis 23 Mei 2019 pukul 00.15 dini hari, di sekitar Jl. Abdul Muis Jakarta Pusat.
“Kami menyayangkan tindakan represif oknum kepolisian yang berlebihan terhadap tim medis dan relawan lembaga kemanusiaan yang hadir untuk membantu semua pihak, baik pengunjuk rasa, aparat keamanan, maupun masyarakat luas.”
“Kami meminta kepada Kepolisian dan TNI untuk memberikan akses yang seluas-luasnya dan perlindungan bagi tim kemanusiaan dan tim medis untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan sesuai dengan Konvensi Jenewa 1949, khususnya Pasal 11, Pasal 24-27, Pasal 36, dan Pasal 37 tentang perlindungan terhadap petugas kesehatan,” ujar Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Drg. Imam Rulyawan.
Dalam kronologi di laman resmi Dompet Dhufa, tertulis bahwa pada pukul 23.50 WIB, tim Dompet Dhuafa mendapat instruksi untuk bergerak dari posisi sebelumnya di persimpangan Jalan Sabang.
Tim pertama di kendaraan Isuzu Panther terdiri dari 1 orang perawat, 2 tim dokumentasi, dan seorang pengemudi. Tim kedua dengan kendaraan taktis Toyota Hilux, terdiri dari 2 orang perawat dan beberapa orang tim pendukung.
Pada pukul 00.16 WIB, dalam waktu yang sangat singkat, pasukan pemukul massa yang terdiri atas satuan brimob dan polisi berpakaian preman, datang mengusir massa yang berada di sekitaran Sarinah.
Kepolisian datang meringsek dan mendekati kendaraan Dompet Dhuafa. Tim yang ada di dalam kendaraan Dompet Dhuafa diminta turun.
Beberapa aparat seketika memukul kendaraan Isuzu Panther dengan tameng dan tongkat pemukul. Kaca bagian depan, belakang, dan sebelah kanan hancur. Tak berselang lama, kendaraan berhasil keluar dari kerumunan dan pergi meninggalkan lokasi.
Tim kedua yang berada di kendaraan Toyota Hilux diminta turun dan mereka diminta jongkok di depan kendaraan oleh seorang aparat. Satu anggota tim lainnya, terjatuh dari kendaraan dan langsung dipukul dan diinjak oleh anggota kepolisian.
“Anggota kepolisian yang lain membentak-bentak. Padahal tim sudah menyampaikan bahwa mereka tim medis,” terang Imam Rulyawan.
Seketika anggota kepolisian semakin banyak dan menyuruh tim Dompet dhuafa untuk pergi. Ketika mereka akan pergi itulah, anggota kepolisian memukul, baik dengan rotan maupun tameng, juga menendang.
Akibatnya, tiga orang tim mengalami luka cukup serius di bagian kepala dan beberapa anggota tubuh lainnya, sehingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).
Di saat yang sama, mobil mereka yang sudah mulai bergerak, dihentikan oleh salah seorang anggota kepolisian. “Kami sampaikan bahwa kami tim medis, namun mereka tetap memukul kaca mobil bagian depan berulang kali, dan menyuruh untuk maju.”
“Seketika saja, ada anggota lain yang memukul kaca depan berulang kali hingga pecah. Dan satu orang anggota polisi juga mengeluarkan senjata api sejenis FN yang ditodongkan ke arah kami.”
“Kemudian, kami diminta untuk membuka kaca dan saat itu kunci langsung dimatikan kemudian dicabut dan dilempar ke dashboard.”
Di saat bersamaan, anggota lainnya memukul spion kanan dan kaca samping hingga pecah berantakan.
Selanjutnya, pada pukul 01.00 WIB, semua tim berhasil keluar dari lokasi, dan tiga orang yang mengalami luka-luka dibawa ke RSPAD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
“Alhamdulillah, kedua orang tim kami yang dirawat di RSPAD saat ini telah diperbolehkan pulang,” tukas Rulyawan.