Lontar.id – Sebanyak 550 warga mengungsi saat Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur meluncurkan awan panas, Selasa, 1 Desember 2020.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, melalui pesan Whatsapp, menjelaskan, berdasarkan data sementara, pengungsian tersebar di dua titik, yaitu di pos pantau sebanyak 300 jiwa, sedangkan sisanya di Desa Supiturang.
“Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker,” jelasnya.
Lokasi yang berpotensi terdampak aktivitas vulkanik yaitu Desa Supiturang, Desa Oro-oro Ombo dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro. Sejumlah desa tersebut berada Kabupaten Lumajang.
Sinergi upaya penanganan darurat dilakukan oleh berbagai pihak. Penanganan darurat yang dipimpin oleh BPBD Kabupaten Lumajang membuka pos pengungsian lapangan di Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
“Untuk menghindari abu vulkanik dan penerapan protokol kesehatan, BPBD dan dinas kesehatan membagikan 4.000 masker,” lanjutnya.
Sedangkan dinas sosial mempersiapkan operasional dapur umum. Pihak lain, seperti TNI, Polri dan dinas terkait, turut mendukung penanganan darurat di lapangan.
PVMBG merekomendasikan beberapa poin sebagai berikut, pertama, masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas, dan kedua, mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko.
20 Titik Pengungsian Gunung Ili Lewotolok, 28 Desa Terdampak
Sedikitnya terdapat 20 titik pengungsian yang dihuni 5 ribuan warga dari sekitar Gunung Ili Lewotolok mengungsi setelah erupsi yang terjadi Senin, 30 November 2020. Tidak ada laporan korban jiwa akibat letusan tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata mencatat sebanyak 5.830 jiwa mengungsi ke beberpa titik. Berdasarkan data per Selasa, 1 Desember 2020, pukul 15.00 WIB, aktivitas vulkanik berdampak pada 28 desa.
“Di antaranya 17 desa di Kecamatan Ile Ape dan 9 desa di Ile Ape Timur. BPBD mencatat 20 sebaran titik pengungsian,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, melalui keterangan tertulis.
Sejumlah poa pengungsian tersebut di antaranya, Pos pengungsian warga di 576 jiwa, Parak Walang 456, aula Kelurahan Lewoleba Tengah 279, Desa Tapolangu 287, aula kopdit Ankara 169, SMPN I Nubatukan 160, pasar Lamahora 112, SDI Lewoleba 82, aula Kelurahan Lewoleba Timur 65, aula Selandoro 50 dan BKD PSDM 46.
Di samping itu pengungsian juga dilakukan warga ke rumah-rumah warga yang tersebar di beberapa desa, seperti Lewoleba Timur 1.042 jiwa, Selandoro 1.015, Lewoleba Selatan 467, Lewoleba 347, Lewoleba Barat 286, Lewoleba Tengah 286 dan Lewoleba Utara 105
“BPBD setempat membutuhkan dukungan berupa tenda pengungsian, air dan sanitasi, perlengkapan bayi dan balita, masker, termogan, selimut, alas tidur, terpal dan personel untuk pendampingan anak-anak.”
DKPP Periksa Ketua KPU Minahasa
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menggelar sidang pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu (KEPP) perkara nomor 130-PKE-DKPP/X/2020 dan 141-PKE-DKPP/XI/2020 di Kantor Bawaslu Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado, pada Senin, 30 November 2020.
Dalam dua perkara ini, Stella Martina Runtu, H. Darul Halim, Hendra Samuel Lumanauw, Dikson Lahope, dan Roby AM. Manopo (Ketua dan Anggota KPU Kabupaten Minahasa Utara) duduk sebagai Teradu I sampai V. Mereka diadukan oleh Noldy Awuy dan Efraim Kahagi.
Pengadu mendalilkan kelima Teradu melakukan pelanggaran kode etik terkait dokumen persyaratan Calon Bupati Minahasa Utara atas nama Shintia Gelly Rumumpe yang terindikasi menggunakan ijazah palsu yang dilegalisir bukan oleh pejabat yang berwenang.
Pengadu (Noldy Awuy dan Efraim Kahagi) telah melakukan sanggahan tertulis kepada KPU Kabupaten Minahasa Utara terkait pencalonan Shintia Gelly Rumumpe (SGR) sebagai calon bupati yang diusung Partai Nasdem atas dugaan penggunaan ijazah palsu.
Sanggahan tertulis itu ditindaklanjuti dengan verifikasi faktual oleh Teradu dengan mendatangi SMU Pelita 3 Nomor 3 yang berada di Jakarta Timur. Menurut Pengadu, Teradu menemukan fakta bahwa ijazah SGR palsu di mana KPU Kabupaten Minahasa Utara mengembalikan berkas tersebut untuk dilakukan perbaikan.
Masih menurut Pengadu, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur membantah telah melagalisir ijazah SGR. Sementara itu, SMU Pelita 3 Nomor 3 mengatakan SGR tidak ditemukan dalam buku induk siswa.
“Pada 16 September 2020, KPU menerima kelengkapan berkas ijazah SMU milik SGR yang telah dilegalisir oleh Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Minahasa Utara dan dinyatakan memenuhi syarat oleh para Teradu (KPU) yang disaksikan oleh Bawaslu,” ungkap Pengadu.
BPBD Jateng Siapkan Alat Tes Cepat untuk Pengungsi Merapi
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng terus berupaya menjaga sekitar 1.948 pengungsi Gunung Merapi agar terhindar dari penularan Covid-19. Di antaranya dengan penerapan protokol kesehatan, menyiagakan alat tes cepat antigen, serta menyediakan cairan pembersih tangan.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Harian (Kalahar) BPBD Jateng Safrudin mengatakan, pengungsi Gunung Merapi di tiga kabupaten, yakni Boyolali, Klaten, dan Magelang, terus dijaga agar terhindar dari Covid-19.
“Saat kunjungan Doni Monardo (Kepala BNPB) sudah disediakan masing-masing kabupaten itu 2.500 alat swab antigen, 200 ribu masker, hand sanitizer 250 jeriken. Belum digunakan, tapi barang sudah ada,” kata Safrudin, Selasa, 1 Desember 2020, seperti tertulis dalam rilis.
Dia menuturkan, sejumlah peralatan penanganan penularan Covid itu untuk pengungsi, tenaga kesehatan, sampai relawan di tempat pengungsian Gunung Merapi. Saat ini kondisi pengungsi terpantau dalam keadaan baik.
“Pengungsi positif Covid, belum monitor,” jelas Safrudin.
Ditambahkan, saat ini pengungsi paling banyak di Boyolali. Total pengungsi hari ini ada 1.948 orang. Dari jumlah itu, paling banyak di Boyolali ada 905 orang, Magelang 707 orang, dan Klaten 336 orang.