Pandemi Covid-19 Berdampak Pada Kesehatan Jiwa Anak
Lontar.id – Perubahan aktivitas saat pandemi COVID-19 terhadap anak dan remaja tidak hanya berdampak pada aspek fisik mereka saja, namun juga pada aspek kesehatan jiwa, karena perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam waktu yang cukup cepat.
Pemerhati Kesehatan Jiwa Anak UNICEF, Ali Aulia Ramly mengatakan, salah satu dampak dari pandemi pada anak dan remaja adalah rasa takut akibat adanya pembatasan sosial untuk mencegah potensi penularan virus COVID-19.
Selain itu, pembatasan sosial juga membuat anak dan remaja merasa bosan karena harus berdiam diri di rumah dan tidak bisa berinteraksi dengan teman-temannya.
“Tentu saja kebosanan terjadi ketika mereka harus berada di rumah dengan waktu yang sangat lama. Tidak bisa bertemu teman-temannya ini merupakan sejumlah dampak yang wajar dan banyak terjadi pada anak.kita harap begitu banyak anak akan bisa pulih dan melihat kembali bagaimana mereka tidak terganggu situasinya dalam keadaan ini, ” ujar Aulia saat dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Senin, 20 Juli 2020.
32 Persen Anak Tidak Dapat Program Belajar Selama Pandemi
Sebanyak 32 persen anak tidak mendapatkan program belajar dalam bentuk apa pun selama mereka belajar di rumah akibat pandemi Covid-19.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan, Dr dr Fidiansjah, memaparkan data dari Wahana Visi Indonesia tentang Studi Penilaian Cepat Dampak COVID-19 dan Pengaruhnya Terhadap Anak Indonesia sebagai pendukung pernyataan dari Aulia.
Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi ketidakmerataan akses terhadap fasilitas pendukung untuk pembelajaran daring maupun luring yang dialami pada anak yang sudah masuk usia sekolah.
Sebanyak 68 persen anak dapat mengakses terhadap fasilitas pendukung selama masa pembelajaran namun juga terdapat 32 persen anak bahkan tidak mendapatkan program belajar dalam bentuk apapun.
“Dampaknya anak harus mempunyai sistem belajar sendiri dan dampaknya 37 persen anak tidak bisa mengatur waktu belajar, lalu 30 persen anak kesulitan memahami pelajaran, bahkan 21 persen anak tidak memahami instruksi guru,” jelas Fidiansyah, melalui rilis tertulis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Senin, 20 Juli 2020.
Guru di Semarang Diimbau Datangi Rumah Siswa untuk Mengajar
Para guru SD dan SMP Negeri di Kabupaten Semarang diimbau untuk proaktif mendatangi tempat tingg para siswa, agar pembelajaran tatap muka selama pandemi Covid-19 ini tetap terlaksana.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disdikbudpora) Sukaton Purtomo usai mendampingi Bupati Semarang menyerahkan SK kepada 154 Kepala Sekolah di Aula Kantor Disdikbudpora Kabupaten, Ungaran, Senin, 20 Juli 2020, seperti tertulis dalam rilis Pemprov Jateng.
Kata Sukaton, meski belum terdata secara resmi, dirinya telah menerima laporan adanya kreativitas guru mendatangi para siswa itu di beberapa kecamatan. Di antaranya di SD Mlilir Bandungan dan beberapa guru SMP di Kecamatan Bringin. Para guru itu mendatangi para siswa dalam satu desa yang dikumpulkan di satu tempat.
“Sudah ada laporan namun belum kita inventarisir. Kita akan dorong guru untuk melakukan kreasi seperti itu guna memenuhi hak dasar anak menerima pendidikan,” terangnya.
1.350 Orang Ikuti Tes Swab di Surakarta
Sebanyak 1.350 orang dari berbagai kelompok masyarakat Surakarta mengikuti tes swab massal yang difasilitasi oleh BNI, di Balai Kota Surakarta.
Dilansir laman resmi Pemprov Jawa Tengah, Senin, 20 Juli 2020, kegaiatan yang dilaksanakan pada Sabtu hingga Minggu (18-19 Juli 2020) itu diikuti oleh pedagang pasar, ASN, anggota TNI/Polri, petugas kebersihan dan berbagai anggota komunitas lain di kota Bengawan.
Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, test swab masal ini bertujuan mengingatkan masyarakat agar semakin waspada dengan semakin melonjaknya warga terpapar Covid dari berbagai kalangan.
“Kegiatan ini sebagai edukasi buat warga Solo supaya aware dengan bahaya Covid 19. Jangan pernah mengabaikan protokol kesehatan. Melonjaknya penderita Covid merupakan tamparan buat kita betapa kita banyak yang tidak waspada dengan tanpa masker dan abai dengan senang berkumpul dalam jarak dekat,” terangnya.