Senin yang kelam melanda Eropa Barat. Dalam hitungan detik, jutaan penduduk Spanyol dan Portugal terseret ke dalam kegelapan total setelah jaringan listrik mereka ambruk tanpa peringatan. Bandara internasional seperti Barajas di Madrid dan Humberto Delgado di Lisbon lumpuh, komunikasi nirkabel terhenti, dan seluruh metro terperangkap di bawah tanah.
Bukan hanya penerbangan lokal yang kacau — penerbangan dari Brussels dan kota-kota Eropa lainnya menuju Semenanjung Iberia terpaksa dibatalkan, membuat ratusan penumpang telantar tanpa kepastian.
Lalu lintas berubah menjadi neraka. Lampu lalu lintas padam, jalanan membeku dalam kemacetan brutal, dan sirene polisi meraung tanpa henti di udara Madrid. Di Torre Emperador, gedung pencakar langit ikonik, para penghuni terpaksa turun berbondong-bondong melalui tangga darurat, diterpa ketidakpastian.
Indikasi Gangguan Besar pada Jaringan Listrik Eropa
Operator listrik Spanyol, Red Eléctrica, mengungkapkan bahwa kejadian ini disebabkan oleh “osilasi kuat” dalam jaringan listrik Eropa yang menyebabkan Spanyol dan Portugal terputus dari sistem benua. Waktu pemulihan diperkirakan antara enam hingga sepuluh jam — suatu rentang waktu yang, dalam dunia modern yang bergantung pada listrik, terasa seperti abad.
Krisis ini memantik kekhawatiran lebih besar: dugaan serangan siber. Meski pihak berwenang masih berhati-hati, beberapa pejabat Andalusia terang-terangan menyebutkan bahwa “semua indikasi mengarah pada serangan siber”. Dugaan ini diperkuat oleh latar belakang Spanyol yang selama ini menjadi target serangan siber, terkait sikap politiknya terhadap konflik Gaza dan dukungannya kepada Ukraina.
Institusi-institusi Vital Berguguran
Rumah sakit-rumah sakit besar, seperti La Paz di Madrid, terpaksa membatalkan operasi. Kereta metro terkandas di terowongan, orang-orang terjebak dalam lift, dan perkantoran besar mengevakuasi karyawan mereka. Turnamen tenis Madrid Open pun terganggu — skor elektronik padam, kamera overhead mati, dan ribuan penonton terdiam dalam kegelapan.
Kepanikan melanda universitas-universitas besar, dengan manajemen meminta seluruh civitas academica pulang demi keselamatan.
Eropa dalam Keadaan Siaga
Komisi Eropa dan jaringan operator listrik ENTSO-E bergerak cepat, membentuk komunikasi darurat untuk menelusuri sumber bencana ini. Madrid bahkan menggelar pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional, membahas implikasi nasional dan lintas batas dari insiden ini.
Sementara itu, rakyat Spanyol dan Portugal dipaksa bergulat dengan realitas baru: minim informasi, kehilangan koneksi, dan rasa cemas yang membayangi setiap sudut kota.
Sebuah Peringatan untuk Benua Lama
Bagi Eropa, pemadaman listrik skala ini menghidupkan kembali bayang-bayang tragedi tahun 2003, ketika seluruh Italia terjerembab dalam kegelapan akibat kegagalan satu jalur listrik di Swiss. Kini, pertanyaan lebih besar membayangi: seberapa rapuhkah jaringan energi kita di era penuh ketegangan geopolitik ini?
Seorang warga Barcelona dengan getir bergumam di tengah kegelapan:
“Mungkin kami benar-benar butuh ‘survival kit’ 72 jam seperti yang disarankan Uni Eropa. Tapi siapa yang pernah mengira kiamat bisa datang bukan dari perang, tapi dari listrik yang terputus?”