Lontar.id – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menegaskan serapan anggaran Covid-19 Jateng hingga 22 Juli, sudah mencapai 15,65% dan update hingga 24 Juli telah mencapai 17,28%.
Menurut Ganjar, berdasarkan amanat refocusing pemerintah pusat, anggaran delapan persen dari DAU Jateng berjumlah Rp283 miliar yang terinci untuk lima item penganggaran. Yakni, penanganan Covid-19, dukungan vaksinasi, dukungan pada kelurahan, insentif tenaga kesehatan, dan belanja kesehatan lainnya.
Total serapan anggaran sampai hari ini telah mencapai Rp49.040.562.303 atau 17,28 persen. Di antaranya, pemberian insentif untuk tenaga kesehatan yang sudah cair Rp39.895.216.303 atau 66,31 persen.
“Dukungan vaksinasi sudah relatif berjalan, untuk desa/ kelurahan juga sudah berjalan,” katanya, Sabtu, 24 Juli 2021, seperti tertulis dalam rilis.
Angka 17 persen itu pun adalah catatan yang sudah melakukan pembayaran. Sedangkan ada beberapa kegiatan yang sudah berjalan atau proses pengadaan.
“Karena semua masih berjalan, kita beli peralatan, kita beli alat whole genome sequencing kita perlu waktu, kalau barangnya datang kita bayar. Kita juga menyiapkan beli ambulans, peralatan kesehatan sesuai kebutuhan dan perkembangan. Ini sudah kita order semua, barang datang kita bayar, dan saya minta lakukan percepatan,” tegasnya.
Menurut gubernur, percepatan itu termasuk dalam proses administrasi di inspektorat. Sebab pengadaan barang dan pembelanjaan anggaran di Pemprov Jateng harus didahului pemeriksaan inspektorat.
“Karena sebelum dibelanjakan dalam konteks darurat ini memang harus di-review oleh inspektorat semuanya. Saya minta harus dipercepat,” tegasnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan, rencana pembelanjaan DAU mengalami perubahan berdasarkan perkembangan di lapangan.
“Pada awal juli angka itu kita reassesment ulang penggunaannya, karena waktu itu kita tidak tahu varian delta demikian cepat. Sehingga beberapa kita tunda, misalnya pelatihan bintek untuk promosi kesehatan kita tunda karena kita fokus untuk Covid,” katanya.
Serapan anggaran, lanjut Prasetyo, akan terus bertambah karena sudah ada rencana-rencana pembelanjaan. Misalnya, untuk pembelian reagen dalam rangka peningkatan testing dan tracing, serta dukungan fasilitasi untuk rumah sakit darurat.
Di lain pihak, penanganan Covid di Jateng sebenarnya tidak hanya mengandalkan anggaran refocusing DAU. Tapi juga memanfaatkan dana dari CSR perusahaan.
“Misalnya kita menerima dari shopee, pertamina berupa oksigen, tabung liquid. Semuanya itu kita dorong untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit,” terangnya.
Vaksinasi Gratis di Stasiun Pariaman
Mulai akhir Juli 2021, PT KAI Divre II Sumatera Barat akan membuka layanan Vaksinasi Covid-19 gratis di Stasiun Pariaman dan Stasiun Padang.
Kepala Humas PT KAI Divre II Sumatera Barat Erlangga Budi Laksono mengungkapkan, mulai akhir Juli 2021 PT KAI Divre II Sumatera Barat bersama Polres Pariaman dan Kodim 0312 Padang akan menyelenggarakan Program Serbuan Vaksinasi Covid-19 secara gratis untuk penumpang kereta api dan non penumpang dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Untuk pelaksanaan kegiatan vaksinasi akan dibagi di dua tempat, yaitu di stasiun Pariaman yang hanya akan dilakukan pada hari Senin tanggal 26 Juli 2021 pada pukul 08.00 WIB s.d 14.30 WIB dan di Stasiun Padang dimulai pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2021 pada pukul 08.00 WIB s.d 14.30 WIB. Khusus untuk di stasiun Padang, kegiatan vaksinasi akan dilakukan sebanyak 2 kali dalam Seminggu yaitu khusus hari Rabu dan Jum’at secara menerus.
“Penyelenggaraan Vaksinasi gratis yang akan diselenggarakan di stasiun Pariaman dan Stasiun Padang ini juga merupakan upaya KAI untuk mendukung program percepatan vaksinasi Covid-19 yang sedang digalakkan pemerintah dan sebagai upaya dalam pencegahan covid-19,” demikian tertulis dalam rilis.
