Lontar.id – Pihak Boeing Co mengatakan pada hari Senin (16/12/2019), bahwa perusahaan itu akan menangguhkan produksi pesawat jet 737 MAX, yang merupakan pesawat terlaris, pada Januari mendatang.
Pihak Boeing mengatakan, jalur perakitan terbesarnya terhenti dalam lebih dari 20 tahun, karena dampak dari dua kecelakaan fatal pada pesawat yang saat ini didaratkan tersebut.
Dilansir Reuters, Selasa (17/12/2019), Boeing, mengatakan tidak akan memberhentikan sekitar 12.000 karyawan di sana selama pembekuan produksi, meskipun langkah itu dapat memiliki dampak di seluruh rantai pasokan global dan ekonomi A.S.
Keputusan tersebut diambil dua hari setelah Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menolak untuk menyetujui jet itu kembali ke layanan sebelum 2020, dan menyampaikan apa yang dilihat sebagai penolakan publik terhadap harapan Boeing untuk bergerak lebih cepat.
737 MAX telah dikandangkan sejak Maret lalu, setelah dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia menewaskan 346 orang dalam waktu lima bulan, yang membuat pabrik pesawat merugi lebih dari $ 9 miliar sejauh ini.
Keputusan untuk menghentikan produksi akan memiliki dampak langsung yang kecil pada maskapai, serta menyebabkan banyak pembatalan penerbangan.
Keputusan itu juga mengancam perekonomian AS. Seorang anggota parlemen AS, Rick Larsen, bahkan menyebut keputusan Boeing sebagai “pukulan berat bagi para pekerjanya dan ekonomi di kawasan itu”.
“Satu-satunya rahmat yang menyelamatkan adalah kepemimpinan Boeing telah berjanji untuk tidak memberhentikan pekerja. Saya siap bekerja dengan pekerja Boeing untuk memastikan… mereka akan memiliki akses ke sumber daya yang diperlukan jika terjadi shutdown yang berkepanjangan,” ucapnya.
Hingga saat ini Boeing terus memproduksi 737 MAX jet dengan kapasitas produksi 42 unit per bulan dan membeli suku cadang dari pemasok hingga 52 unit per bulan, meskipun pengiriman dibekukan hingga regulator menyetujui pesawat tersebut diterbangkan secara komersial lagi.
Boeing tidak mengatakan berapa lama penutupan akan berlangsung. Mereka menekankan ini pada FAA.
FAA mengatakan tidak akan mengomentari keputusan bisnis Boeing, tetapi akan terus bekerja dengan regulator global, untuk meninjau perubahan yang diusulkan pada 737 MAX.
“Prioritas pertama kami adalah keselamatan, dan kami belum menetapkan jangka waktu kapan pekerjaan akan selesai,” kata agensi.
Analis mengatakan penutupan itu tidak bisa dihindari setelah Boeing terpaksa meninggalkan tujuan akhir tahun untuk kembali ke layanan.