Jakarta, Lontar.id – Nurhadi-Aldo merupakan dua sosok imajiner yang muncul di tiga platform (instagram, twitter, dan facebook). Kedua sosok imajiner ini dimunculkan sebagai calon presiden Indonesia tahun 2019 poros ketiga. Kemunculannya pada 17 Desember 2018 di akun instagram kembang pasir menjadi titik awal dari ramainya pembicaraan netizen, baik melalui postingan, unggahan di story, ataupun ramainya pembicaraan di kolom komentar. Tidak hanya di media sosial, kini sosok Nurhadi-Aldo ramai diliput media dan mendapatkan banyak penggemar.
Kedua sosok imajiner ini didukung oleh Koalisi Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik dan berasal dari Partai untuk Kebutuhan Iman. Sementara itu para fansnya dinamai tronjolwan dan tronjolwati dengan tagline McQueen Yaqueen. Akun shitposting ini dibuat oleh beberapa anak muda yang tersebar di berbagai kota – yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Sementara itu, Nurhadi-Aldo meskipun pasangan fiktif tapi sosoknya benar-benar ada. Nurhadi adalah seorang tukang urut yang berasal dari Mejobo, Kabupaten Kudus.
Nurhadi sudah dikenal di komunitas shitposting karena kebiasaannya mempromosikan jasa pijat, dan beraneka macam foto diri disertai caption yang religius sekaligus lucu. Meskipun tidak ikut campur secara langsung dalam akun shitposting Nurhadi-Aldo, tim sukses dari pasangan fiktif ini mengaku telah meminta izin untuk menggunakan wajahnya sekalipun Nurhadi mengaku tidak mengambil peran dalam penyebaran konten.
Adapun saat ini di instagram akun resmi Nurhadi Aldo telah mendapatkan 159 ribu followers. Yang menarik dalam setiap postingannya di instagram adalah topik-topik yang diangkat terkait program yang akan dilaksanakannya saat menjadi presiden nanti yang bernada mesum, nyeleneh, dan tak biasa. Misalnya, unggahan pertamanya di instagram terkait program Indonesia Tanpa Istri Labil.
Menurut paslon ini, angka perceraian di Indonesia yang tinggi harus diatasi dengan meluncurkan program Indonesia Tanpa Istri Labil, yakni program pengentasan kesenjangan istri muda dan istri tua berbasis aplikasi.
Postingan lainnya yang nyeleneh adalah terkait program pendidikan. Kedua paslon ini beranggapan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean dan menyongsong Revolusi industri, Nurhadi-Aldo melihat peluang bonus demografi dengan menetapkan Kurikulum Pendidikan Tingkat Lanjut yakni Kulum Pentil. Sebuah pembaruan kurikulum pendidikan lanjutan di Balai Latihan Kerja untuk melatih bekerjanya.
Satire dalam Postingan-Postingan Nurhadi-Aldo
Di tengah panasnya politik pilpres 2019, pasangan Nurhadi-Aldo hadir sebagai oase untuk mewaraskan kembali pikiran masyarakat Indonesia yang saling berseteru karena perbedaan pilihan politik. Akun shitposting itupun dihadirkan menurut tim sukses Nurhadi-Aldo sebagai hiburan atau pilihan alternatif bagi generasi milenial dan Z pada Pilpres mendatang.
Selain itu, menurut saya, program-program Nurhadi-Aldo banyak yang bernada satire. Misalnya saja ketika dia menghadirkan sosok Karl Max sebagai sosok yang ditentang karena menurutnya jika tak ada kesenjangan kelas, masyarakat tidak akan belajar. Lalu ia kontraskan dengan sosok Hanan Attaki, Zakir Naik, dan Abdul Somad sebagai filsuf yang harus dihormati.
Selain menarik perhatian karena memunculkan Karl Max sebagai tokoh yang dilarang untuk diperbincangkan sementara Hanan Attaki, Zakir Naik, dan Abdul Somad adalah sosok yang sangat dihormati. Satire tersebut hadir karena kedua paslon ini dicitrakan dengan tujuan hiburan sehingga apa yang diucapkannya tentu bermakna bercanda, termasuk ketika menyinggung perihal Karl Max, Hanan Attaki, Zakir Naik, dan Abdul Somad.
Satire yang lain didapatkan ketika tim sukses Nurhadi-Aldo mengunggah foto Nuhadi dengan mengedit wajahnya menyerupai Karl Max lalu ia selipkan kata-kata religius dan spiritual yang seolah ingin mengatakan bahwa Max seorang tokoh yang religius dan beberapa postingan-postingan lainnya yang bernada satire sekaligus lucu.
Sampai saat ini, jumlah followers Nurhadi-Aldo semakin bertambah, saya sebagai salah satu generasi milenial penasaran dan semakin menunggu-nunggu postingan apa yang akan diunggah. Terima kasih kepada Nurhadi-Ado yang telah hadir sebagai penghibur sekaligus penyegar dari panasnya kisruh politik saat ini.