Lontar.id – Provinsi Jawa Barat menjadi daerah yang terpilih sebagai pilot project melalui program Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita atau Sekoper Cinta.
Program itu merupakan kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak (Kemen PPPA) dan Republik Korea melalui Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga(MoGEF).
Program itu merupakan bagian dari kolaborasi ODA Project to Support Women Empowerment in Indonesia.
Dilansir laman resmi Kementerian PPPA, Jumat, 31 Desember 2021, Ketua Umum Sekoper Cinta, Atalia Praratya menjelaskan sebagai implementasi program pada 2021, Sekoper Cinta kembali menyelenggarakan Pelatihan Vokasional Tahun 2021.
Pelatihan itu dimulai pada 11 Oktober – 17 November 2021 dengan materi pelatihan kejuruan mulai dari kecantikan, menjahit, memasak, IT,dan E-commerce bagi 110 orang alumni Sekoper Cinta yang berasal dari 11 kabupaten/kota, dan perempuan kepala keluarga di Jawa Barat.
“Sekoper Cinta jadi tempat belajar bagi perempuan Jawa Barat untuk meningkatkan kemampuan dan percaya diri sesuai dengan perubahan dan program pembangunan,” tutur Atalia.
Kemajuan dan capaian pelatihan vokasional Sekoper Cinta pada 2021 juga dijelaskan Atalia yang menurutnya lebih baik dibandingkan tahun pertama program pada 2019. Selain jumlah dan kabupaten asal dari para peserta bertambah, materi kejuruan yang diajarkan juga bertambah dari 2 menjadi 5.
“Selain pelaksanaan pelatihan vokasional yang lebih luas lagi dampaknya, secara khusus Sekoper Cinta pada 2021 bertujuan untuk mendukung perempuan di Provinsi Jawa Barat yang mengalami krisis akibat pandemi Covid-19. Perjuangan ini masih panjang, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang sudah mendukung program vokasional ini,” jelas Atalia.
Pada 2021, bertepatan dengan pembukaan Pelatihan Vokasional Sekoper Cinta pada 11 Oktober 2021 aplikasi berbasis android Sekoper Cinta diluncurkan. Atalia menerangkan jika aplikasi ini akan mendukung dan memudahkan pembelajaran jarak jauh sekaligus memperluas cakupan belajar baik bagi para perempuan di Jawa Barat secara khusus. maupun perempuan Indonesia secara umum.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB), I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka menerangkan pelatihan vokasional 2021 tidak memiliki kendala yang berarti. Meski pandemic Covid-19 masih melanda, namun pelatihan dapat berjalan baik dengan tetap menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat.
“Target kita membuat perempuan Jawa Barat berdaya, bahagia dan juara. Selain memberdayakan perempuan, kami juga membekali terkait gender mainstreaming, gender leadership, dan menangani konflik dalam rumah tangga. Ini juga penting supaya ke depan permasalahan-permasalahan seputar perkawinan anak, perceraian, Kekerasan dalam Rumah tangga (KDRT), trafficking, stunting, bisa berkurang karena para perempuan sudah menyadari kekuatannya, memiliki potensi dan kita juga membekali mereka sebagai womenpreneur,” tutup I Gusti Agung Kim Fajar Wiyati Oka .