Jakarta, Lontar.id – Massa aksi 22 Mei yang mengepung kantor Bawaslu RI terlibat bentrok dengan petugas kepolisian. Itu terjadi usai salat Magrib. Orator sempat mengumumkan bahwa Capres Prabowo Subianto sedianya akan hadir ditengah-tengah massa. Namun hanya Amien Rais yang datang, ia dikawal oleh peserta yang mengenakan baju warna putih dengan menenteng bendera merah putih.
Setelah usai salat magrib, sebagian kecil peserta aksi massa diimbau untuk mundur. Namun dari arah belakang, massa terus berdatangan masuk di bagian depan berpapasan dengan aparat kepolisian yang sedang berjaga-jaga di depan kantor Bawaslu RI.
Tak berselang lama, massa yang terprovokasi suasana mulai melempar botol, petasan dan batu ke arah kerumunan polisi. Tembakan gas air mata pun akhirnya memecah konsentrasi massa.
Bukannya lari, massa malah semakin melawan dengan terus melempar ke arah polisi. Seruan ‘turunkan Jokowi sekarang juga’ dan kalimat takbir menggema menyemangati peserta.
Di halaman kompleks Sarinah, semua pedagang menutup lapak-lapak jualannya, menghindari konflik massa dengan aparat.
Pantauan Lontar.id di lokasi, terutama di Halaman Sarinah, massa memergoki 2 orang yang diduga dari pendukung paslon Jokowi-Ma’ruf dan mengarak-araknya hingga ke bagian belakang. Namun beruntung ada petugas TNI yang berada tak jauh dari lokasi segera mengamankannya dari amukan massa.
“Cebong nih pendukung Jokowi, usir-usir,” ujar massa yang membawa salah seorang wanita kebagian belakang gedung Sarinah.
Di bagian lantai dua gedung Sarinah, terlihat massa membentangkan bendera merah putih ukuran raksasa. Ibu-ibu mengenakan baju warna putih terlihat mendominasi bentangan bendera tersebut.
Hingga kini, massa aksi masih bertahan di lokasi dan mengibarkan bendera dan alat peraga, sementara polisi dan TNI mengawal aksi tersebut berjalan hingga damai.
Penulis: Ruslan