14 Langkah Cegah Penularan Covid-19
Lontar.id – Satuan Tugas Penanganan COVID-19 atau Satgas Nasional mengimbau para pekerja untuk merekomendasikan 14 langkah untuk mencegah maupun memutus rantai penularan COVID-19 di ruang publik, yakni sebagai berikut:
1. Jika bisa melakukan bekerja di rumah atau _work from home_ (WFH), lakukan WFH.
2. Jika harus bekerja di kantor, pastikan kapasitas ruang kerja terisi 50 persen (atur waktu giliran masuk kantor)
3. Lakukan giliran kedatangan di kantor dengan jeda waktu satu setengah hingga dua jam.
4. Lakukan makan siang dengan memperhatikan kapasitas kantin yang tersedia
5. Pastikan sirkulasi udara di ruang kerja berjalan lancar.
6. Pastikan kantor menerapkan protokol Kesehatan dan menyediakan fasilitas penunjang implementasi protokol Kesehatan
7. Berikan tugas kepada unit K3 – kesehatan keselamatan kerja sebagai tim pengawas
8. Setiap lantai ada tim pengawas apabila memungkinkan.
9. Pelayanan Kesehatan standar dan pemeriksaan secara berkala
10. Jika ada kasus positif, wajib melakukan contact tracing dengan baik.
11. Tingkatkan kewaspadaan saat naik kendaraan umum menuju dan pulang kantor.
12. Sesampai di rumah, segera mandi dan berganti pakaian.
13. Pemerintah daerah harus melakukan pemantauan dan evaluasi di setiap sektor
14. Kantor harus transparan dalam penyampaian kondisi lingkungan kerja kantor.
Berdasarkan analisis data klaster DKI Jakarta pada periode 4 Juni hingga 26 Juli 2020, klaster perkantoran menyumbang 3,6 persen dari total klaster di berbagai sektor.
RSUD Muntilan Luncurkan Aplikasi Pendaftaran Online
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan, meluncurkan aplikasi sistem pendaftaran secara online (Simponi). Melalui aplikasi tersebut, masyarakat tak perlu lagi antre berdesakan di rumah sakit untuk mendaftar.
Dilansir laman resmi Pemprov Jawa Tengah, Kamis, 30 Juli 2020, Bupati Magelang, Zaenal Arifin, mengatakan, dengan aplikasi ini, masyarakat yang ingin mendapat pelayanan kesehatan, akan mendapatkan kemudahan, dan pasti akan terlayani oleh rumah sakit.
“Jadi tidak perlu antre tidak perlu berdesak-desakan di rumah sakit. Tinggal login di aplikasi ini, kemudian tinggal memilih dokter apa atau siapa yang dibutuhkan,” ujarnya saat meluncurkan aplikasi Simponi di Rumah Dinas Bupati, Rabu, 29 Juli 2020.
Dijelaskannya, peluncurkan aplikasi Simponi merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan smart city, utamanya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih mudah kepada masyarakat.
“Seluruh OPD di Kabupaten Magelang terus berbenah, salah satunya RSUD Muntilan yang hari ini telah me-launching aplikasi Simponi ini,” ujarnya.
Stok Pupuk Bersubsidi di Indonesia Masih Aman
Data per 27 Juli 2020 menunjukkan stok pupuk bersubsidi masih dalam kondisi yang aman yakni sebanyak 857.158 ton yang terdiri atas 544.171 ton urea, 131.181 ton NPK, 75.292 ton SP-36, 45.932 ton ZA, dan 60.582 ton organik.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 30 Juli 2020.
Dia mengatakan pihaknya telah meminta produsen pupuk untuk meningkatkan ketersediaan pupuk nonsubsidi di kios-kios resmi.
“Apabila terjadi kekurangan, kami menyiapkan stok pupuk nonsubsidi di kios-kios resmi. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani dan produktivitas sektor pertanian dapat terjaga,” katanya.
PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyiapkan stok pupuk nonsubsidi sebanyak 347.664 ton.
Pupuk nonsubsidi ini tersedia di lini I hingga lini III dan kios-kios pupuk resmi guna mengantisipasi kebutuhan petani, yang alokasi pupuk bersubsidinya belum tercukupi dan juga bagi petani yang tidak terdaftar dalam sistem elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).
Stok pupuk nonsubsidi yang disiapkan terdiri atas 212.916 ton urea, 133.186 ton NPK, 430 ton SP-36, 968 ton ZA, dan 164 ton organik. Selain itu, perseroan juga berkomitmen menjaga stok pupuk bersubsidi.
Guru Besar UGM: Thermo Gun Tidak Bahayakan Otak
Guru Besar pada Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof. Dr. dr. Samekto Wibowo, mengatakan informasi terkait thermo gun bisa membahayakan otak tidak benar.
“Thermo gun sudah lama digunakan di bidang medis dan sejauh ini tidak ada komplain. Tidak ada laporan adanya gangguan pada otak atau bagian tubuh lain,” jelasnya, seperti dikutip dari laman resmi UGM.
Samekto menjelaskan thermo gun yang bisa digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia menggunakan inframerah. Bukan memakai laser seperti yang viral diperbincangkan dalam beberapa hari belakangan.
Semua alat medis disebutkan Samekto telah lolos uji klinis yang berarti aman untuk digunakan. Demikian halnya dengan thermo gun sebelum digunakan pada manusia, sebelumnya telah melalui uji klinis untuk memastikan keamanannya.
“Semua alat medis atau obat yg boleh digunakan pada manusia, harus sudah lolos uji klinis,” terangnya