Kanwil Kemenag Sulsel Gelar Vaksinasi
Lontar.id – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar pekan vaksinasi dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan serta Tahun Baru Islam 1443 Hijriah.
Dilansir laman resmi Kemenag, Rabu, 11 Agustus 2021, disebutkan, kegiatan yang mengusung tema “Merdeka dari Covid, Indonesia Tangguh dan Indonesia Tumbuh” ini dibuka Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, di Lapangan Indoor MAN 2 Makassar, Selasa, 10 Agustus 2021.
Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Khaeroni menuturkan, pekan vaksinasi ini merupakan wujud nyata kerja sama Kemenag dengan Pemerintah Daerah dalam penanganan covid-19.
“Peristiwa ini merupakan momentum untuk kita saling bekerjasama, dan kerjasama yang terjalin dengan Pemprov Sulsel ini telah berjalan luar biasa”, tutur Khaeroni.
Dalam pekan vaksinasi ini, Kemenag memperoleh 2600 dosis vaksin dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan 50 dosis vaksin dari Dinas Kesehatan Kota Makassar. Vaksin yang tersedia ini akan diberikan kepada ASN Kemenag Sulsel, baik PNS maupun non-PNS, santri, serta siswa madrasah yang tersebar pada 24 Kabupaten/Kota di Sulsel.
Kakanwil juga mengungkapkan bahwa Kemenag Sulsel masih membutuhkan vaksin Covid dalam jumlah besar. Ia pun mengimbau kepada Kepala Kemenag kab./kota agar menjalin kerjasama dengan Pemda setempat sehingga semuanya bisa divaksin.
Senada dengan Khaeroni, Ketua Satgas Covid Kemenag Sulsel HM Rasbi mengungkapkan ada sekitar 387.171 orang keluarga besar Kemenag Sulsel yang belum divaksin. “Karenanya jumlah vajsin yang tersedia ini masih jauh dari kebutuhan sesungguhnya. Sementara, 2650 dosis yang tersedia ini akan kita distribusikan ke daerah, dengan kuota paling banyak 100 dosis vaksin untuk tiap kabupaten/kota,” ungkap Rasbi.
Sementara, Staf Khusus Menteri Agama Nuruzzaman yang hadir mewakili Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi kerja sama antara Kanwil Kemenag dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Malioboro Jadi Kawasan Wajib Vaksin
Kawasan Stasiun Yogyakarta dan kawasan Malioboro dicanangkan sebagai kawasan wajib memakai Masker dan wajib vaksin.
Dilansir laman resmi Pemkot Yogyakarta, Rabu, 11 Agustus 2021, pencanangan itu dilakukan dalam rangka percepatan program pemerintah dalam memutus penyebaran Covid-19.
Wali Kota Yogyakarta mengatakan pencanangan ini bertujuan untuk menumbuhkan herd imunity bagi masyarakat. Kegiatan tersebut diawali di Stasiun Yogyakarta, dan kawasan Malioboro karena kedua tempat tersebut adalah tempat dimana masyarakat sering berkumpul
“Karena kita ingin di tempat tempat masyarakat berkumpul harus wajib Masker dan Vaksin. Pencanangan ini akan kita lanjutkan ke tempat yang lainnya, seperti di perbatasan kota, tempat keramaian, serta tempat kegiatan masyarakat,” katanya di lokasi.
Pihaknya pun menegaskan jika Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus menggalakkan vaksinasi di Kota Yogyakarta agar pada tanggal 17 Agustus 2021 nanti seluruh warga Kota Yogyakarta sudah tervaksin.
“Sehingga pada tanggal 17 Agustus 2021 nanti, kita tidak hanya akan memperingati kemerdekaan RI yang ke- 76 tetapi juga merayakan Kota Jogja Merdeka vaksin,” harapnya.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, per tanggal 4 Agustus 2021 sebanyak 135.396 warga Kota Yogyakarta telah melaksanakan vaksin dosis pertama.
“Dari 352.599 wajib vaksin yaitu warga yang berusia 12 tahun ke atas, atau telah tercapai prosentase sebanyak 38,1 % dari warga yang wajib vaksin,” katanya.
