Jakarta, Lontar.id – Tim Bulu Tangkis Indonesia selangkah lagi meraih tiket final. Itu jika Hendra dkk mampu menaklukkan Tim Jepang pada laga Semi Final yang digelar di Nanning, China, Sabtu (25/5/2019).
Harapan itu tentu ada. Mengingat perjuangan Indonesia sejak awal babak penyisihan cukup menjanjikan. Laga awal tim Indonesia mampu mengalahkan tim Inggris dengan skor 4-1. Meski pada pertandingan kedua melawan tim Denmark Indonesia kalah 2-3, namun mereka tetap keluar sebagai juara grup berkat kekalahan Denmark atas Inggris.
Pertandingan perempatfinal melawan China Taipe bisa dibilang ujian sesungguhnya bagi tim Indonesia. Pebulutangkis tunggal putri peringkat satu dunia, Tai Tzu Ying menghadang langkah Indonesia untuk meraih poin kedua.
Itu setelah pada laga awal, ganda putra nomor satu Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon-Kevin Sanjaya Sukamuljo sukses memetik kemenangan awal atas pasangan China Taipe, Lee Yang-Wang Chi Lin. Kevin-Marcus menang 21-17, 21-17.
Di Laga Kedua, Tai Tzu Ying mampu menaklukkan tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung dua set langsung, 21-16 dan 21-14. Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie yang diharapkan mampu mengalahkan andalan China Taipe, Chou Tien Chen, gagal memetik poin.
Chou menang 11-21, 13-21. Sehingga membalikkan keadaan menjadi 2-1 untuk keunggulan China Taipe atas Indonesia. Pertaruhan sesungguhnya berada di tangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii-Apriyani Rahayu, dan pasangan ganda campuran Praven Jordan-Melati Daeva Oktavianti.
Dua ganda Indonesia tersebut berhasil menang atas wakil China Taipe sehingga membalikkan keunggulan tim Indonesia 3-2. Kemenangan tersebut sekaligus mengunci tiket semi final Indonesia di Piala Sudirman 2019.
Prestasi Terakhir Indonesia di Piala Sudirman
Tim Indonesia terakhir kali meraih piala Sudirman pada tahun 1989 lalu. Itu pun saat pertandingan beregu campuran itu pertama kalinya digelar di Indonesia. Artinya sudah sekitar 29 tahun Indonesia belum pernah lagi membawa pulang Piala Sudirman.
Jika merujuk pada capaian Indonesia pada tiga gelaran Piala Sudirman sebelumnya, hasil di 2017 merupakan yang terburuk. Di mana Indonesia saat itu terhenti di babak penyisihan grup.
Sementara, pada gelaran Piala Sudirman 2015, Indonesia juga terhenti di semi final. Hasil di 2015 sedikit lebih baik dibanding 2013, saat tim Indonesia hanya mampu sampai di perempatfinal.
Kini, harapan untuk meraih ekspektasi itu kembali ada. Hanya saja, kualitas tim Jepang yang bakal dihadapi Indonesia di atas kertas sedikit lebih unggul. Indonesia punya kualitas di atas rata-rata pada sektor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Hanya saja, untuk tunggal putra dan putri, atlet Indonesia masih kerap tampil inkonsisten.
Jika dibandingkan dengan Jepang, kualitas semua sektor yang mereka miliki nyaris merata di semua lini. Khususnya di tunggal putra dan ganda putri. Para atlet negeri matahari terbit itu masing-masing menduduki peringkat satu dunia di dua sektor tersebut. Sementara di tunggal putri, ganda putra, dan ganda campuran, persaingan masih cukup merata.
Jika mampu unggul lebih dulu atas Jepang, maka harapan Indonesia akan sangat terbuka menatap final. Sebab, berdasarkan data BWF, 13 dari 16 tim yang unggul pada laga perdana di Piala Sudirman mampu keluar sebagai pemenang.
Mampukah tim Indonesia menjawab ekspektasi juara tersebut? Harapan itu tentu sangat terbuka. Rentetan rekor buruk tim Indonesia selama berapa dekade piala Sudirman haruslah berakhir di 2019 ini. Konsistensi dan kerja sama tim akan jadi salah satu faktor penentu. Kemenangan di semi final juga akan menjadi pintu awal bagi tim Indonesia untuk meruntuhkan dominasi Jepang dan China. Kita tunggu saja pembuktiannya.