Syarat untuk mengikuti Vaksinasi Covid-19 Gratis di Stasiun ini bagi penumpang KA yaitu harus berusia 18 tahun ke atas, menunjukkan kode booking tiket yang sudah dibayar atau tiket KA yang berlaku, dan membawa KTP asli. Khusus bagi ibu hamil bisa mendapatkan vaksin di stasiun setelah mendapat penjelasan dari petugas kesehatan dan bersedia atas pilihannya untuk divaksin Covid-19.
Erlangga Budi Laksono juga menghimbau kepada penumpang yang akan melakukan vaksinasi Covid-19 di stasiun agar memastikan kondisi kesehatannya dalam keadaan sehat saat akan divaksin, serta menerapkan protokol kesehatan yang berlaku yaitu mencuci tangan dengan sabun sebelum memasuki area vaksinasi, memakai masker, dan menjaga jarak untuk menghindari kerumunan.
Pelaksanaan Vaksinasi ini juga akan diselenggarakan dengan kuota yang menyesuaikan dengan ketersediaan vaksin.
DIY Bentuk Satgas untuk Tekan Kematian Pasien Isoman
Pemerintah Daerah DIY segera membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk menekan angka kematian akibat CoViD-19 pada pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman). Satgas ini nantinya akan memantau kondisi para pasien isoman, yang akan dipindahkan proses isolasinya ke shelter-shelter terpusat yang telah disiapkan.
Hal ini disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Sabtu (24/07) malam dalam Rapat Koordinasi Penanganan CoViD-19 yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Panjaitan. Sri Sultan mengikuti rakor secara daring dari Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
“Untuk mengurangi yang meninggal saat isoman, kami sudah koordinasi dengan BNPB maupun dengan Bupati/Wali Kota. Jadi kesimpulannya, nanti akan dibentuk satgas yang akan menangani isolasi di shelter terpusat. Nanti pihak kabupaten/kota yang mendata nama dan alamat dari mereka yang isoman dan membantu kami melakukan tracing bagi seluruh isoman,” papar Sri Sultan.
Sri Sultan mengungkapkan, saat ini ada tiga shelter terpadu yang akan menjadi wilayah kerja dari satgas khusus ini, yakni di Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Balai Diklat PUPR di Jalan Ngeksigondo, Yogyakarta, maupun asrama mahasiswa UNY. Total kapasitasnya ialah 506 orang. Pasien isoman akan dibagi menurut gejala yang dialami. Mereka yang bergejala sedang akan dibawa ke shelter terpusat, sedangkan yang bergejala berat akan dirujuk ke rumah sakit.
“Sehingga tinggal yang bergejala ringan saja yang boleh tetap isoman. Yang bergejala ringan ini juga akan tetap dipantau oleh kabupaten/kota dibantu oleh tenaga kesehatan yang nantinya dikoordinasikan dengan Puskesmas terdekat. Secara prinsip itu yang sudah kita sepakati, dan pendekatan ini yang dinilai memungkinkan untuk lebih mudah dan berhasil dijalankan,” jelas Sri Sultan.
Menurut Sri Sultan, penanganan pasien CoViD-19 di DIY selama ini sudah dilakukan sesuai standar dan sudah dilakukan pemberian terapi tambahan untuk kasus yang berat. Berdasarkan data yang dihimpun, dari total kasus kematian akibat CoViD-19, yakni 2.780 orang, sebanyak 195 atau 7% kasus meninggal tidak diketahui tempatnya, lalu sebanyak 695 atau 25% kasus meninggal di rumah atau isoman, dan 1.890 atau 68% meninggal di rumah sakit.
“Penyebab tingginya kasus kematian akibat CoViD-19 di DIY dikarenakan beberapa alasan. Pertama, karena pasien meninggal mempunyai komorbid dan sudah berusia lanjut. Kedua, karena tidak mendapatkan oksigen, ketiga pasien belum mendapatkan vaksinasi. Alasan lainnya, karena pasien mengalami gejala ringan yang berkembang menjadi berat tetapi tidak terpantau optimal karena isolasi mandiri,” papar Sri Sultan.
Selain pembentukan satgas, upaya lain yang dilakukan Pemda DIY untuk menekan angka kematian akibat CoViD-19 secara keseluruhan di antaranya, meningkatkan pengawasan pada pasien dengan gejala ringan. Apabila pasien sudah lansia atau mempunyai komorbid akan dirujuk untuk dirawat di rumah sakit. Selain itu, dilakukan pula upaya peningkatan akses layanan rujukan dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan di rumah sakit rujukan CoViD-19.