Makassar, Lontar.id – Kerangka manusia yang ditemukan di Kampung Maccini Oto, Kelurahan Bontoperak, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), teridentifikasi adalah Rahmat. Anak remaja masjid (Marbot) yang dikabarkan hilang, Januari 2018 lalu.
Setelah 10 bulan lamanya menghilang, dia (Rahmat) akhirnya ditemukan oleh seorang sopir truk yang hendak buang air kecil di semak-semak, Rabu 11 November 2018 lalu. Nahasnya, Rahmat ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan kondisi tinggal tulang belulang.
Paman Rahmat, Abbas (60) mengatakan, pihak keluarganya meyakini bahwa Rahmat ini meninggal dunia karena jadi korban tabrak lari. Dan saat itu, Rahmat baru saja pulang dari salat Subuh dan ketika sedang jalan-jalan, ia diduga ditabrak mobil.
“Kayaknya ditabrak mobil, sesuai dengan fakta tengkorak kepala. Saat kejadian, dia kan habis salat Subuh, selamanya kalau dia habis salat Subuh, pasti jalan-jalan,” kata Abbas saat ditemui usai konferensi pers di Gedung Biddokkes Polda Sulsel, Selasa (28/5/2019) sore.
Semasa hidupnya, Rahmat dikenal sebagai orang yang sangat menghormati orang tuanya. Selain itu, Rahmat juga aktif dalam keagamaan dan sehari-harinya berada di Masjid dekat rumahnya sebagai anak remaja masjid.
“Sehari-hari, korban di masjid. Dia pengurus masjid (Marbot),” terangnya.
Korban diperkirakan menjadi korban tabrak lari, pada 9 Januari 2018 lalu dan terlempar ke tengah rawa-rawa. Awalnya, keluarga korban tidak curiga dengan tanpa adanya kabar dari Rahmat.
Karena, ia hanya mengira kalau Rahmat selama ini mengikuti pendalaman agama dengan mengunjungi atau berkeliling ke masjid-masjid di daerah.
Namun, setelah beberapa bulan dan tak kunjung ada kabar, pihak keluarga korban pun akhirnya meyakini bahwa korban hilang. Sehingga, pihaknya pun langsung melaporkan hal tersebut ke pihak aparat kepolisian.
“Pada saat korban hilang, kita kira hanya pergi jemaah tabligh karena dia remaja masjid. Tapi lama tidak ada kabarnya baru kita nyatakan hilang. Dan pada saat dia hilang, kita sempat melakukan pencarian dan melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian dan ketika ada peristiwa penemuan mayat tersebut, kita kembali perbarui laporan,” tambahnya.
Setelah warga menemukan adanya kerangka mayat, keluarga korban langsung meyakini bahwa kerangka itu adalah Rahmat yang selama ini hilang. Namun, untuk menyakinkan hal itu, keluarga korban meminta untuk dilakukan tes DNA oleh tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel.
Tim Forensik pun langsung mengambil sampel DNA korban dan juga sampel DNA kepada kedua orang tua yang diduga keluarga korban. Setelah pengambilan sampel DNA, kemudian sampel tersebut dilabel sesuai dengan pengambilan sampel DNA setelah pelabelan.
Selanjutnya, dikirim ke Pusdokkes Polri untuk mengetahui hasil DNA terhadap temuan kerangka manusia dan yang diduga keluarga korban.
Setelah beberapa bulan kemudian, hasil DNA dari Pusdokkes Polri akhirnya diterima Forensik Biddokkes Polda Sulsel pada 31 Januari 2019 lalu.
Adapun hasil dari pemeriksaan dan analisis terhadap seluruh profil DNA dari sampel barang bukti, maka telah dapat dibuktikan secara ilmiah dan tidak terbantahkan, secara genetik bahwa sampel tulang femur mr.x teridentifikasi sebagai Rahmat, anak biologis dari pasangan Mustafa bin Sabbe dan ST Mina.
Penulis: Lodi Aprianto