“Saya jadi ingat masa lalu. Film ini dahulu yang paling ditunggu di masanya.” Ya, rindu sekaligus penasaran, kesan kita takala melihat film jadul akan diproduksi ulang. Begitu sekarang trennya.
Jakarta, Lontar.id– Reputasi film jadul tak akan pernah runtuh. Di masanya, mereka sukses melahirkan karya terbaik di tengah keterbatasan alat untuk menciptakan adegan berkualitas. Karena kekurangan itu, mereka punya cara ampuh untuk menghipnotis penonton. Kelebihannya terletak pada alur cerita yang disuguhkan. Apik, menarik, dan tak terduga. Apapun genrenya.
Seiring waktu, film jadul bak sebuah aset yang menyelamatkan pamor industri perfilman tanah air dari keterpurukan. Merekalah yang menjadi jenderal kala titik balik karya kita akhirnya kembali mampu mendapat posisi terhormat di bioskop tanah air. Tidak percaya? Ini buktinya.
Indro yang melejit namanya bersama dua kawan sejatinya almarhum Dono dan Kasino, kembali memutar kenangan melalui film garapannya Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos Part 1. Niatan Indro pun disambut cukup heroik oleh penonton. Saat trailernya saja baru diperkenalkan, sambutanya sudah luar biasa.
Akting Vino G Bastian (Kasino), Abimana Aryasatya (Dono), dan Tora Sudiro (Indro), cukup piawai memainkan peran tiga sosok legenda Warkop DKI. Di bioskop penonton datang berduyun-duyun. Dari beragam usia. Kalau boleh menebak kebanyakan dari mereka merupakan alumni pencinta film Warkop DKI. Ada kerinduan yang mendalam. “Gile lu Ndro.” “Biase aje Don.”
Kini sudah dua tahun berlalu sejak bioskop menayangkan film itu. Menurut data filmindonesia.or.id, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Bos Part 1 menjadi film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang masa. 6,8 juta orang yang sudah membeli tiketnya.
Kesuksesan Indro mengangkat kembali cerita Warkop DKI ke layar kaca juga turut menginspirasi para sineas film kita. Joko Anwar salah satunya. Berselang setahun pasca rekor yang ditorehkan Warkop DKI, Joko mampu dengan apik mendaur ulang kembali cerita di film Pengabdi Setan. Dan lagi-lagi kisah jadul itu kembali menutup tahun 2017 dengan rekor penonton terbanyak. 4,2 juta orang penontonya.
Eksistensi film jadul terus mengawal kebangkitan perfilman tanah air. Kisah pendekar kapak maut naga geni 212, Wiro Sableng, muridnya Sinto Gendeng menambah deretan daftar film jadul yang masuk bioskop. Bukan hanya itu, ada sentuhan holywood dengan terlibatnya rumah produksi sekelas Fox dan LifeLike Picutre dalam proses penggarapannya.
Bagi yang pernah menonton, tentu cukup terkesima dengan efek visual CGI mengiringi akting Vino G Bastian (Wiro Sableng) saat mengeluarkan jurus-jurus mautnya. Keren.
Di pengunjung 2018, Luna Maya berakting memainkan peran tokoh Suzzanna. Film berjudul Suzzanna Bernapas dalam Kubur menempati daftar teratas dengan jumlah 3,3 juta penonton. Hanya kalah dari Dilan 1990.
Baca Juga: Tahun Ini Film Indonesia Diprediksi Tetap Mengandalkan Masa lalu
Selamat Datang Keluarga Cemara
Keluarga Cemara menyapa di awal tahun 2019. Pemutaran pertamanya, Kamis (3/1) mendapat respons bagus. Mampukah Ringgo Agus Rahman (Abah), Nirina Zubir (Emak), Widuri Putri Sasono (Ara), dan Zara JKT48 (Euis) mengobati rasa kangen generasi 90 an?
Tanpa tokoh Agil, Keluarga Cemara mencoba mengemas cerita ini dengan apik. Kesuksesannya mungkin bisa diukur dari berapa jumlah penonton yang hadir selama proses pemutaran. Kita tunggu saja.