“Kita berkeinginan menempatkan mereka pada ruang-ruang yang lebih strategis lagi. Kami harap Bapak-Ibu dapat menambah kuota pada prodi-prodi futuristik yang memang menjadi mainstream kekuatan ilmu yang dimiliki masing-masing perguruan tinggi. Bagaimanapun, mereka adalah pemimpin-pemimpin masa depan bangsa yang menjadi harapan kita bersama,” paparnya.
Tentu saja, lanjut kang Dhani, bbidang studi yang menjadi ‘core’ utama kalangan santri tidak boleh ditinggalkan. Misalnya, jurusan teologi atau ushuluddin. “Saya sepakat harus ada santri yang mendalami program studi tersebut, dan sebagian harus mulai masuk ke studi-studi yang memang saat ini menjadi poros dan pengantar kemajuan bangsa,” terangnya.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Waryono Abdul Ghofur menyampaikan, evaluasi PBSB digelar untuk membangun sinergi bersama dengan pengelola PBSB di Perguruan Tinggi. Evaluasi juga untuk mencari konsep dan solusi atas masalah yang mungkin muncul.
“Kami harap banyak masukan terkait pengelolaan PBSB, salah satunya soal manajerial mahasiswa santri yang terintegrasi dengan pesantren. Karena di sebagian kampus, Mahasantri PBSB diarahkan untuk sekaligus mondok di pesantren terdekat selama menempuh masa perkuliahan. Ini salah satu pola yang diterapkan untuk menjaga karakter kesantrian dan memperkuat pemahaman moderasi beragamanya,” tutur Waryono.
Waryono juga mengungkapkan, secara keseluruhan capaian akademik Mahasantri PBSB selama ini relatif memuaskan. “Itu cukup membuktikan bahwa mahasantri kita bisa membuktikan kualitasnya. Kita juga mendorong mereka bisa melanjutkan ke jenjang lebih tinggi lagi,” ucapnya.
Kepala Subdirektorat PDPontren, Basnang Said menyampaikan, PBSB 2021 telah merekrut 230 Mahasantri. Sebanyak 30 di antaranya, mahasantri program magister. Sedang 200 lainnya adalah mahasantri di jenjang strata satu.
“Mudah-mudahan kuotanya akan bertambah lagi untuk tahun depan. Kita juga menargetkan untuk membangun kerjasama dengan Perguruan Tinggi lain yang belum menjadi mitra, sehingga pilihan prodinya akan semakin lengkap,” ungkap Basnang Said.
Hadir pada kesempatan tersebut perwakilan dari 20 Perguruan Tinggi mitra Kementerian Agama pada PBSB, di antaranya: Universitas Indonesia (UI), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Negeri Jakarta, dan berbagai Perguruan Tinggi lain yang tersebar di sembilan Provinsi.