Sosok Ratu Parabadminton Indonesia
Lontar.id – Kontingen tim nasional Indonesia berhasil meraih prestasi yang gemilang di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Hal ini terbukti dari perolehan medali dengan total 9 medali diantaranya dua medali emas, tiga perak, dan empat perunggu.
Tiga medali diantaranya disumbangkan atlet para bulutangkis, Leani Ratri Oktila. Medali perak diraihnya di cabang badminton nomor tunggal putri nomor SL4, kemudian dua medali emas masing-masing diraihnya dalam nomor ganda putri saat berpasangan dengan Khalimatus Sadiyah dan nomor ganda campuran saat berpasangan dengan Hary Susanto.
Dengan raihan ini, perempuan berusia 30 tahun ini tak hanya menjadi atlet parabadminton terbaik Indonesia, tetapi juga menjadi yang terbaik di dunia dalam kategori tunggal putri SL4.
Dilansir laman resmi Kemenpora, Senin, 6 September 2021, di ajang Paralimpiade Tokyo 2020, Leani merupakan pemegang rangking nomor 1 dunia di 3 nomor (WS, WD, XD). Ia merupakan satu-satunya atlet Indonesia dan pertama kali meraih emas dengan dua medali sekaligus, plus 1 perak, maka pantas dia disandang gelar “Ratu Parabadminton di Paralimpiade 2020”.
Berkat peran besar Leani Ratri, kini Indonesia berada di posisi 43 klasemen torehan medali, naik dari peringkat 76 pada Paralimpiade 2016.
“Ini Paralimpiade pertama kali saya. Saya selalu ingin menunjukkan penampilan yang terbaik dan maksimal untuk Indonesia,” kata Leani dikutip dari laman resmi Olimpiade.
Leani Ratri lahir di Dusun Karya Nyata, Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau pada tanggal 6 Mei 1991. Leani mengalami kecelakaan sepeda motor pada tahun 2011 yang merusak kaki kirinya, menyebabkannya kainya menjadi 7cm lebih pendek dari kaki kanannya.
Leani Ratri mengenal bulu tangkis sejak masih berumur tujuh tahun dengan dibimbing langsung oleh orang tuanya. Bakatnya menonjol dan sehingga mampu mencatatkan prestasi sejak usia muda, termasuk mewakili provinsinya dalam ajang nasional.
Awalnya ia berlaga sebagai atlet normal. Namun pada 2011, saat berusia 21 tahun, Ratri mengalami kecelakaan hingga menyebabkan patah kaki dan tangan kirinya. Namun demikian, kondisi tersebut tak menghalanginya untuk terus menekuni bulu tangkis.
Leani Ratri mulai bergabung dengan Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPC) pada tahun 2013. Bersama timnas paralimpiade, Ratri semakin terpacu untuk berprestasi meski mempunyai keterbatasan.
Saat ini, dia tengah melanjutkan studi untuk gelar master dalam bahasa Indonesia di Universitas Veteran Bangun Nusantara di Sukoharjo.
Berkat kerja kerasnya, Leani Ratri dianugerahi gelar atlet parabadminton putri terbaik dari Federasi Badminton Dunia (BWF) dua tahun berturut-turut 2018-2019.
Gelar pertamanya dari para-badminton dicatatkan saat Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2012 yang berlangsung di Riau, provinsi kelahirannya. Saat itu Ratri meraih masing-masing satu medali emas dan perak.
Puluhan KK Terdampak Banjir di Polman
Sebanyak 90 KK atau 330 jiwa di dua desa terdampak banjir dengan ketinggian berkisar 20 – 100 cm yang terjadi di dua desa di Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan, banjir melanda dua desa di Kecamatan Mapili, Kabupaten Poliwali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, pada Sabtu (4/9), pukul 18.30 waktu setempat. Fenomena ini dipicu oleh hujan dengan intensits tinggi sehingga debit air Sungai Andau, Kanusuang dan Salu Kadundung meluap.
“Kedua desa terdampak yaitu Desa Landikanusuang dan Rappang Barat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Poliwali Mandar mencatat 56 KK (194 jiwa) terdampak di Desa Landikanusuang, sedangkan 34 KK (146 jiwa) di Rappang Barat,” jelasnya melalui keterangan tertulis, Minggu, 5 September 2021.
