Lontar.id – Memang percaturan politik tak bisa diprediksi, ia kadang berubah cepat dalam hitungan menit. Begitu pun bisa berubah dalam waktu yang cukup lama. Demikian juga dengan perubahan peta persaingan bursa pencalonan Ketua Umum Golkar yang rencananya akan menyelenggarakan kongres pada akhir tahun ini.
Dua kandidat kuat yang saling berseteru bahkan sempat saling perang urat saraf antara Airlangga Hartarto dengan Bambang Soesatyo (Bamsoet). Salah satunya tentang pemecatan Ketua DPD Golkar di Maluku, lantaran ditengarai memberikan dukungan kepada Bamsoet.
Namun tak berselang lama, perseteruan itu terhenti sebelum Munas Partai Golkar dilaksanakan. Airlangga Hartarto meluluhkan Bamseot dengan memberikan jabatan strategis di kursi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai Ketua. Jabatan tersebut sebagai kompensasi agar Bamsoet tidak lagi secara terbuka menentang sang ketum di Munas.
“Saya ingin katakan, tidak ada lagi persaingan, kita sudah menyatu. Tidak ada persaingan,” kata Bamsoet di Kompleks Senayan, Kamis (3/10/2019) malam.
Terpilihnya Bamsoet sebagai Ketua MPR adalah akhir dari perburuan Bamsoet mengejar kursi Ketua Umum Golkar, dan dapat dipastikan Airlangga Hartarto akan melenggang mulus karena pesaing utamanya tak lagi berniat maju.
Saat diwawancarai usai Paripurna terkait persaingan memperebutkan kursi Ketua Umum Golkar, Bamsoet menjelaskan bahwa dirinya sudah menyatu kembali dengan sang ketum dan memastikan akan mengundurkan diri dari bursa pencalonan.
Airlangga Hartarto tampak duduk sederet dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Ketum PPP Suharso Monoarfa di kursi undangan. Mereka langsung didatangi Bamsoet.
Momen bahagia itu dimanfaatkan dengan saling menggenggam erat tangan. Momen itu memperlihatkan bahwa keduanya saling merangkul satu sama lain, tidak ada lagi persaingan perebutan kursi Ketum Golkar yang gencar beberapa pekan terakhir.
Nyaris Seluruh Fraksi Mendukung
Pada Sidang Paripurna MPR, Bamsoet awalnya mendapatkan dukungan dari mayoritas fraksi partai politik. Sebanyak 8 fraksi menyatakan dukungan terhadap Bamsoet ditambah suara dari DPD yang diwakili Fadel Muhammad. Sementara Gerindra masih terus berjuang melobi partai politik terutama PDIP sebagai partai pemenang pemilu dan kubu Golkar agar merelakan kursi MPR diduduki Gerindra.
Lobi politik tidak saja terjadi di parlemen, Prabowo Subianto dan Megawati ikut turun tangan dan terlibat dalam pembahasan tersebut. Namun tampaknya Megawati bersikukuh tetap mendukung Bamsoet sebagai Ketua MPR.
Sekretaris Partai Gerinda Ahmad Riza Patria membocorkan percakapan Prabowo dan Megawati yang sempat tidak menemui kata sepakat, hingga akhirnya Gerindra lunak dan memberikan dukungan terhadap Bamsoet. Namun Ahmad Riza Patria memastikan Fraksi Gerindra akan mengawal proses musyawarah dalam pengambilan kebijakan di mejalis rakyat itu, tujuannya kata Ahmad Riza Patria, untuk tetap menjaga dan membangun bangsa dan negara.
“Kami Fraksi Gerindra sepakat dan setuju mengusung Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR periode 2019-2024, terima kasih,” kata Ahmad Riza Patria.
Setelah Fraksi Gerindra setuju, Bamsoet resmi aklamasi sebagai Ketua MPR.
Kemudian dilakukan pelantikan dan pengucapan sumpah jabatan terhadap ketua dan wakil ketua MPR yang dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung (MA), M Hatta Ali.
Sempat Dihujani interupsi
Sidang Paripurna pemilihan MPR periode 2019-2024 di Kompleks Senayan, sempat dihujani interupsi sebelum dilakukan proses pemilihan secara musyawarah mufakat.
Fraksi Gerindra mengawali interupsi meminta ketua sementara agar diberikan waktu, yaitu menskorsing sidang hingga pukul 21.00 WIB, agar mencari persamaan sehingga menghasilkan kata sepakat. Skorsing sidang itu tujuannya agar Gerindra diberikan waktu melakukan lobi politik di menit terakhir.
Menanggapi usulan dari Fraksi Gerindra agar dilakukan skorsing sidang, Sekretaris Fraksi Golkar DPR, Adies Kadir mengingatkan pimpinan sidang terkait adanya rapat konsultasi seluruh fraksi. Pada rapat tersebut, 8 fraksi sudah menyepakati Bamsoet sebagai Ketua MPR. Demikian juga dengan 136 anggota DPD mendukung Bamsoet.
“Saya ingatkan saja, kita sudah rapat konsultasi dan sudah ada hasilnya. Ini diatur dalam tatib bahwa kesimpulannya, 8 fraksi yang sudah mendukung bapak Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR ditambah 136 DPD. Tinggal satu fraksi yang belum,” kata Adies Kadir.
Senada diucapkan Politisi PDIP, Ahmad Basarah. Ia mengatakan, sudah 8 fraksi partai politik mendukung Bamsoet. Hanya Gerindra yang mengusulkan nama Ahmad Muzani sebagai calon ketua.
Ia juga menjelaskan, bahwa dirinya telah mendapatkan konfirmasi dari Gerindra, jika Gerindra menuai jalan buntu saat lobi politik, maka akan dilakukan aklamasi. Namun ia meminta kepada pimpinan sidang untuk dilakukan skorsing sidang hingga pukul 21.00 WIB.
“8 Fraksi telah sepakat memilih Bambang Soesatyo sebagai Ketua MPR dan Gerindra mengusulkan Ahmad Muzani,” terangnya.
Ketua Fraksi PKS Tifatul Sembiring menyepakati usulan Ahmad Basarah agar dilakukan proses aklamasi, tetapi ia juga memberikan kelonggaran waktu bagi Gerindra agar melobi partai lain dengan menskorsing sidang.
“Pimpinan fraksi yang mengiktui rapat konsolidasi, kita upayakan aklamasi dan kami sepakat usulan dari Pak Ahmad Basarah. Ya kalau diberikan waktu satu jam monggo, tapi jangan terlalu lama,” katanya.
Jhoni G Plate dari Fraksi NasDem memplesetkan MPR sebagai majelis pervotingan rakyat, lantaran adanya keinginan dari sebagian lainnya, bahwa pemilihan Ketua MPR melalui voting.
“Rapat gabungan telah disepakati dan terlihat jelas dalam komposisi dukungan ke Bambang Soesatyo. Jangan sampai MPR diganti menjadi majelis pervotingan rakyat,” ujarnya.
Mendapat banyak usulan agar dilakukan voting, Abdul Wahab Dalimunthe menyetujui sidang diskorsing hingga pukul 20.51 WIB. Namun sebelum itu, ia menyampaikan anggota MPR yang hadir pada sidang sebanyak 647 orang. Hingga pada putusan akhir, kata sepakat antara Gerindra dan golkar akhirnya tercapai. Sehingga Bamsoet secara aklamasi resmi menahkodai MPR untuk periode 2019-2024 mendatang.
Editor: Syariat