Lontar.id – Kementerian Agama menggelar seleksi tahap pertama Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) tahun 2021 untuk pilihan studi di perguruan tinggi dalam negeri. Seleksi berlangsung mulai hari ini, Selasa, 27 April 2021 dari jam 09.00 – 12.00 WIB.
“Seleksi PBSB tahun ini diikuti 4.614 santri dari total 9.861 santri yang mendaftar. Seleksi secara serentak dilaksanakan secara daring di lokasi keberadaan santri masing-masing,” jelas Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghafur di Jakarta, Selasa, 27 April 2021.
“Mereka akan memperebutkan 230 kuota yang tersedia dan tersebar di 21 perguruan tinggi,” sambungnya.
Waryono menjabarkan, santri yang mengikuti tes tahap pertama berasal dari 1.356 Pesantren di 33 provinsi. Sepuluh provinsi dengan jumlah peserta terbanyak adalah Jawa Timur (900 Santri), Jawa Barat (687), Jawa Tengah (652), Sulawesi Selatan (320), Daerah Istimewa Yogyakarta (222), Sumatera Utara (207), Aceh (189), Banten (134), Sumatera Barat (133), dan Sumatera Selatan (127). Sedang tiga provinsi dengan peserta paling sedikit adalah Sulawesi Utara (4), Sulawesi Barat (4), Kalimantan Utara (2) Santri.
“Sayangnya ada 1 provinsi yang tidak ada keterwakilan santri pendaftar, yakni Nusa Tenggara Timur,” ungkap Waryono.
Seleksi hari ini berupa tes berbasis elektronik. Santri mengikuti tes dengan menggunakan perangkat komputer maupun gadget berbasis android. “Alhamdulillah tes berjalan lancar. Sejak awal kami mensosialisasikan agar peserta memperhatikan stabilitas jaringan internet serta daya tahan baterai perangkat yang digunakan,” jelas Waryono.
Menurutnya, tes tahap pertama PBSB berbasis elektronik ini dibagi menjadi dua sesi. Pertama, tes kepesantrenan dan tes potensi akademik. Kedua, tes materi akademik dan bahasa.
“Hasil seleksi PBSB tahap pertama ini akan diumumkan melalui website Kementerian Agama, Website PBSB serta akun santri masing-masing pada 7 Mei mendatang. Santri yang dinyatakan lulus, dapat mengikuti seleksi tahap kedua berupa tes lisan dan wawancara pada 18-21 Mei mendatang,” ujar Waryono.
Polda Metro Awasi Penawaran Mudik Travel Gelap di Medsos
Polda Metro Jaya melakukan pengawasan terhadap jasa mudik menggunakan travel gelap yang ditawarkan melalui media sosial.
“Kami juga sudah menengarai ada beberapa warga masyarakat yang sudah mulai mengiklankan dirinya bisa membawa pemudik melalui media sosial,” terang Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Sambodo Purnomo Yogo, seperti dilansir laman resmi Polri, Selasa, 27 April 2021.
Kombes Pol. Sambodo Purnomo Yogo mengatakan jajarannya sudah banyak belajar dari penyekatan mudik pada tahun sebelumnya. Personel Ditlantas juga sudah memahami berbagai modus pemudik yang nekat menerobos kebijakan larangan mudik pemerintah.
Dirlantas Polda Metro Jaya menegaskan, pihak kepolisian akan memeriksa dengan seksama seluruh kendaraan yang akan masuk maupun keluar dari wilayah hukum Polda Metro Jaya untuk memastikan kebijakan larangan mudik bisa terlaksana dengan optimal.
Pengalaman modus-modus operandi dari para pemudik terdahulu antara lain naik travel gelap, naik sepeda motor, naik di dalam ambulans, sembunyi di bagasi bus, sembunyi di toilet bus, naik ke bak truk. “Semuanya akan kira periksa,” tutur Perwira Menengah Polda Metro Jaya.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menerbitkan Peraturan Menteri (PM) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi selama masa Idul Fitri 1442 H dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19.
Pengendalian transportasi tersebut dilakukan melalui larangan penggunaan atau pengoperasian sarana transportasi untuk semua moda transportasi.
