Saturday, May 17, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Sosial

Kekerasan Terhadap Jurnalis Era Jokowi

Oleh Ruslan
13 December 2019
in Sosial
Kekerasan Terhadap Jurnalis Era Jokowi

Sekretaris Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Revolusi Riza bersama komisioner KomnasHAM Amiruddin saat diskusi HAM dan Media Massa di Gedung KomnasHAM, Jakarta. Sumber Foto: LONTAR/Ruslan.

120
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Lontar.id – Kebebasan pers di era pemerintahan Jokowi masih sebatas wacana dan jadi komoditas politik. Padahal kerja-kerja jurnalistik merupakan salah satu pintu terbukanya keran demokrasi. 

Kasus kekerasan terhadap jurnalis belakangan ini masih belum menunjukkan ada political will dari pemerintah. Utamanya kepada jurnalis yang melakukan reportase konflik di lapangan.

Mereka kerap mendapatkan intimidasi dari pihak aparat keamanan, merampas kamera lalu menghapus foto kejadian, ancaman hingga jurnalis mendapatkan kekerasan fisik. 

Sekretaris Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Revolusi Riza mencatat, pasca reformasi, ruang kebebasan pers masih belum baik.

Di era pemerintahan Jokowi misalnya, ada beberapa kasus saat aparat memperlakukan jurnalis sebagai objek kekerasan. Seperti saat kerusuhan di Bawaslu pada 21-22 Mei lalu, setidaknya Aji mencatat terdapat 20 jurnalis sebagia korban. 

Kemudian, ada beberapa korban pada aksi mahasiswa bertajuk Reformasi Dikorupsi yang menolak pengesahan Undang-Undang KPK dan RKUHP di Gedung DPR. Pada peristiwa itu terdapat 14 jurnalis mendapatkan perlakuan kekerasan. 

Menurut Revolusi Riza, para pelaku kekerasan jurnalis utamanya dari pihak keamanan atau polisi. Mereka merusak kamera jurnalis bahkan mengambil paksa dan menghapus sejumlah foto peristiwa saat itu. 

“Kerusuahn di Bawaslu, AJI Jakarta mencatat ada 20 jurnalis yang mendapatkan kekerasan, menghapus foto, dipukul sampai dirampas kameranya. Aksi tolak UU KPK dan RKUHP ada 14 orang merasakan tindak kekerasan dan di pukul. Paling banyak melakukannya adalah polisi, ini catatan paling buruk setelah reformasi,” kata Revolusi Riza saat diskusi Media dan HAM di Gedung KomnasHAM, Jakarta, Jumat (13/12/2019).

Berdasarkan hasil riset, Reporter Without Border, mencatat beberapa negara dengan tingkat kebebasan pers mulai yang terbaik hingga yang paling parah. Indonesia menempati posisi terburuk yaitu 124, kemudian disusul oleh Filipina pada angka 134. Sedangkan negara bekas koloni Indonesia, Timur Leste berada di peringkat 84 lalu negara dengan kebebasan pers terbaik dipegang oleh Norwegia dan disusul Finlandia pada posisi 2 dan Swedia pada posisi 3.

“Kenapa kebebasan pers di Indonesia rendah, karena tingkat kekerasan terhadap jurnalis masih tinggi. Bagaimana jurnalis bekerja tanpa ada rasa takut dalam melaksanakan tugas sementara kasus kekerasan masih terjadi,” ujarnya. 

Pelecehan Seksual
Selain para jurnalis yang merasakan kekerasan fisik saat reportase di lapangan, terdapat juga beberapa kasus pelecehan seksual utamanya jurnalis perempuan. 

Revolusi Riza mengatakan ada banyak kendala saat menangani kasus pelecehan seksual karena sifatnya sangat sensitif dan menyangkut langsung pada korban. 

Menurut dia, beberapa korban pelecehan seksual masih enggan melaporkan karena khawatir diekspose besar-besaran dan berakibat fatal pada dirinya. Sehingga mereka memilih untuk mendiamkan kasus tersebut. 

“Kasus pelecehan seksual (jurnalis) kasus yang sensitif, agak susah bahkan korban tidak melaporkan. Tidak bisa diungkap secara gamblang. Beberapa kasus yang tidak diungkap secara besar, karena melindungi korban. Penyelesaiaanya lebih hati-hati agar tidak diekspose,” imbuhnya.

Editor: Ais Al-Jum’ah

Share48Tweet30Share12SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Kerja Sama dengan Grab, Sultan Harap Akses Mobilitas yang Lebih Baik

Next Post

Golkar Sulsel Target 80 Persen Kemenangan di Pilkada 2020

Related Posts

Ride and Share, Kegiatan Sosial Pecinta Skuter Berbagi Buku untuk Anak-anak
Sosial

Ride and Share, Kegiatan Sosial Pecinta Skuter Berbagi Buku untuk Anak-anak

by Dumaz Artadi
17 November 2021

Lontar.id – Komunitas Guna Bangsa  yang terdiri para pemilik dan pengendara skuter mengadakan program sosial ini yang dinamai Ride and...

Read more
Banjir Awal Tahun di Jakarta, 9 Warga Meninggal Dunia

Banjir Jakarta dan Air Mata Pengungsi Ndugama dalam Framing Media

4 January 2020
Cerita Manis dan Sedih Paiman, Penjual Jasa Jahit Sepatu

Cerita Manis dan Sedih Paiman, Penjual Jasa Jahit Sepatu

24 November 2019
Peristiwa Semanggi, Kasus HAM yang Diabaikan Negara

Peristiwa Semanggi, Kasus HAM yang Diabaikan Negara

13 November 2019
Pengalaman Saya Ikut Perayaan 200 Tahun Sang Bab, Pembawa Wahyu Agama Baha’i

Pengalaman Saya Ikut Perayaan 200 Tahun Sang Bab, Pembawa Wahyu Agama Baha’i

30 October 2019
Persatuan Mahasiswa Bersemi Kembali

Persatuan Mahasiswa Bersemi Kembali

24 September 2019
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In