Lontar.id – Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menggelar kegiatan bertajuk Seni Perempuan Perupa 2019 “Siklus Buana”, di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Kegiatan tersebut telah dimulai pada tanggal 15 hingga 20 Oktober mendatang.
Program Seni Perempuan Perupa yang dilaksanakan DKJ ini, merupakan kegiatan yang ke lima kalinya di tahun 2019. Sebelumnya topik yang diangkat tidak jauh dari peran dan eksistensi perempuan di tengah dominasi laki-laki dalam konstruksi sosial politik masyarakat.
Citra Sasmita pemilik karya ‘Timur Merah Project II, The Harbour of Restless Spirits” didapuk sebagai narasumber. Citra Sasmita dalam penjelasannya, menujukkan hubungan antara perempuan dan laki-laki saat ini mengedepankan hierarki, otoritas dan diskriminasi. Sehingga perempuan tereliminasi di lingkungan hidupnya, karena adanya budaya patriarki yang tumbuh sejak dahulu.
Budaya patriarkir menurut dia, memposisikan kaum perempuan sebagai kalangan nomor dua ketimbang laki. “Tubuh perempuan yang juga adalah tubuh alam, mengalami ganasnya budaya patriarki dengan latar belakang arsitekturnya,” kata Citra Sasmita melalui siaran pers, Rabu (16/10/2019).
Lalu Dea Widya membahas tentang ruang perempuan semakin terhimpit dan terpojokan oleh modernitas yang semakin pesat. Kekosongan ruang pada diri perempuan dalam karyanya ‘Naked Home’, Dea Widya seolah ingin membangun kembali ruang-ruang kosong yang hilang dalam diri perempuan, melalui bercakap-cakap dengan roh yang bersemayam.
“Mereka bercerita ruang perempuan yang terpojok, sempit dan disembunyikan. Roh perempuan dan roh bumi adalah roh-roh yang senyap dan tenggelam di tengah modernisme,” urainya.
Editor: Ais Al-Jum’ah