Friday, May 23, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Artikel

Kisah Kekejaman Jepang di Korea dan Indonesia

Oleh Ardian
13 March 2019
in Artikel, News
Kisah Kekejaman Jepang di Korea dan Indonesia

youtube

190
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Air mata, tangis, penderitaan, bahkan sadisme terbingkai dalam memori kelam di zaman perang. Nusantara yang terjajah pernah mengalaminya. Jepang di tanah air pernah menindas bangsa ini dengan tidak manusiawi. Bahkan keji sekaligus kejam. 

Lontar.id – Mengenang kembali kekejamanan tentara Jepang, ibarat membuka kembali lembaran sejarah kelam masa lalu. Perbudakan yang masif hingga mengambil paksa para perempuan untuk dipekerjakan sebagai ‘budak seks’ atau yang biasa disebuat sebagai Jugun Ianfu. Mereka dipaksa melayani nafsu bejat para tentara Jepang.

Kekejaman militer Jepang tak hanya di situ. Bagi Jepang, sekali menjajah maka istilah belas kasih harus dibuang jauh-jauh. Maka wajar jika rakyat diperlakukan semena-mena. Kaum lelaki diperlakukan tak manusiawi. Di bawah tekanan para militer mereka dipaksa menambang hasil alam, untuk menyokong kekuatan militer Jepang. Penyiksaan, pembunuhan, kerja paksa dan pelecehan seksualitas kerap dialami warga setiap hari. 

Jepang memang hanya 3,5 tahun di Indonesia. Namun rentan waktu itu, banyak kisah pilu dan kekejaman yang kisahnya membuat siapa pun mendengarnya emosi. Selain di Indonesia, ekspansi Jepang menduduki daerah jajahan lainnya juga menceritakan kisah serupa. 

Kebengisan Jepang juga sulit dilupakan rakyat Korea. 35 tahun penderitaan itu dilalui (1910-1945). Sekelumit kisah kekejaman tentara Jepang terhadap warga Korea Selatan, terekam jelas dalam sebuah film The Battleship Island (produksi tahun 2017) yang diangkat dari kisah nyata, pada tahun 1940-an, sewaktu perang dunia ke-II. 

Film ini mengisahkan tentang sejumlah warga Korea Selatan yang dijadikan sebagai pekerja paksa menambang batu bara disebuah terowongan besar di sebuah pulau dekat Kota Nagasaki yaitu Hashima Island di Jepang. Para pekerja didatangkan dari berbagai kota di Korea Selatan, mulai dari pria dewasa, perempuan hingga anak-anak kecil. 

Mereka diangkut menggunakan kapal besar, menuju sebuah pulau yang tak pernah mereka pikirkan sebelumnya. Dalam film tersebut mengisahkan, sebanyak 400 orang warga Korea yang didatangkan dan harus bekerja untuk menggali lapisan batu bara di sebuah terowongan besar. Kondisi kehidupan para pekerja paksa sangat mengenaskan, mereka harus rela hidup di bawah tekanan, jika menolak bekerja keras maka nyawa jadi taruhannya.

Juga tak sedikit di antara mereka yang berada dalam terowongan batu bara, meregang nyawa karena kecelakaan hingga terowongan sengaja dihancurkan menggunakan bom. Perilaku yang tidak manusiawi sangat terlihat jelas dalam film tersebut, menujukkan kekejaman Jepang terhadap warga Korea. Hingga pada akhirnya para pekerja paksa merencanakan untuk kabur dari pulau Hashima. 

Sebelumnya, Park Moo Young (So Joong Ki) seorang tentara kemerdekaan Korea Selatan, yang dilatih oleh militer Amerika Serikat dan dikirim ke Pulau Hashima, menyamar sebagai pekerja untuk menyelamatkan tokoh pejuang kemerdekaan. Namun diakhir cerita ia harus menyelamatkan semua pekerja untuk naik di atas kapal menuju negaranya. Namun aksi pelarian itu ketahuan dan terjadi peperangan yang sangat menegangkan. 

