Puluhan IKM Ikuti Pameran Batik di Yogyakarta
Lontar.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berupaya melakukan pemulihan ekonomi para pelaku usaha industri kecil menengah (IKM) di masa pandemi. Salah satunya dengan memfasilitasi pameran bersama para pelaku IKM lurik, ecoprint, sibori dan jumputan di Kota Yogyakarta.
Pameran yang diikuti sekitar 25 IKM produsen lurik, ecoprint, sibori dan jumputan itu diadakan mulai 7 sampai 10 September 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Secara umum kegiatan ini dalam rangka pemulihan ekonomi nasional. Untuk menggeliatkan IKM lagi biar mereka ada kegiatan dan ekonomi produktif tetap berjalan,” kata Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto, saat membuka pameran bersama IKM lurik, ecoprint, sibori dan jumputan di Grha Pandawa Balai Kota Yogyakarta, Selasa, 7 September 2021, seperti tertulis dalam rilis Pemkot Yogyakarta.
Pameran menampilkan berbagai produk kain lurik, ecoprint, sibori, jumputan hingga dalam bentuk fesyen kemeja, rok, tas dan aksesoris lainnya. Kegiatan itu juga mengawali rencana pelibatan para pelaku IKM di Kota Yogyakarta untuk mempromosikan produk dalam car free day di Jalan Sudirman.
“Kondisi pasar belum menggeliat. Tapi kondisi pelaku usaha IKM haru tetap semangat. Kami coba tampilkan secara langsung selama empat hari ini,” ujarnya.
Dalam pameran itu para ASN dari perangkat daerah Pemkot Yogyakarta diminta membeli produk kain para pelaku usaha IKM. Dia menuturkan rencana kepala perangkat daerah dan pengurus Dharma Wanita Pemkot Yogyakarta juga diminta berpartisipasi dalam peragaan busana dengan produk kain yang telah dibeli dari para usaha IKM di Kota Yogyakarta pada 19 September saat car free daya di Jalan Sudirman. Namun kegiatan itu akan menyesuaikan dengan kebijakan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
“Ini bagian dari pemulihan dan menggeliatkan IKM karena terdampak pandemi. Upaya Pemkot Yogya dimulai dari ASN dulu untuk membeli dan menggunakan produk. Apalagi ASN pada hari Kamis pakai seragam batik Ceplok Segoro Amarto serta Jumat tanggal genap pakai kain lurik dan Jumat ganjil kain sibori, jumputan atau ecoprint,” jelas Tri Karyadi.
Menurutnya para pelaku usaha IKM harus memiliki produk yang berkualitas, menarik dan berdaya saing. Mengingat konsumen akan mencari dan memilih produk yang memiliki ketiga unsur tersebut. Oleh sebab itu pihaknya juga akan melakukan edukasi dan menata agar para ASN tidak membeli produk di satu tempat saja agar geliat ekonomi merata.
Indonesia Akan Jadi Tuan Rumah Pertemuan RI-Australia
Indonesia akan menjadi tuan rumah Pertemuan 2+2 Menlu dan Menhan RI-Australia ke-7, yang akan diselenggarakan di Jakarta pada hari Kamis, 9 September 2021.
Untuk itu, Menlu Australia Y.M. Marise Payne dan Menhan Australia Y.M. Peter Dutton akan berkunjung ke Indonesia pada tanggal 8-10 September 2021.
Pertemuan 2+2 RI-Australia merupakan forum dialog untuk membahas isu-isu strategis di tingkat bilateral, regional, maupun global.
“Forum juga dimanfaatkan untuk memajukan kerja sama kedua negara dalam berkontribusi terhadap kondisi yang kondusif bagi stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan,” demikian tertulis dalam rilis Kementerian Luar Negeri, Rabu, 8 September 2021.
Pertemuan tahunan ini terakhir diselenggarakan di sela-sela Bali Democracy Forum ke-12 di Nusa Dua, Bali pada 6 Desember 2019.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak mempertegas kembali komitmennya dalam memerangi terorisme di kawasan, memperkuat kerja sama peacekeeping antara angkatan bersenjata kedua negara (TNI dan ADF), memperkuat kerja sama di bidang keamanan siber, dan pertukaran keahlian dan pengalaman dalam humanitarian assistance and disaster relief.
Sebelum menghadiri Pertemuan 2+2, Menhan RI Prabowo Subianto dan Menhan Australia akan melakukan Defense Ministers’ Meeting, sementara Menlu RI Retno L.P. Marsudi akan bertemu empat mata dengan Menlu Australia.
Kemenag Beri Beasiswa Ratusan Mahasiswa Papua
Kementerian Agama kembali memberikan beasiswa bagi putra-putri asli Papua. Tahun ini, beasiswa diberikan kepada 330 mahasiswa yang berasal dari Papua dan Papua Barat. Kegiatan ini menjadi bagian dari Program Beasiswa Afirmasi Kita Cinta Papua/Papua Bangga Tahun 2021.
