Jakarta, Lontar.id – Politisi Partai Keadilan Sejahterah (PKS), Fahri Hamzah mengaku kesal dengan Denny JA. Kekesalan Fahri lantaran hasil survei Denny JA memotret pemilih muslim yang cenderung radikal sebagai pemilih capres nomor urut dua, Prabowo-Sandi.
Fahri menuding hasil survei Denny JA tidak bermutu dan mengarah pada pendiskreditan capres Prabowo-Sandi. Sebab menggunakan sentimen agama untuk memotret kecenderungan pemilih Prabowo.
Ia balik mempertanyakan kerja lembaga survei Denny JA sebagai tindakan propaganda jelang pilpres dan menggerus suara pemilih di kalangan muslim.
Survei tersebut dianggapnya hanya memancing emosi dengan propaganda dan provokasi, karena tugas lembaga survei bukan menciptakan ketakutan. Olehnya itu ia meminta lembaga survei tidak menyebut dirinya sebagai surveyor, karena mengikuti kepentingan pendonor anggaran.
“Saya terus terang kesal dengan bung Denny JA, kok dia bikin survei itu enggak mutu gitu. Misalnya pemilih Prabowo banyak radikal, buat apa bikin begitu. Anda cuma mau mendiskreditkan Prabowo, apa itu lembaga survei? Bukan, itu propagandis,” kata Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, Senin (25/3/2019).
Lembaga survei menurut Fahri perlu dibuatkan regulasi yang mengaturnya, agar tidak bertindak diluar dari etika dan moral. Regulasi tersebut juga akan mengatur terkait asal usul pendanaan lembaga survei, sehingga bertanggung jawab dan tidak partisipan.
Jika memang benar lembaga survei mendapatkan bantuan dana dari paslon tertentu, sebaiknya kata Fahri diumumkan pada publik. Pasalnya, ada lembaga survei mengaku independen dan tidak dibayar tapi nyatanya partisipan.
“Nah itu yang saya bilang. Jadi atur moralnya, atur etiknya dan atur juga regulasi supaya jangan gitu, dia niatnya dia niatnya memang nyerang,” terangnya.