Makassar, Lontar.id – Masih ingat adanya penemuan kerangka diduga manusia yang sempat menggegerkan warga Kampung Maccini Oto, Kelurahan Bontoperak, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) tahun 2018 silam. Kini, kerangka mayat manusia tersebut teridentifikasi pria bernama Rahmat.
Pengungkapan misteri penemuan mayat yang hanya tinggal tulang ini teridentifikasi setelah tim gabungan dari DVI Biddokes Polda Sulsel yang bekerjasama dengan Residen (PPDS Forensik FK-Unhas) dan dokter muda FK-Unhas, FK-Unismuh serta FK-UMI melakukan pemeriksaan selama kurang lebih dua bulan di ruang SCI Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel.
“Penemuan kerangka mayat ini, Rabu 11 November 2018 lalu. Dan setelah dilakukan pemeriksaan kurang lebih dua bulan lamanya, akhirnya tim DVI berhasil mengidentifikasi identitas korban bernama Rahmat,” kata Kabid Biddokkes Polda Sulsel, Kombes Pol dr R Harjuno, saat konferensi pers di gedung Biddokkes Polda Sulsel, Selasa (28/5/2019) sore.
Dia menerangkan bahwa setelah kerangka mayat itu ditemukan, tim DVI langsung melakukan penyelidikan dan pemeriksaan di ruang SCI Forensik Biddokkes Polda Sulsel. Mulanya, tim melakukan pengambilan sampel DNA di lokasi penemuan yang diduga kerangka manusia.
Untuk mencocokkan hasil DNA korban, tim juga selanjutnya mengambil sampel DNA kepada kedua orang tua yang diduga keluarga korban. Setelah pengambilan sampel DNA, kemudian sampel tersebut di label sesuai dengan pengambilan sampel DNA setelah penglabelan.
“Setelah kita lakukan penglabelan kedua DNA, selanjutnya sampel tersebut dikirim ke Pusdokkes Polri untuk mengetahui hasil DNA terhadap temuan kerangka manusia dan yang diduga keluarga korban,” terangnya.
Setelah beberapa bulan kemudian, hasil DNA dari Pusdokkes Polri akhirnya diterima Forensik Biddokkes Polda Sulsel pada 31 Januari 2019 lalu. Dan adapun hasil dari pemeriksaan dan analisa terhadap seluruh profil DNA dari sampel barang bukti, maka telah dapat dibuktikan secara ilmiah dan tidak terbantahkan secara genetik bahwa sampel tulang femur mr.x teridentifikasi sebagai Rahmat, anak biologis dari pasangan Mustafa bin Sabbe dan ST Mina.
Sementara itu, Haji Abbas Hasan, om korban membeberkan bahwa berdasarkan keyakinan dan firasat keluarganya, ia menyakini bahwa keponakannya (Rahmat) tersebut merupakan korban tabrak lari pada Januari 2018 lalu. Dan waktu itu, korban ditabrak lalu terlempar ke rawa-rawa, yang jaraknya tidak jauh dari jalan poros.
“Kemungkinan korban (Rahmat) ditabrak mobil, sesuai dengan fakta yang ditemukan pada tengkorak kepalanya. Saat kejadian itu, korban habis sholat subuh, dan selamanya habis sholat subuh biasanya jalan-jalan,” bebernya, saat di temui di ruang Biddokkes Polda Sulsel.
Dia menerangkan bahwa Rahmat selama ini orang yang patuh kepada kedua orang tuanya. Selama ini, korban aktif sebagai anak remaja masjid. Dan dia juga merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. ” Dia anak remaja mesjid. Kejadiannya Januari 2018, dan 10 bulan kemudian baru ditemukan kerangkanya atau sudah tinggal tulang,” pungkasnya.
Sebelumnya, pertama kali, kerangka korban ditemukan seorang warga yang melintas di Jalan Poros Sultan Hasanuddin, Rabu (14/11) malam. Saat itu, warga hendak buang air kecil dan langsung menemukan kerangka korban. Lokasi penemuan tak jauh dari jalan. Berdekatan dengan lokasi tanah kosong dan empang sekitar 3 meter dari bahu jalan utama.
Penulis: Lodi Aprianto