Lontar.id — Jackie seorang veteran pada perang dunia pertama. Aksinya memang tak seheroik kisah para pahlawan yang namanya dikenal di buku pelajaran sejarah. Namun Jackie tetap sosok istimewa.
Dia selalu sigap. Perintah komandan selalu dilaksanakan. Di medan perang Jackie selalu menunjukkan sikap tak gentar. Salah satu kakinya yang diamputasi menjadi bukti, betapa Jackie mengalami pengalaman dahsyat selama periode perang dunia pertama.
Kisah Jackie seperti dilansir di All That Interesting berawal dari pertemuannya dengan Albert Marr. Marr menemukannya ketika Jackie sedang berkeliaran di tanah pertaniannya, jadi dia memutuskan untuk mendidik dan melatihnya menjadi anggota keluarga.
Marr melihat Jackie sebagai monyet yang penurut. Dia juga cukup patuh sama tuannya. Marr lalu melatih Jackie bagaimana seharusnya binatang bersikap baik layaknya manusia. Marr ingin menjadikan Jackie sebagai monyet yang terhormat.
Hingga pada suatu hari tepatnya 1915, Marr mendaftarkan diri ikut berperang. Tidak ingin meninggalkan Jackie, Marr bertanya kepada atasannya. Apakah binatang boleh dibawa serta, dan bergabung bersama dalam barisan tentara.
Jawaban atasan Marr sungguh mengejutkan. Jackie mendapat restu untuk turut andil dalam peperangan. Kemudian, Jackie juga diberi seragam lengkap, lencana, dan buku gaji serta catatannya sendiri.
Dia juga bertindak dan diperlakukan sama seperti prajurit lainnya. Ketika dia melihat perwira atasannya lewat, Jackie berdiri dan memberikan hormat dengan benar.
Jackie menjadi rekan yang baik. Dia sering menyalakan rokok untuk rekan-rekannya. Jackie juga dipercaya menjadi penjaga lantaran pendengaran dan penciumannya yang bagus.
Tingkah Jackie juga kerap membuat tentara ketawa-ketawa. Yang namanya juga monyet, aksinya kerap bikin terpingkal. Namun bukan berarti Jackie tak profesional.
Karena dedikasinya, Jackie pun diangkat menjadi maskor resmi Resimen Transvaal ke-3 dan dibawa ke mana-mana bersama para prajurit.
Meski dia seorang monyet, tanggung jawab Jackie sama seperti prajurit lainnya. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di Prancis selama perang. Pernah pula Jackie menderita luka tembak.
Tugas Jackie selama perang juga bukan main menantangnya. Nyawa bisa jadi taruhan. Bayangkan selama baku tembak terjadi, Jackie bertugas membangun tembok batu di sekeliling dirinya untuk perlindungan.
Karena sementara sibuk membangun tembok, sebutir peluru mengenai kaki kanan Jackie. Dokter resimen membawanya menggunakan tandu ke rumah sakit.
Sayang peluru yang tertancap membuat kondisi kaki Jackie sulit untuk pulih total. Keputusan amputasi harus dilakukan. Ini demi menyelamatkan nyawa Jackie.
Aksi heroik Jackie selama perang menjadi perbincangan. Dan, berkat keberaniannya, Jackie dianugerahi medali keberanian, serta dipromosikan untuk menjadi kopral.
Perang yang memakan jutaan korban, alhamdulillah Jackie menjadi salah satu parjurit yang mampu menuntaskan masa tugas dalam kondisi masih bernyawa. Menjelang akhir perang, Jackie diberhentikan di Kamp Penyebaran Maitland di Cape Town.
Jackie pergi beserta surat keluar layaknya pensiunan militer. Dia juga mendapat formulir pekerjaan untuk penduduk sipil prajurit yang diberhentikan.