Kisah yang terangkum di film itu memperlihatkan potret tentang perjuangan para pekerja paksa, di masa akhir perang kemerdekaan Korea Selatan dan kekejian tentara Jepang memperlakukan para wanita yang dijadikan sebagai budak pelacuran (Jugun Ianfu). Kekejaman perang sangat kontras terlihat saat korban berjatuhan, mayat-mayat berserakan, hasil alam dikeruk habis hingga kesengsaraan dan kengerian yang tidak bisa dibayangkan.  

Penjajahan Jepang di Indonesia

Kekejaman tentara Jepang juga dirasakan oleh warga Indonesia. Masyarakat dijadikan sebagai pekerja paksa (Romusha), untuk menyokong kekuatan militer Jepang, warga Indonesia bekerja siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang. Para pekerja paksa ini dipaksa bekerja membangun jembatan, jalan raya, terowongan dan rel kereta api. 

Romusha juga dipekerjakan untuk mengeruk potensi alam nusantara seperti di pertambangan, menggali hasil bumi seperti batu bara, emas, minyak dan bahan mentah lainnya. Kemudian diangkut ke kaisaran Jepang. Sumber daya alam nusantara sebenarnya untuk mendukung industri-industri di tanah air mereka, sebab pada saat itu, Jepang sedang di embargo oleh Amerika Serikat, pasca serangan mendadak angkatan laut Jepang terhadap Armada Pasifik di Pearl Harbor, Hawaii Amerika Serikat pada 1941.

Kedatangan Jepang ke nusantara, awalnya diterima secara suka cita oleh warga dan tokoh pergerakan Indonesia seperti Soekarno dan Muhammad Hatta yang kelak menjadi presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Karena pada saat itu, Indonesia sedang menghadapi penjajahan dari Belanda yang berlangsung sejak lama.

Kedatangan Jepang yang mendarat pertama kali di Tarakan, Provinsi Kalimantan pada awal Januari 1942, ibarat angin segar karena Jepang menjanjikan akan menyerahkan kemerdekaan ke Indonesia dan terbebas dari penjajahan Belanda. Dengan kekuatan militer, Jepang berhasil mengusir Belanda dari tanah jajahannya tanpa mendapatkan perlawanan sengit dan setelah itu, Jepang mengirim ribuan pasukan tentara lalu menjajah Indonesia.

Jepang datang dengan mengusung tiga semboyan yang dikenal dengan Tiga A; Nippon pelindung asia, Nippon cahaya asia dan Nippon pemimpin asia atau disebut sebagai Tiga A. Istilah yang dikemas indah itu nyatanya seperti jebakan yang membawa rakyat ke lembah penderitaan.

Share159Tweet13Share5SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Penangkapan Terhadap Abu Hamzah Disertai Suara Ledakan Bom

Next Post

Kemarahan Prabowo Jadi Bahan Gorengan Lawan

Related Posts

Kerumunan warga Lisbon memenuhi jalanan setelah terpaksa meninggalkan stasiun Metro akibat listrik padam.
Internasional

Eropa Terguncang: Pemadaman Listrik Massal Luluhlantakkan Spanyol dan Portugal

by N. Halim
28 April 2025

Senin yang kelam melanda Eropa Barat. Dalam hitungan detik, jutaan penduduk Spanyol dan Portugal terseret ke dalam kegelapan total setelah...

Read more
Ketua KIP Pusat Mundur dari Posisi Ketua Umum Ika Usakti

Ketua KIP Pusat Mundur dari Posisi Ketua Umum Ika Usakti

8 July 2022
Wapres TInjau Gedung Sarinah

Wapres TInjau Gedung Sarinah

28 June 2022
Ma’ruf Amin Sebut Pisang Buah Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat Indonesia

Ma’ruf Amin Sebut Pisang Buah Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat Indonesia

31 March 2022
Perluas Pasar UMKM dan Hasil Pertanian dengan Digitalisasi di Pedesaan

Perluas Pasar UMKM dan Hasil Pertanian dengan Digitalisasi di Pedesaan

29 March 2022
Selama Libur Natal 2021 Jumlah Penumpang Kereta Rata-Rata 48.878 per Hari

Catat Tanggalnya, KAI Beri Potongan Harga Tiket Kereta hingga 60 Persen

26 March 2022
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In