BNPB Gelar Pembekalan Kebencanaan pada Fasilitator
Lontar.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan pembekalan terkait kebencanaan kepada manajer area dan fasilitator di daerah.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melalui keterangan tertulis menjelaskan, pembekalan tersebut untuk mewujudkan Desa Tangguh Bencana (Destana) di 9 Kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kegiatan pembekalan dilaksanakan secara daring dan luring selama 6 hari, dari 2 – 7 Agustus 2021 di 9 kantor BPBD kabupaten. Peserta kegiatan berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Blitar, Bojonegoro, Ngawi, Tuban, Lamongan, Gresik, Kediri dan Jombang.
Kata dia, berdasarkan penjelasan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pangarso Suryotomo, ada sebanyak 43 peserta yang terdiri dari 9 manajer area dan 34 fasilitator daerah yang mengikuti pembekalan.
“Penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab semua pihak, begitu juga meningkatkan ketangguhan masyarakat terhadap bencana tak bisa dilakukan satu pihak,” jelasnya.
Konsep pentaheliks, di mana unsur pemerintah, masyarakat atau komunitas, akademisi, pengusaha, dan media memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Program desa/kelurahan tangguh bencana ini adalah bagian dari upaya membangun ketangguhan di level masyarakat desa dan komunitas.
“Destana adalah desa atau kelurahan yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman bencana,” lanjutnya.
Pembekalan manajer area dan fasilitator daerah bertujuan untuk menentukan strategi dan kiat dalam mendampingi fasilitator di tingkat desa atau kelurahan tangguh bencana.
“Harapannya kegiatan ini dapat menguatkan program destana, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak risiko bencana, yang setiap saat bisa terjadi di daerahnya,” jelas Pangarso.
Perlu Penerbitan Sertifikat Tidak Bisa Vaksinasi
Pemerintah perlu menerbitkan sertifikat tidak dapat atau tidak bisa vaksin untuk individu-individu yang secara medis memang tidak bisa menerima vaksin karena kondisi kesehatan tertentu.
Penjelasan itu disampaikan oleh Rio Alvin Kurniawan, Kordinator RCCE MPKU Muhammadiyah – UNICEF Deli Serdang, dalam Webinar yang diselenggarakan RCCE MPKU Muhammadiyah – UNICEF Deli Serdang mendapat respon yang positif dari peserta Webinar Sabtu, 7 Agustus 2021, seperti dilansir laman resmi Muhammadiyah.
Hal itu, menurut Rio dikarenakan agar mengetahui bahwa individu tersebut tidak bisa menerima vaksin berkaitan dengan penyakit bawaan atau auto imun yang kemungkinan dapat menimbulkan Kejadian Ikutan Pasca Imuninasi (KIPI) yang tidak diharapkan.
Pembicara lainnya Dr. Jufri Naldo, MA, menyatakan bahwa pandemi atau wabah seperti covid-19 ini pernah terjadi dan dapat diatasi.
“Pandemi atau wabah-wabah seperti Covid-19 ini juga pernah terjadi sekira satu abad yang silam. Dimana wabah tersebut dikenal dengan Flu Spanyol. Dan pada masa itu, Pemerintah Belanda memerintahkan kepada Sultan Serdang dan Sultan Langkat untuk melockdown daerah masing-masing untuk mencegah penyebaran wabah tersebut. Upaya lockdown dari dulu sudah diupayakan Pemerintah Belanda,” terangnya.
Meski begitu, karena sifat bangsa Indonesia yang komunal (berkumpul) upaya melockdown itu kurang berhasil. Wabah akhirnya berhasil diatasi dengan hilang dengan sendirinya setelah sepuluh tahun.
Polisi Tangkap Peretas Situs Setkab
Polisi menetapkan dua remaja asal Sumatera Barat (Sumbar) berinisial BISA alias ZYY, 18 tahun, dan MLA, 17 tahun, sebagai pelaku peretasan terhadap situs Setkab.
Dilansir laman resmi Polri, Karo Penmas Divhumas polri, Brigjen Pol Rusdi Hartono, menyampaikan pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.
Pelaku BS ditangkap di Tabing Bandar Gadang, Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Utara pada Kamis, 5 Agustus 2021 lalu. Sedangkan MLA ditangkap di Perumahan Hansela Garden, Kecamatan Rumbai, Kabupaten Dharmasraya, Sumbar pada Jumat, 6 Agustus 2021 lalu.
Dalam keterangan yang disampaikan, Karo Penmas Divhumas Polri menyebutkan sampai saat ini Bareskrim Polri masih terus mendalami motif yang digunakan pelaku.
“Motifnya mengubah tampilan web tidak sebagaimana mestinya sehingga web tidak dapat digunakan semestinya. Sedangkan motif ekonomi sedang di dalami oleh penyidik,” jelas Karo Penmas Divhumas Polri.
Atas perbuatan yang dilakukan kedua tersangka dijerat dengan pasal 46 ayat (1) ayat (2) dan ayat (3) Jo Pasal 30 ayat (1) ayat (2) ayat (3), Pasal 48 ayat (1) Jo Pasal 32 ayat (1), Pasal 49 Jo Pasal 33 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Asrama Haji Lampung Siap Terima Pasien Covid-19
Pemerintah kembali mengalihfungsikan UPT Asrama Haji menjadi Rumah Sakit Covid-19. Setelah Asrama Haji Jakarta Pondok Gede dan Asrama Haji Sudiang Makassar beralih fungsi sementara menjadi RS Covid-19, kali ini giliran Asrama Haji Lampung.
Dilansir laman resmi Kementerian Agama, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, alih fungsi sementara asrama haji menjadi rumah sakit ini merupakan wujud komitmen Kementerian Agama untuk turut serta dalam penanggulangan covid-19 yang masih mewabah di Indonesia. Hal ini disampaikan Menag, saat meninjau penggunaan Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Ekstensi Asrama Haji Lampung di Bandar Lampung, bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
“Seperti yang pernah saya sampaikan beberapa kali, bahwa ada 25 Asrama haji di seluruh Indonesia yang bisa digunakan sebagai tempat isolasi atau bahkan bisa dialih fungsikan menjadi rumah sakit bagi pasien Covid 19, ” ujar Menag, di Bandar Lampung, Minggu, 8 Agustus 2021.
“Kementerian Agama sangat concern dengan wabah ini, kami siap membantu sekuat tenaga,” imbuh Menag.
Selain penggunaan Asrama Haji di seluruh Indonesia, Menag juga mengatakan bahwa semua Aparatur Sipil Negara di lingkungan Kementerian Agama saat ini sudah ikut serta dalam mengedukasi masyarakat akan bahaya covid 19 dan cara pencegahannya. Bahkan para penyuluh agama di seluruh Indonesia menjadi garda terdepan dalam mensukseskan misi penyelamatan ini.
“Penyuluh Agama yang jumlahnya puluhan ribu, saat ini masih bekerja, memberikan edukasi pada masyarakat betapa bahayanya wabah ini,” tutur menag