Lontar.id – Seorang lulusan Fakultas Psikologi salah satu kampus ternama di Jakarta, Nanda Aditya (31), memilih untuk mengikuti jejak sang ayah untuk menjadi pedagang rempah di Pasar Induk Kramat Jati, dan bukan menjadi psikolog.
Nanda yang ditemui di tempatnya menjual mengatakan, awalnya dia bejualan seperti pada umumnya toko rempah di pasar, yaitu dengan cara konvensional.
Namun seiring berjalannya waktu, jumlah pembeli langsung yang datang ke pasar semakin menurun. Akhinya di tahun 2019 dia memutuskan mencoba berjualan secara daring lewat marketplace.
Awalnya omset yang diperoleh sangat kecil, yakni hanya mendapat laba belasan ribu rupiah. Namun perlahan keuntungan yang diperoleh pun semakin besar. Bahkan kini keuntunganya mencapai ratusan juta rupiah pada kuartal pertama 2020.
Keuntungan sebanyak itu, kata dia, diperoleh karena masih jarangnya pedagang rempah konvensional yang berjualan secara online. Dia pun mengajarkan model bisnis yang ditekuninya kepada teman – temannya sesama pedagang eceran di pasar.
Baca juga: Mereka yang Menerapkan Protokol Kesehatan
Saat ini dia memiliki pelanggan dari hampir seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya ini adalah sebuah hal yang luar biasa bagi pedagang konvensional seperti dirinya.
Memasuki kuartal kedua di 2020 ia sempat pesimis karena pandemi yang melanda dunia dan berimbas dilaksanakannya PSBB, yang tentu saja menyebabkan pasar harus tutup.
Tapi ternyata dirinya bukannya merugi. Usahanya justru berkembang semakin pesat, karena masyarakat merasa takut keluar rumah akibat pandemi Covid-19 dan lockdown.
Pria yang juga berprofesi sebagai tenaga pengajar lepas untuk training psikologi ini mengaku lebih suka berjualan rempah dibandingkan harus bekerja di kantor.
Tidak kurang 13 jam per hari Adit sapaan akrabnya berjualan di pasar setiap hari “Kerjaan di sini cukup berat karena saya harus packing berkilo – kilo barang dan pindahin karung yang beratnya bisa sampai 100kg, tapi ya saya nikmatin aja karena dis ana seninya,” kata dia.
Saat ini hal yang paling membuatnya bangga bukan hanya karena mampu meraup keuntungan besar, tetapi juga karena bisa membagi ilmunya kepada orang lain dan bisa membuat orang lain mendapatkan penghidupan yang lebih layak.
Terselip keinginan darinya agar banyak masyarakat Indonesia yang mau mengikuti jejaknya berjualan online, apalagi masyarakat yang terdampak pandemi baik langsung maupun tidak.
Baca juga: Cara Pedagang Kecil Mengais Rezeki di Masa Pandemi
Adit optimis bahwa semua orang bisa berjualan online karena menurutnya hampir semua masyarakat memiliki smartphone yang bisa di pakai untuk berjualan.
Dia juga berharap agar perputaran ekonomi dapat menguat di Indonesia, karena saat ini di ambang resesi. Namun ada kekhawatiran juga darinya akan nasib pedagang konvensional di pasar yang akan tergerus industri 4.0
Adit berencana ke depan membuka bisnis startup dengan brand Candra Spicey yang teknis dan pendanaanya masih dipikirkan. Tapi dia optimis dengan bisnis B2B dan 4.0 karena Indonesia sudah memasuki era digital jadi bisnis digital masih menjanjikan walau barang yang dijual hanya bumbu dapur.
Kamu bisa menemukan jualan Adit di http://www.nusantarakaa.com. Berikut beberapa foto aktivitas Adit di tokonya.