Lontar.id – Kementerian Kesejahteraan Jepang melaporkan pada Selasa (24/12/2019), bahwa jumlah bayi yang lahir di Jepang turun sekitar 5,9% tahun ini menjadi kurang dari 900.000. Ini merupakan yang pertama kalinya, sejak pemerintah mulai mengumpulkan data pada tahun 1899.
Dilansir Reuters, menipisnya jumlah kelahiran akan meningkatkan anggaran kesejahteraan, untuk mendukung biaya populasi yang menua, yang akan merusak pertumbuhan ekonomi, kata para analis.
Ada 512.000 lebih banyak kematian daripada kelahiran tahun ini. Itu pertama kalinya kematian melampaui 500.000, dengan jumlah bayi lahir sebanyak 864.000 bayi lahir. Tahun lalu, jumlah bayi lahir sebanyak 918.400.
Seorang pejabat kementerian yang bertugas mengumpulkan data, menyatakan, ini adalah penurunan terbesar dalam kelahiran sejak 1975, yang diakibatkan oleh sedikitnya perempuan berusia 25 hingga 39 tahun.
Pemerintah berharap untuk tingkat kelahiran 1,8%.