Sunday, May 25, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Ekonomi

Kehidupan Ekonomi Masyarakat Harus Tetap Berjalan

Oleh Kurniawan
12 May 2020
in Ekonomi
Kehidupan Ekonomi Masyarakat Harus Tetap Berjalan

Tim Pakar Ekonomi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Dr. Beta Yulianita Gitaharie. Foto: Ist/Dok Gugus Tugas Covid-19.

312
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Lontar.id – Menyelamatkan nyawa dan menekan angka pertumbuhan penularan COVID-19 merupakan hal penting, tetapi kegiatan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat juga harus tetap berjalan.

Hal itu disampaikan oleh Tim Pakar Ekonomi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Dr. Beta Yulianita Gitaharie, Selasa, 12 Mei 2020.

Beta mengatakan, jika berbicara COVID-19, maka hal itu tidak hanya soal medis (kesehatan) saja, dampak dari pandemi ini juga membuat ekonomi menjadi lesu. Sebab kegiatan perekonomian harus terhenti dan dibatasi sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, guna menghindari penularan COVID-19 agar tidak semakin meluas.

“Memang kalau kita amati, COVID-19 ini telah membawa pengaruh juga perubahan terhadap sendi-sendi kehidupan ekonomi dan masyarakat,” ungkap Beta seperti tertulis dalam keterangan resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Beta melihat bahwa hal itu tentunya juga memperburuk keadaan suatu kehidupan ekonomi masyarakat apabila hanya berpaku pada pengendalian kesehatan saja. Dua hal antara kesehatan dan ekonomi masyarakat harus berimbang.

Selama pandemi, kemerosotan ekonomi dapat dibilang gamblang di depan mata.

Menurutnya, berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan per tanggal 20 April 2020, sedikitnya ada 2 juta pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sebanyak 62 persen ada di sektor formal dan sisanya yakni 26 persen berada di sektor informal dan UMKM.

Hal itu kemudian semakin buruk ketika angka menjadi 6 juta pekerja yang di-PHK oleh perusahaannya karena imbas pandemi COVID-19 dalam satu bulan terakhir ini.

Dari data tersebut, Beta mengemukakan bahwa masyarakat harus tetap dapat melakukan aktivitasnya dalam menggerakkan roda perekonomian di tengah pandemi COVID-19 ini. Tentu solusinya adalah dengan tetap menerapkan disiplin “New Normal” sebagai fase yang sudah mulai dijalani oleh masyarakat sekarang ini.

“Masyarakat masih tetap bisa melakukan aktivitas, gitu ya. Tetap melakukan aktifitas dengan tadi seperti yang Pak Wiku sampaikan, juga tetap disiplin dalam memperhatikan atau melakukan protokol pencegahan COVID-19,” jelas Beta.

Dalam hal ini, Beta juga menyoroti data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, yang menyebutkan bahwa resiko kematian pasien usia 60 tahun ke atas itu mencapai 45%. Data tersebut kemudian diikuti kelompok usia 46-59 tahun dengan resiko kematian 40%.

Selain itu, data Gugus Tugas juga meyatakan bahwa ada faktor penyakit penyerta atau komorbiditas hipertensi, diabetes, jantung dan penyakit paru-paru, yang memperburuk kondisi pasien hingga meninggal dunia.

Artinya usia di bawah 45 tahun menjadi lebih stabil dan aman apabila dibanding dengan mereka yang menginjak usia di atasnya. Kemudian kasus kematian COVID-19 sudah jelas dipengaruhi faktor komobiditas.

Lebih lanjut, ketika menengok data Badan Pusat Statistik (BPS), Beta menemukan fakta bahwa sebanyak 130 jiwa dengan usia produktif di bawah 45 tahun menyumbang kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian.

Beta kemudian juga melihat bahwa pekerjaan di bidang kesehatan, pangan, makanan dan minuman, energi, komunikasi teknologi, keuangan, logistik, konstruksi, industri strategis, pelayanan dan utilitas publik serta industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional, atau objek tertentu, dan sektor swasta yang melayani kebutuhan sehari-hari menjadi gambaran bahwa mereka yang bergerak di bidang itu dapat melakukan aktivitas sebagai penyokong perekonomian.

Tentunya dalam hal ini harus memperhatikan beberapa faktor seperti usia dan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah, termasuk patuh terhadap anjuran PSBB.

Share125Tweet78Share31SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Pemerintah Janji Tangani Kepulangan WNI Jemaah Tabligh dari India

Next Post

PNS Bisa ke Luar Daerah dengan Syarat

Related Posts

Jokowi Lepas Ekspor Perdana Mobil Fortuner ke Australia
Ekonomi

Jokowi Lepas Ekspor Perdana Mobil Fortuner ke Australia

by Kurniawan
15 February 2022

Lontar.id - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melepas ekspor perdana mobil Fortuner ke Australia, Selasa pagi, 15 Februari 2022, di...

Read more
Pemerintah Perketat Pengawasan Perdagangan Aset Kripto, Ini Tujuannya

Pemerintah Perketat Pengawasan Perdagangan Aset Kripto, Ini Tujuannya

14 February 2022
Kemenperin Fasilitasi Kemitraan Industri Kecil dengan Perhotelan

Kemenperin Fasilitasi Kemitraan Industri Kecil dengan Perhotelan

29 January 2022
Realisasi Defisit APBN 2021 Turun Jadi 4,65 Persen

Realisasi Defisit APBN 2021 Turun Jadi 4,65 Persen

4 January 2022
Jokowi Buka Perdagangan Bursa Efek Jakarta 2022

Jokowi Buka Perdagangan Bursa Efek Jakarta 2022

3 January 2022
MUI Minta Pemerintah Bentuk Kategori Usaha Mikro dan Ultramikro

MUI Minta Pemerintah Bentuk Kategori Usaha Mikro dan Ultramikro

7 December 2021
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In