Lontar.id – Jika berbicara soal Kabupaten Luwu Utara (Lutra), di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), maka akan banyak sejarah yang menarik untuk diulas. Termasuk awal terbentuknya Lutra yang sangat erat kaitannya dengan seorang Muchtar Luthfi Mutty.
Hal inilah yang diungkapkan, Papa Yeyen, yang merupakan warga Luwu Utara. Menurutnya, jika muncul pertanyaan terkait apa yang telah dilakukan Muchtar Luthfi Mutty selama di Lutra?.
“Maka akan banyak jejak sejarah yang dapat membuktikan kontribusi besar Opu LAM di Luwu Utara,” kata Yeyen dalam keterangannya kepada Lontar.id, Sabtu (12/1/2019).
Beberapa bukti sejarah kontribusi, Luthfi Mutty, kata Yeyen adalah saat menjadi tim sekaligus sebagai pelopor bersama Ryas Rasyid dalam pembentukan Kabupaten Luwu Utara tahun 1999.
Luthfi Mutty yang kini menjabat sebagai Legislator DPR RI, kala itu menyetujui dan pro aktif dalam pemekaran Kabupaten Luwu Utara menjadi Kabupaten Luwu Timur tahun 2003.
Luthfi saat itu mampu memadamkan aksi-aksi premanisme dan konflik horisontal yang mencapai puncaknya tahun 1999-2001.
“Luwu Utara ketika itu dikenal sebagai “Lebanon” kedua,” ujar Yeyen.
Luhfi Mutty juga membangun jalan beton di wilayah pesisir Kex Malangke dan Malangke Barat tahun 2005 yang merupakan jalan beton pertama di Sulawesi Selatan.
Mantan Bupati Lutra dua periode itu juga melakukan revitalisasi penyuluh pertanian tahun 2001 sebagai cikal bakal revitalisasi sektor pertanian oleh pemerintah pusat tahun 2005.
“Menjadikan Luwu Utara sebagai lumbung pangan Sulsel sejajar dengan Bosowa, Sidrap dan Pinrang.”
Selain itu, Luthfi Mutty juga berkontribusi terhadap penerimaan pegawai Pemda Luwu Utara secara terbuka tahun 2004 dan pada tahun 2005 dilakukan secara nasional oleh pemerintah pusat. Juga membangkitkan kembali Program KB yang dianggap “racun” di era reformasi karena peninggalan orde baru. Namun pada akhirnya Pemerintah Pusat sadar dan KB kembali menjadi Program Nasional.
Luthfi Mutty juga membangun infrastruktur pemerintahan secara terpusat kantor bupati dan SKPD, DPRD, KPU, rujab dan kantor instansi vertikal dalam satu kawasan untuk mengefektifkan pemerintahan dan kemudahan dalam koordinasi. Di samping itu, ada beberapa rekam jejak seorang Luthfi Mutty selama dua periode memimpin Luwu Utara.
Berikut beberapa buah dari kebijakan Luthfi Mutty:
- Mengalih fungsikan lahan balai benih pertanian di Kelurahan Kappuna dengan membangun sekolah TK, SD, SMP, SMA sampai lapangan taman siswa menjadi pusat pendidikan
- Mengalih fungsikan KLP Samabutona menjadi pusat pelatihan keterampilan yang menjadi cikal bakal KLK
- Kabupaten pertama yang mematuhi amanat MPR dengan mengalokasikan anggaran sektor pendidikan minimal 20 % dari APBD
- Membangun jalan lingkar kota masamba yang dilanjutkan pemerintahan berikutnya namun sampai sekarang belum rampung
- Membangun terminal Masamba ( belum difungsikan hingga sekarang)
- Membangun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Malangke (tidak dilanjutkan sejak pemerintahan beliau berakhir)
- Mengadakan Mess Pemda di tiga lokasi masing-masing di Jakarta, Makassar dan Soroako
- Membangun bendungan Tamboke untuk jaringan irigasi di Kec. Sukamaju dan sekitarnya
- Membuat grand design dan site plan pelabuhan penyeberangan munte. Pembangunan fisik dilanjutkan oleh Pemerintahan berikutnya.
- Merintis jalur penerbangan untuk wilayah terpencil dengan perluasan bandara A. Jemma, Rampi dan Seko.
- Membangun rumah jabatan (rujab) bupati namun hingga kini tidak difungsikan sebagaimana mestinya.
- Melakukan perlawanan dan tidak tunduk terhadap intervensi politik dalam program kegiatan pemerintah. Apa yang dilakukan Ahok terhadap DPRD DKI sudah dilakukan Opu LAM jauh sebelumnya.
- Membangun Luwu Utara dengan “visi kakao” yang menjadi cikal bakal Gerakan Nasional (Gernas Kakao) oleh Pemerintah Pusat setelah Opu LAM melakukan pemaparan dihadapan Dirjen Perkebunan ketika itu. Luwu Utarapun menjadi “ikon kakao” sebagai tempat studi banding daerah lain. Tahun 2009 menjelang masa jabatan beliau berakhir, pemerintah pusat masih sempat menggelontorkan anggaran lebih 80 M untuk Luwu Utara.
- Kabupaten pertama di Sulsel yang melakukan tender/pelelangan secara on line melalui “e-procurement system” atau ketiga di Indonesia setelah Surabaya dan Banjar Baru.
Sejak Opu LAM tak lagi menjadi Bupati di Luwu Utara, lanjut Yeyen, produksi kakao menurun termasuk 40 % lahan kakao mulai beralih fungsi.
Luhfi Mutty pada berbagai kesempatan juga mengungkap soal pentingnya perhatian kepada kelompok tani. Seperti yang diungkapkannya di hadapan para Kepala Dinas atau Pimpinan SKPD.
“Ketika anda mendapat undangan dari Bupati dan Kelompok Tani dalam waktu yang bersamaan, wajib hukumnya menghadiri undangan kelompok tani,“ ujarnya.
Berikut beberapa pernyataan Luthfi A. Mutty dalam berbagai kesempatan:
- Di hadapan para Camat
“Seorang Camat harus tahu warganya dari yang belum lahir sampai yang sudah meninggal”
Artinya seorang camat sudah tahu berapa warganya yang lagi hamil, umur kandungannya berapa, dimana dia tinggal dan kapan melahirkan sampai yang meninggal dimana dia dikuburkan.
2. Di hadapan kontraktor
“ Terlalu bodoh seorang kontraktor yang mau menyetor uang kepada pejabat, sama bodohnya seorang pejabat yang dikasih uang tapi tidak mau menerima selama pekerjaan yang dilakukan melalui prosedur, tidak ada pelanggaran dan tidak ada temuan”.