Persentase Kenaikan UMP DIY Lebih Tinggi Daripada Jateng
Lontar.id – Upah Minimum Provinsi (UMP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2021 meningkat 3, 54% dari UMP tahun ini, menjadi Rp1.765.000,00. Persentase kenaikannya lebih tinggi daripada Jawa Tengah.
Kenaikan UMP tersebut tercantum dalam Keputusan Gubernur DIY nomor 319/KEP/2020 tentang Penetapan UMP DIY 2021, yang ditandatangani Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sabtu, 31 Oktober 2020 di Yogyakarta.
Seperti diketahui bersama, pemerintah pusat telah mengeluarkan SE Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 11/HK04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2021.
SE ini berisi anjuran tidak ada kenaikan upah minimun di tahun 2021 karena pandemi Covid – 19. Sebanyak 27 provinsi di Indonesia pun menyatakan akan mempergunakan SE tersebut yang artinya tidak ada kenaikan upah. Namun, Gubernur DIY tetap menaikkan UMP DIY mengingat kondisi ekonomi DIY sejak pandemi.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi sekaligus Ketua Dewan Pengupahan Provinsi DIY, Aria Nugrahadi, menyampaikan, rekomendasi ini merupakan hasil sidang pleno Dewan Pengupahan DIY. Sidang terdiri atas tiga unsur yaitu pemerintah, pekerja/buruh dan pengusaha.
Pembahasan kenaikan UMP ini juga mempertimbangkan peningkatan perekonomian bagi pekerja dan kelangsungan usaha pada saat pandemi Covid-19. Selain itu untuk menjaga stabilitas dan menciptakan suasana hubungan industrial yang kondusif.
“Hasil Rekomendasi Dewan Pengupahan DIY yang disepakati berupa saran dan pertimbangan kenaikan Upah Minimum, sebesar 3,33% berdasarkan kajian tenaga ahli menggunakan data BPS. Unsur pengusaha tidak berkeberatan atas kenaikan Upah Minimum sebesar 3,33%,” jelas Aria.
Maka, menurut Aria, sesuai PP 78 /2015 tentang Pengupahan, keputusan penetapan Upah Minimum Provinsi , merupakan kewenangan Bapak Gubernur. Dalam hal ini, Sri Sultan mengambil jalan tengah. Agar tercipta ruas sambung dan saling mendukung, akhirnya diputuskan kenaikan UMP sebesar 3.54%. Lebih tinggi 0,21% dari yang direkomendasikan. Bahkan kenaikan UMP DIY ini lebih tinggi dari Jateng yang naik sebesar 3,27%.
Cara Daftar Program Loyalitas Railpiloint PT KAI
PT Kereta Api Idonesia (Persero) terus kembangkan Aplikasi KAI Access untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mengikuti perkembangan zaman.
Pada tahun ini, KAI sudah melakukan inovasi di bidang digital dengan menghadirkan Program Loyalitas Railpoint dan pembayaran menggunakan QRIS di KAI Access.
“Pengembangan aplikasi KAI Access merupakan salah satu langkah KAI untuk turut mendukung salah satu prioritas Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Menteri Erick Thohir yaitu Kepemimpinan Teknologi dengan terus berinovasi dalam layanan digital,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, seperti dilansir laman resmi PT KAI, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Railpoint adalah program membership yang dibuat untuk membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara KAI dan para pelanggannya. Program ini resmi diluncurkan pada 28 September 2020.
Caranya, daftarkan data diri Anda pada aplikasi KAI Access minimal versi 4.3.8 atau melalui situs KAI. Dapatkan Railpoint untuk setiap pembelian tiket KA Jarak Jauh Komersial di seluruh channel.
Agar dapat menikmati lebih banyak benefit, maka pelanggan diimbau untuk melakukan upgrade ke Member Premium. Benefit Member Premium yaitu redeem point, program eksklusif, diskon spesial, dan layanan premium.
“Program Loyalitas Railpoint ini sebagai apresiasi kami atas kesetiaan pelanggan untuk terus menggunakan KAI Access dalam setiap transaksinya,” kata Joni.
Stunting Masih Jadi Ranjau Penghambat Pembangunan Indonesia
Permasalahan stunting masih menjadi ranjau yang menghambat pembangunan manusia Indonesia. Berdasarkan data hasil survei status gizi balita Indonesia tahun 2019, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,67 persen. Angka tersebut masih cukup tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa penanganan stunting merupakan prioritas nasional. Presiden RI Joko Widodo telah mencanangkan agar prevalensi stunting ditekan serendah-rendahnya dengan target 14 persen pada tahun 2024.
Karena itu, menurut Muhadjir, diperlukan langkah terobosan untuk mengatasinya. Dia mengatakan, untuk mengatasi permasalahan stunting yang terpenting adalah dimulai dari keluarga.
Permasalahan stunting, imbuh Muhadjir, sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. Oleh karenanya pembangunan keluarga sangat diperlukan untuk mencegah stunting.
“Kita punya pekerjaan yang jauh lebih berat yaitu menyiapkan rumah tangga. Itu tidak kalah penting karena justru segala sesuatu harus dimulai dari penyiapan pasangan rumah tangga, keluarga baru terutamanya,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam Webinar Seri 02 ‘Perspektif Program dalam Rangka Penyelamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)’ dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kesehatan Universitas Hasanudin Ke-38, pada Sabtu, 31 Oktober 2020.
Lebih lanjut, Muhadjir menjelaskan, sebagai langkah untuk menyiapkan rumah tangga baru yang sehat, matang secara mental dan ekonomi, dan bisa menyiapkan generasi yang unggul, pemerintah telah menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai leading sector penanganan stunting dengan utamanya pembangunan keluarga.
4800 Peserta Ikuti Napak Tilas Virtual Kemendikbud
Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan kegiatan dengan tema ‘Pemuda Hebat, Pemuda Berkarakter’. Sebagai rangkaian dari Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober, acara ini dilakukan secara dalam jaringan (daring) pada hari Sabtu, 31 Oktober 2020 dan disiarkan melalui kanal YouTube Puspeka Kemendikbud.
Acara Tapak Tilas virtual tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Ainun Na`im. Dalam sesi pembukaan, ia memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. “Melalui acara ini, meskipun di dalam suasana pandemi tidak menjadi penghalang untuk kita terus belajar serta sekiranya dapat mendorong masyarakat untuk dapat mengunjungi museum,” ucap Ainun Na`im dalam sambutannya di Jakarta, Sabtu, 31 Oktober 2020.
Selanjutnya, Kepala Puspeka Kemendikbud, Hendarman, mengungkapkan bahwa pada awalnya peserta dibatasi sebanyak 4000, namun melihat animo yang cukup besar, kapasitas peserta ditambah sehingga tercatat sekitar 4800 peserta pelajar maupun mahasiswa yang mengikuti mengikuti acara ini.
“Meskipun pelaksanaan acara di hari Sabtu, ketika adik-adik, teman-teman sekalian seharusnya berlibur bersama keluarga, namun dengan penuh semangat mengikuti acara di hari ini,” ungkapnya, seperti tertulis dalam rilis.