Sementara itu Eksekutif Vice Presiden PT KAI Daop 6 Yogyakarta Asdo Artriviyanto, menyatakan bahwa PT KAI Daop 6 Yogyakarta mendukung penuh program Jogja Merdeka Vaksin yang di luncurkan oleh Pemkot Yogya beberapa waktu lalu.
“Vaksinasi di stasiun Yogyakarta sudah dimulai 3 Juli 2021 dan hingga 10 Agustus sudah sebanyak 3.820 orang yang divaksin. Vaksin ini diperuntukkan bagi masyarakat calon penumpang, pekerja KAI dan keluarga pekerja KAI,” bebernya.
Selain itu, dukungan tersebut juga dibuktikan dengan diberlakukannya kartu vaksin sebagai syarat bagi penumpang kereta api jarak jauh.
“Persyaratan untuk penumpang kereta api jarak jauh, adalah menunjukkan kartu vaksin, menunjukkan hasil negatif Rapid Test Antigen yang berlaku 1×24 jam atau PCR berlaku 2×24 jam, dalam kondisi sehat, tidak sedang sakit flu, diare, batuk, suhu dibawah 37,3°C, memakai masker,” jelasnya.
Reaktivasi Stasiun Pondok Rajeg Tetap Berjalan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan kegiatan pengaktifan kembali atau reaktivasi Stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Pondok Rajeg tetap berjalan meski di tengah masa pandemi. Hal itu disampaikan Menhub saat meninjau Stasiun Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu, 11 Agustus 2021.
“Ini adalah satu aktualisasi dari perintah Bapak Presiden bahwa meski di tengah pandemi, semua Kementerian/Lembaga harus melaksanakan kegiatan sebagaimana mestinya. Oleh karenanya, saya memerintahkan kepada Dirjen Perkeretaapian dan Kepala BPTJ untuk melanjutkan reaktivasi stasiun, khususnya yang berada di kawasan aglomerasi,” jelas Menhub, seperti tertulis dalam rilis.
Menhub mengatakan, reaktivasi ini tidak hanya dilakukan di wilayah aglomerasi seperti Jabodetabek, tetapi juga dilakukan di seluruh wilayah aglomerasi seperti: Jogja, Solo, Semarang, Surabaya dan wilayah lainnya.
“Pembangunan seperti reaktivasi seperti rel dan stasiun kereta api di kawasan aglomerasi menjadi penting dan harus konsisten dilakukan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah concern untuk menomorsatukan angkutan massal. Apalagi kereta api merupakan angkutan massal yang eco friendly atau ramah lingkungan,” ungkap Menhub.
Lebih lanjut Menhub mengatakan, minat masyarakat di kawasan aglomerasi untuk menggunakan kereta seperti KRL sangat tinggi.
“Bayangkan satu hari penumpang KRL Jabodetabek bisa 1,2 juta orang. Kalau Stasiun Pondok Rajeg beroperasi kembali, angkutan ini akan semakin produktif dan diharapkan masyarakat bisa berpindah dari angkutan pribadi ke angkutan massal,” kata Menhub.
Menhub menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Depok dan Kabupaten Bogor yang telah mendukung proyrek reaktivasi ini.
Stasiun Pondok Rajeg ini terletak di Pondok Rajeg, Cibinong, Kabupaten Bogor. Termasuk dalam wilayah DAOP 1 Jakarta, PT KAI (Persero). Stasiun tersebut dibangun pada awal tahun 1997 dengan tujuan untuk kereta api angkutan penumpang (masih KRD 2 gerbong), rutenya dari Stasiun Nambo langsung ke Manggarai tidak berhenti di lintas Jakarta-Bogor.
Stasiun ini dioperasikan pada tahun 2000-2006 untuk KRD 2 Gerbong, dan sejak Juli tahun 2015 dioperasikan untuk KRL namun tidak berhenti sampai sekarang ada 10 perjalanan KRL. Rute perjalanan yang melewati Stasiun Rajeg yaitu Nambo-Citayam- Manggarai-Angke dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit.