Lontar.id – Kelompok Al Shabaab pada hari Senin (30/12/2019), mengklaim bertanggung jawab atas ledakan bom di Mogadishu yang menewaskan 90 orang, sementara Somalia mengatakan pemerintah asing yang tidak diidentifikasi membantu merencanakan serangan.
Pemboman itu menjadi yang paling mematikan dalam lebih dari dua tahun, di negara yang dihancurkan oleh kekerasan dan perang klan selama hampir tiga dekade.
Dalam sebuah pesan audio, Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al Qaeda mengaku bertanggung jawab atas pemboman di pos pemeriksaan Ex-Control yang sibuk di barat laut Mogadishu.
“Ledakan itu menargetkan konvoi pasukan Turki dan Somalia dan mereka menderita kerugian besar,” Ali Mohamud Rage, juru bicara Al Shabaab mengatakan dalam pesan itu, seperti dikutip Reuters, Selasa (31/12/2019).
Badan Intelijen dan Keamanan Nasional tidak menyebutkan nama negara yang katanya terlibat dalam ledakan itu. “Sebuah negara asing merencanakan pembantaian warga Somalia di Mogadishu pada 28 Desember 2019,” katanya dalam sebuah tweet.
NISA juga mengatakan akan menggunakan bantuan dari organisasi intelijen asing yang tidak disebutkan namanya dalam penyelidikannya.
Rage menuduh Turki “mengambil semua sumber daya Somalia” dan bersumpah untuk terus menargetkan personel mereka di negara itu.
“Kami akan selalu bertarung … Warga Turki yang bekerja dengan pemerintah Turki yang murtad. Kami tidak menentang yang tidak bersalah, warga Muslim Turki, ”katanya.
Dua dari mereka yang tewas adalah warga negara Turki. Mereka merupakan anggita sebuah tim kecil insinyur Turki yang membangun jalan menuju kota pada saat ledakan terjadi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Somalia telah menjadi arena persaingan militer dan diplomatik antara Turki dan Qatar di satu sisi dan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di sisi lain.
Al Shabaab sering melakukan pemboman untuk mencoba melemahkan pemerintah pusat Somalia, yang didukung oleh pasukan penjaga perdamaian PBB dan Uni Afrika.
Serangan paling mematikan yang dituduhkan kepada al Shabaab adalah pada tahun 2017 ketika sebuah bom truk meledak di sebelah sebuah tanker bahan bakar di Mogadishu, menewaskan hampir 600 orang.