Data sementara dusun-dusun yang terdampak di Desa Landikanusuang berada di Dusun Pulluddung, Tondo Ratte, Landi dan Seppong. Tidak ada laporan korban jiwa akibat peristiwa ini.
BPBD setempat juga melaporkan, banjir berdampak pada kerugian material pada sektor pemukiman, fasilitas umum dan perkebunan. Tercatat 90 unit rumah warga di dua desa tersebut terendam. Sementara itu, 2 unit jembatan terpantau mengalami pengikisan pada pondasi, 2 unit jembatan gantung terancama putus. BPBD juga mendata 1 unit masjid terendam. Sedangkan di sektor perkebunan, kebun kakao seluas 21 hektar dan sawah 100 hektar terendam.
BPBD Kabupaten Poliwali Mandar telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti menyiagakan apabila diperlukan untuk evakuasi warga. Di samping itu, BPBD bersama TNI, Polri, Tagana, relawan dan instansi di tingkat kecamatan dan desa melakukan pembersihan lingkungan yang dipenuhi sampah banjir.
Meskipun banjir sudah surut, BPBD setempat bersiaga untuk mengantisipasi banjir susulan. Hal tersebut dilatarbelakangi kondisi cuaca hujan deras saat ini. Prakiraan cuaca di tingkat kecamatan, hujan dengan intensitas ringan terpantau berpeluan terjadi pada malam ini.
Berdasarkan prakiraan dini cuaca BMKG, wilayah Poliwali Mandar berpotensi hujan lebat yang disertai petir atau kilat serta angin kencang. Potensi hujan masih berpeluang di wilayah ini pada esok hari, Senin (6/9).
Analisis inaRISK menunjukkan 13 kecamatan di Kabupaten Poliwali Mandar yang berada pada kategori sedang hingga tinggi untuk bahaya banjir. Kecamatan Mapili yang terdampak banjir merupakan salah satu kecamatan pada kateogri bahaya tersebut. Namun potensi bahaya lain perlu menjadi catatan, khususnya memasuki musim hujan ini, yaitu potensi bahaya tanah longsor. Kecamatan ini juga berada pada potensi bahaya tanah longsor kategori sedang hingga tinggi.
BNPB mengimbau masyarakat untuk siap siaga dan waspada terhadap potensi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Sebagian wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan pada bulan September hingga November 2021, di antaranya Provinsi Sulawesi Barat. Kewaspadaan warga di tingkat komunitas atau desa dibutuhkan untuk bersama-sama menganalisis secara mandiri potensi risiko yang berada di wilayah.
Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Deteksi Kanker Mulut
Sekelompok mahasiswa UGM menciptakan aplikasi android yang dapat digunakan untuk skrining kanker mulut (mengetahui apakah terkena kanker mulut atau tidak).
Para mahasiswa tersebut adalah Kayla Queenazima Santoso (Teknik Biomedis 2020), Fathan Hudyaussie Santoso (Teknologi Informasi 2019), Mutia Fitri Akmalia (Pendidikan Dokter Gigi 2019), dan Safhira Anggraini Putri (Pendidikan Dokter Gigi 2020).
Aplikasi yang berbasis machine learning tersebut kemudian diberi nama ‘Sinoma’. Aplikasi Sinoma ini diketahui merupakan proyek yang berasal dari pendapatan Kemdikbud Ristek dalam ajang Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Karya Cipta tahun 2021 ini.
“(Dengan) Sinoma ini, (kami berharap) semakin banyak masyarakat yang peduli kepada kanker mulut. (Kami berharap) pasien bisa mendapatkan penanganan kanker mulut sejak dini sehingga meningkatkan kemungkinan (untuk) sembuh,” tutur Kayla, Senin, 6 September 2021, seperti dilansir laman resmi UGM.
