Lontar.id – Warga Amerika Serikat (AS) memiliki minat baca yang tinggi. Falam setahun, rata-rata warga Amerika berusia 18 tahun ke atas membaca 11–20 buku. Bahkan, 25 persen warga Negeri Paman Sam menghabiskan lebih dari 21 buku setahun.
Budaya baca yang tinggi ini dapat dilihat pada aktivitas sehari-hari. Khusus di Washington DC, banyak toko buku yang dirancang dengan dilengkapi ruang baca yang nyaman.
Perpustakaan yang jumlahnya cukup banyak, bisa diakses secara gratis di setiap sekolah, universitas maupun untuk umum.
Selain itu, banyak warga masyarakat yang mengisi waktu luangnya dengan membaca, baik di jalan, di kereta, maupun lagi sedang menunggu.
Toko-toko buku di sana pun cukup banyak. Biasanya buku dijual dalam keadaan terbuka dan tidak dibungkus plastik. Sehingga pengunjung bisa bebas membacanya.
Harga buku di Amerika pun cukup terjangkau oleh warga negaranya. Untuk buku dengan ketebalan hingga 200 lembar, harganya berkisar $15 hingga $40. Jika dibandingkan dengan harga seporsi makanan standar di sana, yang harganya $10, berarti harga buku di Amerika sekitar 2 hingga 4 kali lipat harga makanan.
Tapi, harga buku juga tergantung dari topik dan jenis bukunya. Untuk buku non-fiksi, biasanya lebih malah daripada buku fiksi. Demikian pula untuk topik-topik yang semakin teknis dan detail, harganya juga lebih mahal dibandingkan buku-buku umum dan populer.
Tetapi bila bukunya berbentuk elektronik. Biasanya harganya bisa lebih murah 50-80 persen dari harga buku berbentuk fisik. Tak heran bila budaya membaca buku di Amerika cukup tinggi. Selain tokonya nyaman, juga harga bukunya cukup murah bagi warga Amerika kebanyakan.
Berikut foto aktivitas membaca masyarakat Amerika, yang diabadikan oleh jurnalis Lontar, Muhaimin A Untung.