Lontar.id – Sejak tahun 1991, pedagang bernama Fathorrahman sudah membuka lapaknya di depan Pasar Baru Jakarta Pusat. Dulu ia sempat menjadi loper di pinggir jalan, sebelum beralih menjual kaligrafi dan foto Presiden.
Pasar Baru Jakarta, dulunya bernama Passer Baroe yang dibangun pada tahun 1820 saat Jakarta berstatus Batavia. Konsep arsitekturnya diambil dari corak bangunan model Tionghoa dan Eropa. Di awal tahun 90-an, Fathorrahman mulai kepikiran berbisnis dengan jualan koran. Meski menurutnya, jualan koran tak begitu ramai dan keuntungannya masih terbilang kecil untuk membiayai hidup di Jakarta. Namun saat itu ia memilih tetap menjalani profesi tersebut, meskipun untuk menutupi biaya sekolah saja tidak cukup.
“Lama banget mas, dari tahun 91 saya jualan. Dulu masih di depan, itu bukan trotoar lagi tapi jalan,” kata Fathorrahman di Pasar Baru, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Fathorrahman lalu mencari ide, dagangan apa yang bisa laris dengan cepat. Ia kemudian kepikiran untuk mencetak foto presiden. Dagangannya semakin laris, utamanya pada era Jokowi sebba pada masa itu, Fathorrahman mulai menjual lapaknya secara online. Penjualannya meningkat hingga 75%.
Baru-baru ini, dagangannya menjadi viral. Hal itu bermula ketika dia mencetak dan menjual foto Jokowi-Ma’ruf lebih awal dengan bingkai dan ukuran yang beragam.
Menurutnya, jika ia menjual lebih awal bukan tak mungkin akan kebanjiran order dari pembeli. Niatnya itu kemudian ia konsultasikan kepada salah seorang rekannya yang bekerja di staf sekretariat negara presiden.
Apakah mencetak foto resmi Jokowi dan ditulis sebagai presiden akan dikenai regulasi atau dilarang? Pasalnya, saat itu, Mahkamah Konstitusi (MK) baru sehari mengumumkan penolakan gugatan sengketa pemilu 2019.
Setelah mendapat penjelasan dari kekhawatirannya itu, barulah ia memasang foto Jokowi. Ternyata dugaannya benar, para pembeli mulai ramai memadati lapak Fathorrahman.
“Saya konsultasi dulu dengan tetangga yang kerja di Setneg,” imbuhnya.
Omzet Fathorrahman terus meningkat, bahkan katanya, ada sejumlah pembeli, rela berdatangan meskipun daerahnya jauh. Tak hanya sampai di situ saja, puncak kebahagiannya terjadi saat lapaknya didatangi langsung oleh Jokowi. Tak ingin ketinggalan momen tersebut, Fathorrahman lalu mendapatkan tanda tangan Jokowi yang diabadikan pada sebuah bingkai besar.
“Ini bingkai yang ditandatangani Pak Jokowi waktu datang ke sini,” ujarnya sambil mengajak kami masuk ke bagian dalam lapaknya.
Saat Jokowi berkunjung ke lapaknya, Jokowi berujar kepada Fathorrahman bahwa dirinya cukup berani membuat langkah besar itu. Karena hampir di semua lapak yang menjual foto presiden, belum ada yang mengambil langkah secepat itu.
“Pesan Pak Jokowi. Kamu hebat, kamu berani doang sih. Saya berani karena benar, kalau saya majang foto Pak Jokowi karena benar, kalau majang foto Prabowo kan salah,” terangnya.
Setelah kedatangan Jokowi, lapaknya lalu jadi viral. Menurutnya, sangat banyak orang yang datang menawarkan foto dengan tandatangan Jokowi dan dengan harga yang cukup tinggi. Tawaran tersebut kata dia paling banyak datang melalui media online. Namun ia menolak karena itu akan dijadikannya sebagai kenang-kenangan.
“Udah ada yang tawarin 33 jutaan, banyak di online yang nawar,” imbuhnya.
Ia masih ingat betul saat Jokowi diantar oleh Paspampres, salah seorang Paspampres pernah berujar kepada Fathorrahman, agar foto yang ditandatangani Jokowi jangan dijual. Apabila dirinya memang membutuhkan uang secepatnya, ia diminta untuk menghubungi Istana dengan cara mengirim surat.
“Saya dikasi amanat, kalau foto yang ada tanda tangan Pak Jokowi jangan diperjualbelikan, kalau memang Mas Fathur nih butuh uang dan segala macam, minta bantuan ke istana, kirim surat,” akunya sambil menirukan kata salah seorang Paspampres.
Sampai saat ini, lapak Fathorrahman makin laris, sehari saja ia bisa menjual 30 buah ke atas. Ia memperkirakan para pembeli akan ramai sampai bulan awal tahun 2020 mendatang.
Editor: Ais Al-Jum’ah