Emiliano Sala dalam rencana ingin merampungkan kepindahannya dari Nantes ke Cardiff City. Namun nahas, pesawat yang ditumpanginya celaka dan membuatnya meregang nyawa.
Lontar.id – Sudah beberapa hari nama Emiliano Sala dibincangkan media setelah proses kepindahannya dari Nantes ke Cardiff yang alot.
Cardiff sendiri telah mengonfirmasi bakal tetap membayar banderol pembelian Sala sebesar €15 juta, yang jadi rekor transfer klub pada Nantes. Namun, kecelakaan pesawat yang diduga ditumpanginya dari Nantes ke Cardiff membuat jagat persepakbolaan terguncang.
Dari ujung Januari 2019 lalu, berita-berita ihwal kecelakaan pesawat terus tersiar. Namun, mantan pacarnya, Berenice Schkair beberapa kali menguatkan perasaannya, kalau Sala masih hidup.
“Saya berharap, dia akan muncul. Di mana? di Sebuah pulau. Saya merasakannya, begitu juga dengan keluarga, tidak mungkin mereka menghilang,” kata Schkair kepada Infobae.
Firasat Schkair juga menyatakan, insiden yang menimpa Sala bukan kecelakaan biasa. Diduga kejadian itu sudah disabotase mafia sepak bola. Lalu, tak lama, Schkair menghapus twitnya itu. Meski begitu, dugaan ketidakberesan masih menyelimutinya.
“Saya ingin berpikir kalau itu adalah kecelakaan, lalu saya merasa ada rangkaian kecerobohan yang berakibat horor,” ujar Schkair.
“Kecerobohan yang melibatkan beberapa orang. Kenapa pilot ada di sana kalau dia tidak punya lisensi? Kenapa pesawat tetap terbang padahal menurut Emi kondisinya buruk? Kenapa mereka menebangkan pesawat dalam cuaca buruk?” katanya.
Kini, firasat Schkair kalau Sala ada di sebuah pulau terbantahkan. Sala ditemukan tewas, melalui keterangan pihak kepolisian Dorset, Inggris, yang lebih dulu mengidentifikasi bahwa jenazah yang berhasil diangkat dari pesawat adalah Emiliano Sala.
Unit Investigasi Kecelakaan Udara Inggris (AAIB) juga telah mengonfirmasi pada Rabu (6/2) kemarin, bahwa seorang jenazah tak dikenal telah diserahkan ke Dorset Coroner, hasil temuan dari pesawat yang tertimpa bencana.
Sala tak sendiri, pilot Piper Malibu, David Ibbotson yang mengemudikan pesawat juga ditemukan dari puing-puing pesawat, seperti dikonfirmasi pihak kepolisian, pada Kamis (7/2) malam waktu setempat.
Sala dan pilot David Ibbotson diketahui mengudara pada 21 Januari lalu. Mereka dalam perjalanan menuju Cardiff, usai merampungkan rekor transfernya dari klub Ligue 1 Prancis, Nantes.
Pernyataan polisi yang dikeluarkan pada Kamis malam berbunyi:
“Mayat dibawa ke Portland Port hari ini, Kamis 7 Februari 2019, telah secara resmi diidentifikasi oleh HM Coroner untuk Dorset merupakan pesepakbola profesional Emiliano Sala.
“Keluarga Mr Sala dan pilot David Ibbotson telah diberi kabar mengenai berita ini dan akan terus diinformasikan oleh petugas penghubung keluarga yang terlatih khusus. Kami akan tetap bersama mereka pada saat yang sulit ini.”
“HM Coroner akan terus menyelidiki penyebab kematian ini yang didukung oleh Dorset Police.”
Sebelumnya upaya pencarian dan penyelamatan sempat dihentikan oleh Polisi Guernsey, setelah dilakukan selama tiga hari pada 24 Januari. Bahkan Guernsey Harbourmaster, Kapten David Barker sempat menyebut peluang mereka untuk bertahan hidup “sangat kecil”.
Namun sejumlah tokoh sepakbola dan banyak orang, ikut bersimpati dengan mendanai operasi pencarian Sala dan pilot itu secara pribadi. Tak lama, pesawat tersebut akhirnya ditemukan di dasar laut Guernsey pada Minggu (3/2) dengan menggunakan alat khusus yang dioperasikan dari jarak jauh, di mana pada saat itu juga ditemukan jenazah di antara puing-puing pesawat.
Ucapan Belangsungkawa Arsenal
Tahu kalau keadaan Sala mengkhawatirkan, Arsenal menggelar penghormatan belasungkawa saat melawan melawan Cardiff, beberapa waktu yang lalu.
Meski tidak hadir di lapangan, pihak penyelenggara tetap mencantumkan nama Emiliano Sala dalam daftar susunan pemain. Tuan rumah juga menyediakan kertas kuning sebagai pegganti bunga bakung di bangku penonton.
Sebelumnya, pimpinan Cardiff, Ken Choo, juga menyerukan agar staf pelatih dan pelatih membawa bunga bakung saat berada di Emirates.
“Ini bunga berwarna kuning, bunga dari Wales yang punya arti penting bagi Nantes. Kami ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Nantes, fans, dan para pemain,” kata Ken Choo.