Lontar.id– Api Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua dinyalakan lewat prosesi adat di Kampung Genyem, Distrik Nimboran, Lembah Grime, Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (2/11).
Dilansir laman resmi Kemenpora, Kepala Suku Yahui, Kampung Genyem, Lembah Grime, Distrik Nimboran, Yafit Yanse Maharga menggosokkan setangkai kayu berujung runcing ke wadah kayu yang diberi lubang. Di sekitar wadah ditebar beberapa jumput semak kering serta bilah-bilah besar kayu kelapa kering.
Selang 15 menit, memercik bunga api dan langsung menyambar semak-semak kering yang telah disiapkan. Api membubung dan dengan cepat ondoafi, sebutan untuk pemimpin adat masyarakat asli Sentani Lembah Grime itu mengambil seikat ranting kayu kering sebagai wadah sementara bagi api sebelum dipindahkan ke tongkat obor Peparnas.
“Kami serahkan api berkat Tuhan dari tanah damai untuk menerangi Indonesia dan dunia,” kata Yafit kepada tokoh masyarakat Lembah Grime, Pendeta Albert.
Pendeta berusia 47 tahun itu kemudian menyerahkan tongkat obor kepada Ketua Harian Panitia Besar (PB) Peparnas 2021, Doren Warekwa. “Kita semua yang ada di sini akan menjadi saksi bahwa dari kampung ini terdapat sejarah diambilnya api untuk Peparnas 2021,” kata Doren.
Sebagian nyala api disimpan dalam dua kotak khusus. Kemudian Ketua Harian PB Peparnas menyerahkan tongkat obor kepada atlet cabang atletik kursi roda Papua Kafier Kayage sebagai penanda dimulainya Kirab Api.
Kayage dikawal barisan pelari dari unsur TNI dan Polri. Mereka akan membawa api dari Genyem ke Kantor Bupati Jayapura di Doyo Baru untuk diinapkan. Perjalanan tersebut berjarak sekitar 80 kilometer melewati jalan beraspal mulus dan berliku di punggung perbukitan Nimbuk.
Perjalanan menuju Kantor Bupati Jayapura juga akan mengitari Danau Sentani sejauh sekitar 25 km. Beratnya medan perjalanan yang dilewati membuat para peserta Kirab Api diangkut menggunakan enam bus dan tiga truk.