Lontar.id – Jam dinding tergantung di tembok menunjukkan pukul 20:15 menit. Itu artinya, 2 jam lagi Andre akan berkumpul bersama dengan teman sebayanya, menikmati suguhan potongan malam menjelang subuh.
Handphone jenis IPhone keluaran terbaru berkali-kali bunyi, tanda pesan WhatsApp masuk. Isi pesannya mengingatkan janjian keluar/plesiran disebuah tempat yang sudah disepakati pekan lalu.
Andre adalah anak muda generasi milenial, yang tak ingin melewatkan malam begitu saja tanpa mengunjungi tempat hiburan malam.
Di Jakarta memang menyediakan sejumlah tempat hiburan yang tak ada habisnya, jika berkeliling semalaman suntuk.
Butuh beberapa pekan bila ingin menghabiskan semua klab malam, mulai dari yang tarifnya murah, eksklusif hingga yang gratisan.
Baca juga: ‘Open BO’ Tak Pernah Mati di Kalibata City
Tak berselang lama, sebuah mobil jenis Toyota Kijang Innova, berhenti tepat di rumah Andre di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan. Sekumpulan temannya yang datang menjemput. Tiga orang keluar dari mobil, satu diantaranya perempuan dengan konstum mencolok, memperlihatkan anak sungai dibagian dadanya.
“Let’s go, saatnya berpesta”
Andre pun berangkat. Sepasang sepatu sneakers dipakainya, baju kaos oblong dan celana jeans sudah dikenakannya. Tak lupa ia membawa uang kas serta kartu kredit yang disisipkan dalam dompet kulit berwarna hitam.
Mobil yang ditumpanginya melesat pelan-pelan saat keluar dari gang sempit yang hanya cukup untuk satu kendaraan jenis roda empat. Asap rokok menggelembung membentuk awan-awan kecil beterbangan di langit-langit mobil, meski pendingin udara (AC) dinyalakan.
Jalanan tidak terlalu ramai, kendaraan lalu lalang tidak membuat kemacetan seperti biasanya pada saat jam-jam sibuk. Dimana pegawai kantoran pulang dari perusahaan yang menimbulkan jalanan terlihat padat merayap hingga sejauh mata memandang.
Baca juga: Pesan Perempuan Malam di Mangga Besar
Hanya tukang ojek online (ojol) yang terlihat sibuk wara wiri mengantar penumpang dan pesanan makanan di sebuah warung yang entah di mana tempatnya. Mungkin mereka sedang kejar poin bonus yang makin hari makin sulit didapatkan karena banyaknya persaingan, atau mereka baru saja keluar mencari penumpang.
Setibanya disebuah klab malam, mobil mencari posisi parkiran yang dipandu juri parkir, selembar uang kertas pecahan 10 ribu bergambar Frans Kaisiepo diberikan sebagai uang tips.
Dentuman musik DJ Remix dari dalam, terdengar sayup-sayup di luar, menambah adrenalin Andre dan teman-temannya untuk secepatnya masuk dan bergabung dengan yang lain.
Tempat itu memang seringkali dikunjungi Andre bersama dengan temannya, karena suasana, jenis musik dan terkadang seringkali mendatangkan artis sebagai bintang tamunya. Tidak hanya itu, pengunjung yang cukup ramai berdatangan untuk ukuran di luaran malam minggu, menambah keriuhan tempat ini.
Andre dan kawan-kawanpun bergabung dalam suasana hentakan musik DJ Remix dan lampu kerlap-kerlip didalamnya. Aroma alkohol bertaburan di udara, seakan saling beradu dengan sembulan asap rokok.
Pria dan wanita larut dalam dentuman musik, berjoget mengikuti irama. Ada yang joget dengan pasangan, juga ada yang sendiri-sendiri sambil mencari pasangan joget. Hal itu sudah jadi biasa di klab malam, bahkan ada yang sengaja datang sendiri, lalu pulang boncengan dengan cewek mabuk berat menuju hotel.
Tempat hiburan semacam ini, sudah jadi hal lumrah di Jakarta, bahkan bisa ditemukan disejumlah lokasi yang berbeda-beda dengan tarif yang beda juga. Para pengunjung bukan saja dari kalangan milenial, macam Andre tetapi juga mereka yang disebut om-om, menghabiskan malam dengan seteguk alkohol dan kesenangan lainnya.
Baca juga: Keperawanan Gadis Indonesia Itu Dihargai Rp19 Miliar
Apa yang mereka cari di tempat macam ini? Ya hiburan, kalau bukan itu lalu apalagi yang mereka cari. Selain menikmati hiburan musik dan alkohol, tentu ada hiburan lain yang tak kalah seru bagi pemuja hiburan malam. Di tempat seperti ini, para wanita malam yang menjajakan diri tentu banyak, namun tidak semua wanita di klab malam profesinya sebagai kupu-kupu malam.
Nah, bagaimana cara membedakannnya, antara yang melakoni profesi ini dengan yang bukan. Jikalau melihat sekilas, tampaknya akan sama, tapi tidak benar-benar sama. Mereka menggunakan jasa mami-mami atau germo sebagai pihak ketiga untuk bertransaksi, ada juga yang tanpa melibatkan mami-mami.
Nah, musik DJ, lampu kerlap-kerlip, alkohol dan wanita penghibur adalah prodak yang akan ditawarkan kepada Anda jika berkunjung ke suatu klab malam.