Jakarta, Lontar.id – Aksi mahasiswa dan pemuda pendukung revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berakhir rusuh. Awalnya para demonstran datang membentangkan spanduk dan bendera merah putih yang dililitkan pada tiang berukuran pendek di halaman gedung KPK, Jl. Kuningan Persada, Jakarta, Jumat (13/9/2019).
Namun beberapa lama kemudian massa mulai membakar ban bekas dan karangan bunga yang terpampang di halaman depan.
Aparat keamanan yang berjaga-jaga di lokasi berusaha memadamkan api, tetapi mendapatkan perlawanan dari massa.
Aksi saling dorong antara massa dan pihak keamanan tak terhindarkan. Setelahnya, massa memaksa masuk, dan mencoba mendobrak pintu masuk yang sudah ditutup dan dikawal aparat keamanan.
Beberapa di antaranya ada yang berhasil lolos masuk ke bagian dalam, mereka memaksa untuk membuka kain hitam yang menutupi logo KPK. Namun dihalangi aparat keamanan, hingga akhirnya bentrok pun terjadi.
Massa yang memaksa masuk, beberapa di antaranya ada yang diamankan dan digiring ke bagian belakang pos satpam. Merasa rekan-rekannya ada yang diamankan, massa aksi lalu mengamuk dan melempar masuk ke bagian dalam, di mana sejumlah awak media berkumpul.
Salah seorang pihak aparat keamanan yang mencoba meredam amarah massa aksi, melakukan koordinasi dengan pegawai KPK agar tuntutan massa aksi mencabut kain warna hitam yang menutupi logo KPK agar dicabut. Negosiasi mereka tak menuai hasil.
Dua orang pegawai KPK tetap ngotot kain hitam tersebut menutup logo KPK, dengan alasan telah mendapatkan izin dari unsur pimpinan. Namun sayang, ia tak menjelaskan siapa unsur pimpinan KPK yang memberikan izin.
“Seharusnya dibuka aja (kain hitam menutupi logo KPK), ini lambang negara. Supaya aman aja, supaya tidak ada lagi demo-demo anarkis lagi. Kita sudah imbau lewat Lo-nya (konfirmasi dari polisi untuk membuka kain hitam) ini situasi sudah rusuh,” ujar salah seorang polisi.
Komunikasi antara polisi dan pegawai KPK tak menemui solusi. Massa tetap memaksa untuk masuk dan membuka kain hitam, hingga akhirnya lemparan batu dan botol melayang masuk ke dalam.
Sejumlah wartawan yang ada di lokasi pun sempat bersitegang dengan massa aksi.
Penulis: Ruslan