Lontar.id– Amerika Serikat- Pergantian cuaca yang ekstrem di Amerika menjadikan istilah “sedia payung sebelum hujan” apabila dimaknai secara konotataif lebih sering diterapkan dibandingkan di Indonesia. Meski di Indonesia istilah itu dimaknai secara filosofis, yang berarti setiap manusia harus memiliki kemampuan berjaga-jaga/ mempertahankan hidup.
Pembagian cuaca menjadi empat musim seperti yang terjadi di luar negeri bagian barat, yakni musim panas, musim dingin, musim semi, dan musim salju menjadikan penduduknya sangat peka dan terhadap perubahan cuaca. Sebab, beda musim akan berdampak pada perbedaan temperatur udara, suhu, dan kecepatan angin pada saat itu.
Kepedulian warga Amerika Serikat terhadap perkiraan cuaca begitu tinggi karena setiap hari, mereka harus beraktivitas di luar rumah sehingga sangat penting untuk memeriksa terlebih dahulu jenis cuaca yang terjadi, suhu udara di luar rumah begitu juga dengan prediksi kecepatan angin.
Cuaca di amerika terbagi dalam empat musim meliputi musim panas, musim dingin, musim salju, dan musim semi. Keempat musim tersebut membawa cuaca yang berbeda. Saat ini, Beberapa wilayah di Amerika seperti Washington DC sedang mengalami musim dingin, di mana cuaca dapat berubah tidak menentu karena tidak selalu dingin setiap harinya.
Kadang cuaca dingin hari ini tapi esok hari cuaca akan kembali cerah dan suhu hangat, sedangkan hari selanjutnya cuaca akan berubah menjadi dingin kembali atau cuaca cerah tapi suhu yang terjadi sangat rendah.
Perubahan cuaca ini jelas tidak terjadi di Indonesia karena Indonesia tidak mengenal perubahan cuaca dalam empat musim. Jikapun ada perubahan, hanya seputar derajat suhu udara pada temperature wilayah tropis dan intensitas curah hujan.
Perubahan suhu yang terjadi di Indonesia berkisar pada temperature 28-37 derajat celcius sehingga tidak banyak warga yang memperhatikan perbedaan suhu sebelum keluar rumah. Perbedaan suhu yang selalu dikisaran hangat itu membuat warga Indonesia tidak perlu repot menyesuaikan pakaiannya untuk menyambut perubahan cuaca.
Hal yang demikian tidak bisa diterapkan di Washington DC. Suhu pada musim dingin akan berubah-ubah setiap harinya, kadang suhu bisa mencapai minus derajat celcius pada hari-hari tertentu sehingga setiap orang perlu memeriksanya terlebih dahulu agar tidak salah mengenakan pakaian sebelum beraktivitas. Salah mengenakan pakaian bisa jadi membuat penyakit sendiri.
Selain suhu, yang paling terasa tidak menentu adalah kecepatan angin. Di Indonesia, angin yang bertiup saat musim hujan atau musim kemarau masih dalam batas normal. Dalam arti, tidak membahayakan kesehatan tubuh. Sangat berbeda dengan Amerika.
Kecepatan angin berubah tidak beraturan tanpa mengikuti perubahan suhu. Kadang saat suhu begitu rendah dan dingin, kecepatan anginya berada pada frekuensi normal. Namun, kadang saat suhu agak hangat, justru angin begitu kencang sehingga terasa sangat dingin menusuk rongga dada.
Editor: Ais Al-Jum’ah