Sebanyak 280 mahasiswa mendapat beasiswa kuliah di Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Negeri (PTKKN). Sebanyak 50 mahasiswa mendapat beasiswa kuliah di Perguruan Tinggi Umum.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa terus dilakukan agar setiap anak bangsa tanpa terkecuali mendapatkan kesempatan untuk mengeyam pendidikan yang layak dan berkualitas. Sebab, pendidikan untuk seluruh kalangan (education for all) merupakan salah satu pilar penting dalam membangun sumber daya manusia Indonesia seutuhnya.
“Kemenag bertekad untuk turut membangun dan mewujudkan Papua yang bermartabat dan membanggakan melalui pembangunan di bidang agama dan pendidikan melalui pelaksanaan program kita cinta papua/papua bangga,” terang Wamenag, seperti dilansir laman resmi Kemenag, Rabu, 8 September 2021.
Ikut bergabung dalam acara ini, Dirjen Bimas Kristen Thomas Pentury, Direktur Pendidikan Kristen, para Rektor dan Kepala Biro Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Negeri (PTKKN), serta para calon mahasiswa penerima beasiswa afirmasi Kita Cinta Papua/Papua Bangga tahun 2021.
“Inti program Kita Cinta Papua/Papua Bangga adalah memajukan pendidikan dan keagamaan di Provinsi Papua dan Papua Barat dalam bentuk dukungan beasiswa kepada generasi muda sehingga dapat mengenyam pendidikan secara berkelanjutan di setiap jenjang,” sambung Wamenag.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan percepatan pembangunan kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN tahun 2020-2024 dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Di Provinsi Papua Dan Papua Barat.
Kepada para mahasiswa Papua dan Papua Barat, Wamenag berpesan untuk tidak berpangku tangan dan ikut berpartisipasi aktif dalam mewujudkan perubahan bangsa. Sebagai agen perubahan, mahasiswa dituntut memanfatakan kesempatan beasiswa ini sebagai jalan untuk membangun dan berkarya.
“Jadilah mahasiswa Kristen yang kreatif, inovatif, produktif, dan berkarakter. Mahasiswa yang mampu menghasilkan karya kreatif, berpikir inovatif, mampu menghasilkan solusi, dan memiliki jati diri, berakhlak mulia, dan memiliki moral. Mahasiswa yang kehidupan kesehariannya penuh dengan kejujuran, integritas, penuh respek, sayang, kerja keras, dan keharuan serta setia dalam pengamalan nilai-nilai agama,” pesan Wamenag.
Simulasi Pembelajaran Tatap Muka di Batang
Penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2 di Kabupaten Batang membuka peluang pembelajaran tatap muka (PTM), bagi para pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara terbatas. Simulasi tersebut diselenggarakan selama dua pekan, 6-18 September 2021.
Kepala SMAN 1 Batang, Sukalim, menjelaskan, pihaknya menyelenggarakan simulasi PTM dengan beberapa ketentuan, di ataranya pembatasan jumlah peserta didik yang hadir langsung di sekolah, yakni dua rombongan belajar (rombel) atau maksimal 216 anak. Penyelenggaraan simulasi PTM kali ini sekaligus dalam rangka penilaian harian bersama (PHB).
“Sekarang kegiatan anak didik kami sedang mengikuti Penilaian Harian Bersama (PHB), tentu ini perlu dibudayakan dengan cara disimulasikan, agar anak-anak terbiasa. Mulai mencuci tangan, diukur suhu tubuhnya, mengikuti pembelajaran dengan mengatur jarak, mudah-mudahan bisa berlanjut,” ungkap Sukalim, seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jateng, Rabu, 8 September 2021.
Lebih lanjut, dia menerangkan, evaluasi yang akan dilakukan antara lain dengan pengecekan kondisi siswa setelah PTM, apakah muncul klaster baru dari lingkungan pendidikan atau tidak. Selain itu, setiap hari para pendidik akan melakukan pendataan kondisi nyata kesehatan siswa.
“Catatan-catatan itu digunakan sebagai dokumen, Kalau nanti ada evaluasi,” tegasnya.
Wakil Kepala SMAN 1 Batang Bidang Kehumasan, Nur Nasetya Wibowo mengatakan, PHB sudah menjadi program sekolah, dan secara kebetulan waktunya bersamaan dengan simulasi PTM.
“Semua kegiatan di masa pandemi dilaksanakan secara daring, demikian pula penilaian. Adapun sebagian siswa dihadirkan di sekolah untuk mengikuti PHB karena memang kondisi secara fisik dan sarana prasarana juga sudah siap,” terangnya.
Ia memastikan, apabila siswa telah selesai PHB nanti akan dievaluasi, jika tidak ada sesuatu yang terkendala, seperti timbulnya klaster baru, maka hasil evaluasi dijadikan acuan untuk menggelar PTM Terbatas.