Satgas Pengamanan Perratasan di Papua Obati Warga Patah Tulang
Dokter Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Mekanis 512/QY Lettu Ckm dr. M. Effendy Nugraha Hasibuan memberikan bantuan pengobatan kepada Jhone (35) warga Kampung Pir IV, Distrik Mannem, Kabupaten Keerom Papua, yang mengalami patah tulang tangan kiri karena tertimpa batang saat menebang pohon di Kampung.
Melalui rilis tertulis Dispenad, disebutkan, bermula ketika Dokter Satgas mendapatkan laporan dari anggota Pos Kotis yang sedang melaksanakan jaga Pos bahwa ada masayarakat yang datang berobat karena mengalami patah lengan kiri, kemudian Dokter Satgas mengarahkan agar yang bersangkutan segera dibawa ke dalam ruang kesehatan.
Setelah mempersiapkan peralatan, kemudian Dokter Satgas dengan didampingi oleh anggota kesehatan Pos Kotis melakukan observasi terhadap luka patah yang dialami oleh Jhone.
Setelah melakukan observasi Dokter Satgas melakukan Traksi dan Reposisi yang di lanjutkan dengan pembidaian, tindakan ini dilakukan untuk meluruskan/mengembalikan posisi tulang agar dapat tersambung dengan baik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dansatgas Letkol Inf Taufik Hidayat ketika ditemui di Pos Kotis Distrik Mannem, Senin, 26 April 2021.
“Ketika melihat Jhone yang datang ke Pos dengan merintih kesakitan, Dokter Satgas dengan sigap segera melakukan tindakan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” terang Dansatgas.
“Memberikan bantuan pengobatan kepada masyarakat merupakan kewajiban kami, tidak hanya yang datang ke pos, yang berada di kampung juga sering kami kunjungi untuk kami berikan pengobatan, ” imbuhnya.
Jhone mengucapkan terima kasih atas bantuan pengobatan yang telah diberikan oleh Dokter Satgas dan anggota kesehatan Pos Kotis.
“Terima kasih Pak Dokter, tangan saya sudah di obati, semoga kebaikan Pak Dokter mendapatkan balasan dari Tuhan, ” ucapnya. (Dumaz Artadi)
Getuk Goreng Klaten yang Bikin Ketagihan
Kalau Kabupaten Banyumas memiliki getuk Sokaraja, Klaten Bersinar tidak kalah keren dengan citarasa getuk buatan Sri Hartini warga Keden, Gumulan, Klaten Tengah, Klaten yang dikenal dengan Getuk Goreng Mbah Wiro.
Ditanya tentang rasa dijamin tidak mau kalah. Sekali getuk ini dicicipi pasti ingin menambah lagi. Jadi sekadar mau makan getuk goreng, tidak harus jauh-jauh pergi ke Kabupaten Banyumas. Cukup datang saja di outlet Getuk Mbah Wiro di Dukuh Keden, Gumulan, Klaten Tengah, persis di depan Gardu Induk PLN.
Sri Hartini yang juga perangkat desa Gumulan menuturkan kalau camilan getuk goreng ini adalah warisan leluhur. Neneknya dulu yang sudah lama merintis. Sekarang generasi cucunya yang meneruskan.
“Dulu nenek saya yang namanya Mbah Wiro itu penjual tapai dan getuk. Usaha ini diteruskan ibu saya yakni membuat getuk goreng. Dulu buatnya hanya ketela ditumbuk saja. Sekarang oleh anak laki-laki saya yang kreatif dimodifikasi seperti getuk Sokaraja. Jadi kalau mau makan getuk goreng, warga Klaten tidak harus jauh-jauh ke Banyumas. Datang saja ke tempat kami di Gumulan persis di depan PLN Keden, Klaten” tutur Sri kepada Tim Pemberitaan Dinas Kominfo Klaten Selasa, 27 April 2021.
Sri Hartini yang juga bergabung dalam Komunitas Emak-Emak Pintar Klaten bagian dari Satgas Berdaster penanganan covid 19 di Desa Gumulan itu berharap warga Klaten lebih kreatif memanfaatkan produk lokal contohnya ketela. Karena Kabupaten Klaten kaya hasil bumi.
“Masyarakat perlu lebih mencintai produk lokal. Contohnya getuk itu bahan dan cara membuatnya juga mudah. Semoga ibu-ibu lain mempunyai ide lain untuk memproduksi dengan bahan lokal di Klaten sehingga menambah pendapat keluarga,” tambahnya.