Makassar, Lontar.id – Kekerasan di dunia pendidikan sepertinya memang sulit untuk dipisahkan dari catatan kelam Tanah Air. Sekolah dimana nalar dan akal sehat itu diasah, justru kerap menjadi sarang kebiadaban.
Tak terhitung ada berapa kasus siswa yang nyawanya melayang sia-sia. Memang ada yang salah dengan sistem pendidikan kita. Semoga dan semoga, kematian Aldama Pangkolan (19), siswa Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar menjadi kasus terakhir.
Aldama diduga dianiaya karena persoalan sepele. Ia yang diantar oleh ayahnya kembali ke ATKP tidak memakai helm. Hari itu Aldama beserta siswa seangkatannya usai Izin Bermalam Luar (IBL) yang sudah menjadi kebiasaan setiap Sabtu dan Minggu. Namun naas bagi Aldama karena ternyata itu adalah IBL terakhirnya.
Setibanya di Kampus ATKP jl Salodong, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya pada Minggu 3 Februari, Aldama menerima perlakuan kasar dari seniornya. Terpaut dua angkatan dari Aldama, seorang tersangka telah ditetapkan. Berinisial MR (21 tahun).
Namun kemungkinan tersangka bertambah masih ada. Hal ini diungkapkan oleh ayah korban, Pelda Daniel yang kemarin, Kamis, (14/02/2019) mendatangi Polrestabes Makassar untuk menuntut ketegasan atas kasus kematian anaknya.
“Selain MR yang memang sudah berstatus tersangka, saat ini polisi juga sudah mengantongi beberapa nama lagi untuk dilakukan pemeriksaan,” ungkapnya kepada tim Lontar.id saat dikonfirmasi via ponsel, Jumat, (15/02/2019).
Kasus kematian junior karena kekerasan seniornya bukan pertama kali terjadi. Pembenaran bahwa melakukan tindak kekerasan kepada junior adalah hal yang biasa karena sudah menjadi tradisi, budaya, apalagi dianggap sebagai ajang memperkuat fisik dan mental.
Penulis: Miftah Aulia