Tuesday, May 20, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Esai

Mempertanyakan Kembali LGBT yang Katanya Budaya Timur?

Oleh Ais Aljumah
10 June 2019
in Esai
Di Brunei, Kaum LGBT Akan Dirajam hingga Mati

int

254
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Lontar.id – Debat seputar LGBT adalah topik hangat dalam tahun-tahun terakhir. Banyak pro dan kontra. Mereka yang mendukung cenderung menggunakan argumentasi mengenai kebebasan dalam orientasi seksual, yaitu mendukung hak asasi serta ekspresi identitas gender. Sementara mereka yang menolak cenderung meragukan premis-premis dasar seputar kebebasan ekspresi, dan kembali pada ajaran agama bahwasanya hubungan sesama jenis adalah menyalahi kodrat ilahi.

Di Indonesia, negara dengan populisasi muslim terbanyak, diskusi seputar LGBT ini tak pernah menuju titik temu yang pasti. Alih-alih sebagai medan diskusi, proses membicarakan fenomena LGBT lebih terasa sebagai medan perang. Dimana kedua belah pihak sama-sama berorientasi pada pandanganya absolut. Sebagai seorang muslim yang berusaha taat yang percaya dengan hak-hak asasi dan yang sedang berjuang demi kesetaraan gender.

Bagaimanakah seharusnya saya memposisikan diri?

Suatu kali saya pernah diblokir dari akun Instagram. Akun Instagram yang berorientasi atas nama kaum perempuan dan hak-hak kaum LGBT. Pemblokiran tersebut dikarenakan komentar saya yang tidak sepakat atas klaimnya yang mengatakan homoseksualitas adalah bagian dari budaya Indonesia.

Saya bukanya tidak percaya bahwa homoseksualitas pernah menjadi tradisi dalam masyarakat komunal di Indonesia. Akan tetapi keberatan saya dikarenakan pandanganya yang mendudukan perkara homoseksulitas secara biologis dan kebudayaan secara esensialis. Pada saat itu saya berkomentar bahwasanya apa yang kita pahami tentang homoseksualitas dan kelompok LGBT merupakan hasil konstruksi wacana dari barat.

Dalam sebuah penelitian mengenai “heteronormalisasi dunia Islam (Georg Klauda, 2008)”, sosiolog Jerman tersebut membicarakan tidak relevanya wacana homoseksualitas dalam Foucault (History of Sexsuality) dengan wacana seputar homoseksulitas di dan tentang dunia Islam.

Analisis Focault yang membicarakan tentang homoseksualitas lahir di Eropa pada abad ke-19, sementara dunia Islam pada dasarnya tidak mengenal konsep tersebut. Islam mengenal larangan melakukan seks anal, namun tidak ditemukan hasrat seksual tertentu bersifat abnormal. Konsep homoseksualitas, sekaligus homophobia justru diperkenalkan oleh orang Eropa di masa kolonial.

Di masa itu, pengamat-pengamat Eropa merasakan rasa ‘jijik’ terhadap dunia Islam (dan budaya non-barat lain), yang mereka persepsi kelewat permisif terhadap homoerotisme dalam pergaulan antar laki-laki. Sebagai salah satu wujud pengaruh kolonial, elit lokal di negara Timur-Tengah kemudian mengadopsi kejijikan itu, dan mengubah adab pergaulan antar laki-laki.

Maksud saya sepenuhnya adalah; kita tidak bisa membicarakan diskusi seputar LGBT (di Indnonesia) dengan klaim-klaim yang absolut apalagi mengesampingkan relasi produksi pengetaahuan yang didominasi oleh barat. Jangankan LGBT apa yang kita pahami tentang feminim dan maskulin juga tidak bisa dilepaskan dari pengaruh konstruksi sosial, khususnya dalam relasi global atau pasca-kolonial.

Denga kata lain, Ketegori mengenai LGBT jika ingin diperjuangkan ia harus dikaji dengan konsep yang kontekstual, yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari masyarakat Indonesia.

Share102Tweet64Share25SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Sidang MK: Bisakah Menjadi Momentum Pertemuan Jokowi-Prabowo

Next Post

Hari Pertama Kerja, Gubernur Sulsel Langsung Copot Pejabat Eselon II

Related Posts

Pembangunan TPU Rorotan Tak Sesuai Target
Esai

Pembangunan TPU Rorotan Tak Sesuai Target

by Dumaz Artadi
3 February 2021

Lontar.id - Pembangunan tempat pemakaman umum (TPU) untuk jenazah pasien positif Covid-19 di Rorotan, Jakarta Utara, tidak sesuai target yang...

Read more
Kami Bukan Pembawa Virus, Mengapa Dijauhi?

Kami Bukan Pembawa Virus, Mengapa Dijauhi?

21 April 2020
Skincare Korea yang Baik untuk Orang Indonesia

Skincare Korea yang Baik untuk Orang Indonesia

9 February 2020

Gugatan Terhadap Penggunaan Istilah Animisme untuk Menyebut Kepercayaan Nenek Moyang

6 February 2020
Menakar Artificial Intelligent sebagai Sebuah Kemudahan

Menakar Artificial Intelligent sebagai Sebuah Kemudahan

4 February 2020
YouTubers yang Suka Bikin Prank Beralih Saja Jadi Tiktokers

YouTubers yang Suka Bikin Prank Beralih Saja Jadi Tiktokers

29 January 2020
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In