Menurut data yang dihimpun dari Global Cancer Observatory (lembaga dibawah WHO atau Wolrd Health Organization), terdapat 5.780 penambahan kasus baru kanker mulut pada tahun 2020 lalu di Indonesia. Kayla dkk. melihat bahwa penanganan kasus kanker mulut cukup terkendala karena pandemi Covid-19. Ada banyak fasilitas kesehatan gigi mulut yang tutup. Jika pun dibuka, jumlah pengunjung atau pasiennya dibatasi. Hal ini kemudian mengakibatkan berkurangnya kesempatan masyarakat untuk melakukan check up. Jika kondisi atau permasalahan tersebut tidak segera diatasi, maka akan berakibat fatal kepada masyarakat. Jika kanker mulut tidak sedari awal disadari maka dampaknya akan semakin besar.
“Ketika sudah parah, area kanker bisa lebih besar dari sebelumnya hingga bisa jadi pasien harus kehilangan banyak area mulut karena area tersebut harus diangkat,” jelas Kayla.
Kayla mengatakan bahwa Sinoma dihadirkan agar masyarakat secara mandiri dapat mendeteksi sedini mungkin penyakit kanker mulut tersebut. Dengan hanya memotret bagian mulut yang dicurigai, pengguna aplikasi Sinoma akan menerima prediksi apakah bagian mulut tersebut terkena kanker mulut atau tidak. Pengguna aplikasi pun juga akan diberi rekomendasi tindakan setelah menerika prediksi tersebut
Tidak kurang, aplikasi Sinoma juga menyediakan berbagai informasi seputar penyakit kanker mulut. Terdapat informasi terkait upaya pencegahan, ciri-ciri, dan proses pengobatan penyakit kanker mulut itu sendiri. Untuk memudahkan pengguna, Sinoma juga pun memiliki panduan penggunaan aplikasi.
“Hal ini selaras dengan tujuan yang ingin kami raih yaitu membuat sistem screening dini yang mudah digunakan masyarakat awam, edukatif, dan aman digunakan walaupun saat pandemi,” pungkas Kayla.
Sebagai catatan, Kayla menegaskan bahwa Sinoma hanya untuk keperluan penyaringan semata dan bukan untuk mendapatkan diagnosis. Pegguna terkait tetap disarankan menjadi spesialis untuk mendapat diagnosis tersebut.
Saat ini, aplikasi Sinoma tersebut masih dalam pengurusan administrasi. Setelah proses tersebut selesai, aplikasi pun siap digunakan oleh masyarakat.
Ketua Bawaslu Buka SKPP di Jombang
Ketua Bawaslu Abhan membuka Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) di Jombang, Minggu, 5 September 2021. Dalam kesempatan itu, Abhan menyampaikan bahwa kader SKPP diharapkan menjadi simpul penggerak partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu pemilu.
“Ada yang selalu bertanya, alumni SKPP jadi apa? Kalau sudah jadi alumni nantu harapan kami jadi simpul penggerak partisipasi masyarakat. Mau jadi penyelenggara pemilu, ya silakan. Jadi pemantau juga tidak kalah terhormat. Yang penting bersama mewujudkan pemilu berkualitas,” ungkapnya, seperti tertulis dalam rilis, Senin, 6 September 2021.
Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah periode 2012-2017 ini menceritakan di balik alasan program SKPP dikhususkan pada anak muda yang akan menjadi tulang punggung demokrasi ke depan. Pemuda memiliki idealisme dan belum terkontaminasi hal buruk dalam politik.
“Ini cukup membanggakan. Kami optimis partisipasi masyarakat akan semakin baik. Kader SKPP akan menjadi simpul yang mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu,” jelasnya.
Abhan berharap bahwa SKPP sebagai sarana konsolidasi demokrasi menuju pemilu 2024. Semakin banyak anak muda yang terlibat, maka semakin baik untuk kehidupan demokrasi di Indonesia ke depan.
“SKPP sebagai ikhtiar Bawaslu untuk menjaga konsolidasi demokrasi menuju pemilu 2024. Masyarakat yang siap dan sadar untuk berpartisipasi. Kader SKPP disini akan menjadi tulang punggung yang akan bekerja keras mendorong partisipasi masyarakat lebih baik,” pungkasnya
Selepas memberikan arahan, Abhan yang didampingi oleh Anggota Bawaslu Jatim memukul gong sebagai tanda secara resmi dimulai SKPP di Jombang.